Menulis Feature, Menggugah dengan Berita-Kisah, Oleh M. Anwar Djaelani, aktif menulis artikel, feature, dan buku
PWMU.CO – Feature adalah salah satu karya jurnalistik. Tulisan jenis ini berisi berita atau informasi tentang suatu kejadian, keadaan, atau apapun yang terkait semua aspek kehidupan.
Feature adalah berita yang disampaikan secara berkisah. Sebagai tulisan yang berdasarkan berita, tentu saja feature harus memuat 5W+1H. Hanya saja, cara penulisan feature tidak seformal berita. Hal ini, karena feature disampaikan dengan cara seperti orang yang sedang bertutur.
Feature menceritakan sebuah peristiwa dengan rinci dan disampaikan dengan bahasa yang “penuh warna” (semisal, bergaya sastra). Tujuannya agar pembaca tergugah seperti menjadi terhibur, gembira, sedih, marah, dan lain-lain perasaaan.
Sejumlah Rambu
- Harus Faktual
Feature dibuat berdasarkan fakta dan oleh karena itu menomorsatukan akurasi. Feature bukan fiksi (cerita rekaan, khayalan). Dengan demikian, meski feature ditulis dengan bahasa “penuh warna”, tidak boleh sampai menambah atau mengurangi fakta.
- Harus Akurat
Fakta yang dikisahkan dalam feature harus akurat. Jika tak memperhatikan akurasi, akan menyesatkan pembaca. Ingat-ingatlah, akurasi adalah sisi terpenting dari berita dan/atau feature.
Pastikan akurasi dari hal-hal seperti berikut ini: Nama orang atau lembaga (termasuk ejaannya), umur orang, dan istilah yang dipakai (usahakan yang mudah dimengerti semua kalangan).
- Boleh Melibatkan Perasaan
Di dalam feature dimungkinkan seorang penulis melibatkan perasaan dan pikirannya sendiri yang bisa membuahkan hasil berupa tersentuhnya hati pembaca. Di titik ini, tersajikannya feature yang enak dibaca menjadi sangat mungkin.
- Dengan Berkisah
Pada feature, kita mengisahkan sebuah berita. Penulis feature berposisi seperti seorang juru kisah, yang bertutur tentang sebuah peristiwa. Terkait ini, feature sering disebut “jurnalisme bertutur” atau “jurnalisme naratif”.
Adapun konsekwensi model bertutur, pada feature tak perlu memperhatikan struktur piramida terbalik seperti pada penulisan berita. Hal penting yang harus dipenuhi, bahwa feature yang kita tulis bisa membentuk cerita yang baik.
- Memuat Kutipan yang Menghidupkan Kisah
Perkataan atau kutipan langsung dari “tokoh” yang ada di feature kita merupakan salah satu faktor yang paling efektif dalam menjadikan tulisan menarik. Pemakaian kutipan, baik berbentuk dialog maupun monolog, memberikan warna yang segar dalam sebuah kisah.
Struktur Feature
Struktur penulisan feature, sebagai berikut:
- Judul
- Paragraf awal / lead
- Isi
- Penutup
Pemilihan kata pada judul feature, tidak formal. Panjang judul feature “lebih mudah diatur” jika dibandingkan dengan judul berita yang harus ringkas.
Setelah judul, paragraf awal sebuah feature adalah bagian terpenting. Hal ini karena dapat mengarahkan perhatian pembaca pada sudut pandang dari kisah kita.
Tubuh feature berisi situasi dan proses peristiwa / kejadian. Di dalamnya, berisi penjelasan mendalam tentang mengapa (why) dan bagaimana (how).
Penutup ada di paragraf bagian akhir, bisa satu paragraf atau lebih. Isinya, kesimpulan dan pesan dari feature kita.
Macam-Macam Feature
Mari, bersiaplah menulis feature. Sebelumnya, kita perlu mengenal jenis-jenis feature. Ternyata, jenisnya banyak, antara lain:
- Feature Berita
- Feature Biografi
- Feature Perjalanan
- Feature Tips
- Feature Sejarah
Feature-kan, Mari!
Aktiflah menulis feature. Secara sederhana, feature itu berita yang ditulis panjang. Feature itu, bahasanya lebih cair jika dibandingkan dengan berita. Bukan hanya cair, bahasa feature boleh bersastra-sastra.
Menulis feature-lah! Feature-kan secara simpatik, apa yang kita kerjakan dan/atau kita lihat. Tulislah, kabarkan semua secara indah. Perhatikanlah beberapa contoh berikut ini.
Anda hadir di sebuah pengajian dengan penceramah ternama dari sebuah pesantren terkenal. Tulislah tentang acara yang Anda ikuti itu. Jangan lupa, periksalah, apakah unsur 5W plus 1H sudah terpenuhi? Acara itu; kapan dilaksanakan dan di mana? Lalu, apa temanya dan apa saja isi ceramahnya? Juga, siapa penceramahnya dan siapa saja yang hadir? Pun, mengapa acara itu diadakan dan mengapa banyak yang hadir? Lalu, bagaimana jalannya pengajian itu?
Kembangkanlah tulisan Anda! Tulislah, apa poin-poin penting isi ceramah. Jelaskan secara lengkap semua poin tersebut atau cukup satu poin saja yang Anda nilai paling baik.
Masih pada feature Anda, bisa ditambahkan profil (lengkap) dari si penceramah. Tulis riwayat pendidikannya, riwayat organisasinya, dan aktivitas kesehariannya. Bisa ditambahkan juga profil dari pesantren tempat si penceramah berkhidmat; Nama pesantren, usianya, alamatnya, jumlah santrinya, nama-nama lulusannya yang terkenal (jika ada), dan lain-lain hal yang menarik.
Jangan lupa, lengkapilah dengan foto-foto yang relevan. Foto-foto itu, terutama saat dia berceramah dan suasana pengajian.
Berikut ini, contoh lain. Misal, Anda mengajar di sebuah Sekolah Dasar (SD). Suatu saat, salah seorang murid Anda menjadi juara pada acara Pemilihan Dai Kecil (Pildacil). Maka, feature-kan berita itu, sebab menarik dan bermanfaat untuk diketahui masyarakat luas.
Tulislah nama kegiatan yang diikuti si murid. Berapa pesertanya dan dari mana saja. Tulislah nama murid yang menang. Kelas berapa dia, putra siapa, dan siapa guru yang melatihnya? Tulis di mana, kapan, dan mengapa acara lomba itu diadakan?
Terasa unsur 5W+IH sudah terpenuhi. Sekarang, kita kembangkan. Tulis secara lengkap profil si murid, seperti tentang tempat dan tanggal lahirnya. Juga, pendidikan yang didapatnya sebelum menjadi murid di SD tersebut.
Tulis profil orangtua si murid, semisal pendidikannya, profesinya, dan aktivitasnya di tengah-tengah masyarakat. Tulis, bagaimana di rumah si orangtua mendidik anak-anaknya (terutama di aspek agama). Gali informasi, untuk kemudian ditulis, apakah secara khusus si orangtua memang menyiapkan anaknya untuk menjadi seorang dai yang istikamah?
Jangan lupa, lengkapilah dengan foto-foto yang relevan. Foto-foto itu, terutama saat dia sedang di panggung di lomba itu. Bisa ditambahkan foto SD tempat dia bersekolah. Juga, foto guru pembimbing dan orangtuanya.
Satu contoh lagi! Anda baru datang dari sebuah perjalanan wisata, misal dari Turki. Tulislah; kapan itu dilakukan? Ke kota atau destinasi wisata apa sajakah selama Anda di Turki? Apa saja yang Anda lakukan di Turki? Siapa Anda dan dengan siapa saja Anda ke Turki? Mengapa Anda memilih Turki sebagai tujuan wisata? Terakhir, bagaimana gambaran secara keseluruhan agenda Anda selama di Turki.
Tampak, unsur 5W+1H sudah terpenuhi. Sekarang, kita kembangkan kisah itu. Pilih salah satu atau semua kota/tujuan wisata yang Anda kunjungi, untuk dikisahkan secara panjang-lebar. Juga, kisahkan secara rinci model perjalanan Anda, apakah berangkat sendiri atau bersama rombongan yang dikoordinasi sebuah agen perjalanan.
Pun, kisahkan bagaimana performa rata-rata warga Turki terutama jika sedang berhadapan dengan tamu asing. Hal lain, kisahkan secara menarik menu makanan yang Anda temui. Juga, berilah gambaran tentang sejarah Turki secara umum.
Jangan lupa, lengkapilah feature Anda dengan foto-foto yang relevan. Foto-foto masjid yang indah, misalnya. Foto-foto dengan latar belakang sejarah yang kental, misalnya.
Berkisah, Beritakan!
Jika menulis berita bisa semudah bercerita maka menulis feature juga sama. Hal ini, karena unsur dasar feature adalah berita. Bedanya, di cara penyampaiannya.
Feature lebih longgar karena setidaknya dua hal. Pertama, tulisan feature lebih panjang jika dibandingkan berita. Seberapa panjangkah? Tak ada pedoman khusus tentang hal ini. Terkait, silakan perhatikan contoh berbagai feature di banyak media. Hanya saja, jika sekadar ancar-ancar, panjang feature bisa di sekitar 6.000 sampai 12.000 karakter. Kedua, dalam bahasa penyampaian, feature lebih luwes.
Dengan beberapa “kelebihan” yang dimiliki feature, silakan, menulislah! Tampillah secara simpatik, yang diwakili oleh feature yang kita buat. Gugah masyarakat dengan berita-kisah kita. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni