Nama Darah Segar Calon PWM Jatim oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.
PWMU.CO – Seorang Pimpinan Cabang Muhammadiyah setengah bertanya:
”Musywil sekarang lain ya, Pak?”
”Apanya yang lain?” saya bertanya balik.
”Dulu tidak ada polling-pollingan, sekarang ada,” jawabnya.
”Ya, iyalah. Sekadar penjajagan. Biar ramai,” jawab saya asal saja.
Pimpinan itu diam mendengar jawaban ini. Entah apa yang ada di benaknya.
PWM Jatim memang beda. Penuh dinamika. Lihat saja lompatannya dalam lima tahun terakhir. Amal usaha berkembang cukup pesat. Langkahnya menjangkau Indonesia dan dunia. Masih segar di ingatan kita tentang rencana membeli gereja di Arcana, Spanyol. Banyak yang bilang kalau PWM Jatim berasa PP.
Alih-alih menunggu instruksi PP tentang pelaksanaan Musywil dan Musyda, jauh sebelum Muktamar Ke-48 berlangsung PWM Jatim sudah menetapkan pelaksanaan Musywil ke-16 tanggal 24-25 Desember 2022 di Ponorogo.
Alasannya dua. Pertama, karena usia periodisasi ini yang sudah 7 tahun akibat pandemi Covid. Kedua, Ketua PWM Jatim sudah menjadi anggota PP yang tak bisa dirangkap dan ada kursi kosong yang perlu segera diisi pimpinan baru.
Musywil Berasa Muktamar
Musywil ke-16 di Ponorogo nanti juga dirancang bak muktamar ke-48 di Solo, meskipun tidak sebesar dan semeriah di sana. Penggembira yang sudah mendaftar dan hadir di Kota Reog sekitar 11.000 orang.
Dipilihnya Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) sebagai locus dan sentra Musywil mencerminkan kampus sebagai pusat peradaban Muhammadiyah. Kegiatan semarak Musywil sudah meramaikan mulai seminar ekonomi, napak tilas gerilya Jenderal Sudirman, Kejurda Pencak Silat Tapak Suci, hingga Green Walk Lively berhadiah motor, sepeda gunung, kulkas, mesin cuci, dan lain-lain. Ini menunjukkan kesiapan panitia menyemarakkan, menyambut, dan membuat secure peserta dan penggembira.
Rencana menampilkan 16 qari dan 16 reog Dadak Merak dalam pembukaan menambah kesan kemeriahannya.
Iming-iming panitia memberi lima hadiah umrah bagi anggota Musywil dan 5 motor bagi penggembira membuat mereka semakin termotivasi datang ke Bumi Reog. Antisipasi membeludaknya penggembira maka pembukaan Musywil yang semula direncanakan di Expotorium Umpo dipindah ke Alun-alun Ponorogo.
Kehadiran langsung Gubernur Jatim dan Ketua Umum PP di pembukaan nanti akan menambah kesemarakannya.
Tidak salah kiranya jika desain Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim ini bak muktamar. Inilah Musywil berasa muktamar.
Nama Darah Segar
Suasana jelang Musywil juga mirip pramuktamar. Mungkin lebih greget dan menggigit. Wacana darah segar ditangkap oleh eksponen AMM-IMM sebagai chance tampilnya sosok muda, segar dan progresif mengisi daftar 13 pimpinan wilayah.
Mereka serius mempersiapkan dan mempromosikan kader-kader muda baik melalui sarasehan sumbangsih kader di Universitas Muhammadiyah Gresik maupun lobi-lobi intensif ke daerah.
Sementara kosongnya enam kursi non incumbent mendorong PDM-PDM mencalonkan tokoh terbaiknya untuk turut mengisi kekosongan itu. Apalagi muysawarah wilayah ini merupakan domain daerah. Suara sangat ditentukan oleh peserta dari PDM dan PCM se-Jatim.
Paling tidak ada tiga kaukus kelompok memunculkan nama darah segara yang akan memperebutkan kursi kosong PWM. Yaitu incumbent yang sudah mapan dan populer, AMM, dan PDM. Sangat mungkin akan terjadi kasak-kusuk, saling gasak, dan gesek di antara mereka.
Dari kalangan Angkatan Muda Muhammadiyah muncul nama seperti M. Sholihin Fanani, Dikky Sadqamullah, dan Moh. Abduh.
Kaukus PDM tak mau kalah. Surabaya-Madura mengusung Moh. Arif’an dan Tamar Jaya. PDM Balapan (Pasuruan hingga Banyuwangi) menyodorkan Mukhlish dan Kusno.
Wilayah Mataraman dan sekitarnya mengusung Hidayaturrahman dan M. Munir. Kaukus Malang Raya mengajukan M. Nurul Humaidi, Nazaruddin Malik, Nurbani Yusuf, M. Zainul Muslimin, dan Sasmita Djati.
Mereka adalah calon-calon unggulan yang diharapkan mampu bersaing dengan calon incumbent yang namanya sudah mengakar di benak anggota Musywil.
Peluang mengisi 13 besar PWM menjadi terbuka. Semua punya kesempatan sama. Tidak ada calon wajib atau sunnah. Yang ada wajib semua. Musyawirin nanti yang akan menentukannya. Siapapun yang terpilih, harus diterima dan yang tidak terpilih harus legawa. Tak boleh baper apalagi stres sampai kelenger.
Jadi Seksi
Muhammadiyah sekarang memang seksi dan sedikit genit. Malu-malu tapi mau. Tidak boleh minta jabatan tapi kalau diberi amanah harus diterima. Rasanya baru kali ini terjadi Musywil begitu heboh, full of spirit dan berdaya tawar antar daerah.
Rasanya tidak terlalu relevan bicara nama darah segar atau darah kental. Incumbent atau new comer karena semua unggul. Kita tidak boleh terpaku kepada kemapanan.
Juga tidak bisa terlalu mendesakkan perubahan. Tidak ada yang merasa superior ataupun inferior. Sepanjang memiliki kapasitas, kompetensi, integritas, selesai urusan diri dan siap berhikmad, mengabdi siapapun berhak maju dan dipilih dalam 13 PWM nanti.
Editor Sugeng Purwanto