Siswa SpemdalastJuara III Lomba Bulu Tangkis, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jawa Timur Ibnu Sina Al Kautsar menyabet juara III Lomba Gresik Berjoeang Cup cabsng olahraga bulu tangkis tingkat Kabupaten Gresik, 19-22 November 2022.
Dalam lomba yang diselenggarakan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Gresik, siswa kelas IX ini harus melawan peserta dari yang umurnya lebih tua.
“Lomba ini memakai ukuran usia, peserta kelahiran 2005-2007. Jadi saya harus melawan peserta dari level SMA,” ujarnya, saat diwawancarai PWMU.CO, Senin (19/12/22).
Cowok kelahiran Gresik 31 Desember 2007 ini mengaku harus mengeluarkan ekstra keras karena harus berhadapan peserta yang lebih tinggi level sekolahnya. “Ya, ini tantangan yang harus dihadapai. Intinya harus mengikuti semua instruksi dari pelatih saja,” tambahnya.
Rela Cuti
Ibnu menjelaskan ketertarikan dalam bulu tangkis sudah ada sejak dari bangku TK. Ketertarikan ini, selain mengikuti jejak sang ayah yang juga gemar bulu tangkis, dia juga ingin mengasah mental juara saat mengikuti pertandingan.
“Sejak TK sudah ikut club. Sekarang saya mengikuti rutin latihan di PB Semen Gresik. Di club ini, jadwal latihannya ada 4 kali dalam sepekan. Kadang menambah 1 kali latihan dengan bapak-bapak secara mandiri di luar yang diinstruksikan pelatih,” katanya putra pasangan Atim dan Alif Hidayati ini.
Dia memaparkan berlatih bulu tangkis dan mengikuti lomba, selain kesukaan dalam olahraga, bisa menjadi sarana untuk berlatih karakter, khususnya berlatih mental. Kalah menang dalam lomba itu biasa, yang paling penting adalah bangkit dari kekalahan dan bisa menjadi juara itu yang luar biasa.
“Inilah latihan mental sesungguhnya dalam olahraga.”
Ketika ditanya siapa yang sering memberikan dukungan di luar lapangan, cowok yang memiliki menggambar ini mengaku sosok ayah selalu hadir dalam memberikan dukungan sekaligus motivasi.
“Ayah sering kali mengambil cuti kerja ketika saya ada lomba,” ucapnya.
Tidak hanya sekadar hadir di luar lapangan, lanjutnya, ayah sering memberikan wejangan supaya bermain dengan baik, tidak boleh tegang, dan main secara lepas saja. Kalau sosok pelatih lebih ke arah memberikan semangat ketika kalah dalam pertandingan.
“Hari ini kalah, pada lomba yang akan datang tidak boleh diulangi kekalahkan ini. Harus lebih baik permainannya dan memenangkan pertandingan per pertandangannya,” katanya.
Editor Mohammad Nurfatoni.