PWMU.CO– SMAMX, sebutan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya menerima penghargaan Anugerah Revolusi Mental (ARM) 2022 dari pemerintah.
Penghargaan diterima di acara ARM 2022 di Jakarta Rabu (21/12/2022) pagi.
Hadir Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof. Muhadjir Effendy, dan ratusan peserta dari seluruh Indonesia. SMAMX satu-satunya wakil Muhammadiyah yang memperoleh penghargaan itu.
Sekolah ini diberi penghargaan sebagai Lembaga Mitra Pemerintah yang konsisten melakukan aksi nyata dalam ajang Anugerah Revolusi Mental (ARM) 2022.
Piala diberikan oleh MenKo Muhadjir Effendy. ”Pemberian penghargaan ini sebuah dukungan pemerintah kepada individu-individu dan lembaga yang selama ini giat melakukan perubahan serta inovasi pada bidangnya, salah satunya SMAMX,” ujar Muhadjir.
Dia berharap, penghargaan ini memacu SMA Muhammadiyah 10 Surabaya mempertahankan ide-ide kreatifnya. Semakin mampu memberikan dampak nyata bagi perubahan budaya dan mental masyarakat sekitarnya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, SMAMX merupakan lembaga yang mendukung program Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
”Gerakan Nasional Revolusi Mental terdiri dari tiga poin, yakni Integritas, Gotong Royong, dan Etos Kerja. Bangsa kita dapat berubah jika tiga poin tersebut dijalankan secara konsisten oleh semua elemen,” kata Wapres Maruf Amin.
SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, sambung dia, konsisten melakukan tiga poin tersebut dalam penyelenggaraan aktivitas pendidikannya. Terutama dalam pembinaan atlet berprestasi dan siswa disabilitas.
Sementara Kepala SMAMX Sudarusman yang hadir menerima penghargaan tersebut sangat berbangga hati dengan pencapaian ini. Sebagai sekolah baru berusia delapan tahun, dirinya merasa bentuk pendidikan yang dijalankan oleh sekolahnya telah berada dalam jalur yang benar dan bermanfaat bagi banyak siswa.
”Penghargaan ini memberikan semangat pada semua warga sekolah bahwa sekolah ini telah berada dalam jalur yang benar dalam mengembangkan kemampuan siswa-siswinya,” ucap Pak Sudar, panggilan akrabnya.
Dia berharap, tidak berhenti dalam titik ini saja. Namun juga mampu menemukan inovasi-inovasi baru agar semakin mengembangkan sebuah sekolah berbasis luas dan dapat dirasakan oleh seluruh Indonesia.
Editor Sugeng Purwanto