Tips Memilih 13 Anggota PWM oleh Agus Purwanto, Guru Besar ITS, Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim.
PWMU.CO – Nama 64 calon Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur 2022-2027 telah dirilis. Sebagian orang sudah merancang 13 nama lalu disebar di WA. Rancangan ini disebar untuk meramaikan suasana jelang Musywil, sekaligus memengaruhi anggota Musywil. Hanya anak yang belum dewasa yang terpengaruh.
Ada waktu lebih dari 48 jam bagi anggota Musywil untuk mempelajari profil para calon. Monggo dipelajari agar memilihnya lebih mantap.
Saya adalah salah seorang dari 102 nama yang disodori formulir kesediaan tetapi tidak mengembalikan. Karena itu saya bisa “kampanye” siapa yang seharusnya dipilih. Nyatanya, calon ada 64 sedangkan yang harus dipilih hanya 13. Artinya, ada 51 nama yang tidak dipilih.
Persyarikatan ini harus terus berkiprah dengan melanjutkan dan menuntaskan program terdahulu yang belum tuntas. Harus ada kesinambungan. Karena itu nama calon pertama yang harus dipertimbangkan untuk dipilih adalah tujuh nama lama.
Ketujuh nama itu, sesuai huruf dan tanpa gelar adalah Biyanto, Hidayatulloh, Moh. Sulthon Amien, Sukadiono, Syamsudin, Tamhid Mashudi, dan Thohir Luth. Boleh dipilih semua atau dikurangi satu atau maksimum dua. Sekali lagi untuk kesinambungan program.
Selanjutnya melengkapi nama tersebut, tinggal enam atau tujuh orang. Seperti kita tahu Jawa Timur itu provinsi dari ujung barat Pacitan-Ngawi hingga ujung timur Banyuwangi-Kangean dan berkantor di Surabaya. Artinya, para pimpinan terpilih harus sering berkumpul dan membahas masalah persyarikatan di Surabaya. Kemudian turba dari Ngawi ke Banyuwangi, dari Pacitan ke Kangean.
Sekarang memang era informasi dan ada media Zoom, tetapi masalah persyarikatan tidak cukup dibahas via Zoom. Sesekali musyawarah via Zoom bisa saja, selebihnya bertemu langsung.
Dengan demikian calon yang sebaiknya dipilih adalah mereka yang bisa datang ke Surabaya secara rutin dan dalam waktu relatif singkat.
Bila calon tinggal di Pulau Bawean atau Kangean tentu sulit diharapkan bisa ke Surabaya secara rutin. Tidak setiap saat Laut Kangean dapat dilalui dengan tenang sehingga tidak setiap saat ada kapal menyeberang Kangean-Sumenep.
Bila nama yang dapat ke Surabaya masih cukup banyak, tentu perlu dilihat rekam jejaknya di persyarikatan selama ini. Tipe pekerja atau tipe juragan yang banyak bicara minim kerja.
Jika belum punya rekam jejak yang cukup, tidak usah dipilih. Orang seperti ini diaktifkan dulu di majelis atau lembaga.
Bentangan Pacitan-Kangean menuntut sosok dengan kondisi fit dan mempunyai waktu cukup untuk keliling. Waktu cukup itu berarti keleluasaan untuk turun gunung di wilayah Jawa Timur. Keleluasaan berasal dari kemapanan finansial dan status calon.
Terakhir, Muhammadiyah itu gerakan pembaharuan Islam. Meskipun model kepemimpinannya kolektif kolegial tetapi tempatkan calon dengan keluasan dan kedalaman ilmu agama dalam pilihan utama dan pertama.
Kesuksesan pimpinan periode sekarang, selain faktor dukungan manajer andal tetapi yang utama dikomando oleh sosok yang alim dan luas ilmu agamanya, Kiai Sa’ad Ibrahim. Kealimannya ini yang membuat Muhammadiyah Jatim disegani di provinsi utamanya oleh saudara kita Nahdliyyin.
Selamat bermusywarah dan memilih nakhoda Persyarikatan Muhammadiyah Jawa Timur 2022-2027.
Editor Sugeng Purwanto