Semangat Jenderal Soedirman Jadi Pesan Milad Pandu HW, liputan kontributor PWMU.CO Bojonegoro Agus Santoso
PWMU.CO – MI Muhammadiyah 7 Kenep Bojonegoro, Jawa Timur mengadakan upacara Milad Ke-104 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) di lapangan madrasah yang diikuti seluruh siswa, Selasa (20/12/22).
Kepala Madrasah Suprapto SAg mengatakan gerakan Pandu HW pertama kali dideklarasikan pada tahun 1819 M di Yogyakarta yang dipelopori Jenderal Soedirman.
“Saat ini pandu HW pada tahun 2022 yaitu berusia 104 tahun,” katanya.
Dia memaparkan HW bergerak dan mengerakkan merupakan tema Pandu HW pada Milad ke-104 pada tahun 2022 kali ini. Dua kata yang memiliki makna aktif untuk mengilhami karakter dari Bapak Pandu HW yaitu Jenderal Soedirman.
“Perang yang dilakukan Jenderal Soedirman yaitu perang gerilya atau bisa disebut dengan perang secara sembunyi-sembunyi. Artinya melakukan perang dengan cara tidak terbuka. Contohnya melakukan serangan dadakan setelah itu menghilang,” ceritanya saat memberikan sambutan.
Perang Gerilya
Suprapto menjelaskan pada perang gerilya kali itu yang dikomandoi langsung Jenderal soedirman, yang mana pada waktu itu dalam kondisi sakit parah. Jendral Soedirman rela naik turun gunung dan masuk ke luar hutan dengan cara ditandu demi mempertahankan Bangsa Indonesia dari penjajah Belanda.
“Jenderal Soedirman juga tegas dalam menghadapi penjajah Belanda. Dia tidak segan-segan mengikuti peperanga,n bukan hanya sekadar memberi arahan,” katanya.
Pesan yang dapat diambil dari sosok pemimpin, lanjutnya, di antaranya seorang pemimpin tidak hanya sekadar memberi komando, ataupun perintah kepada bawahannya, tapi juga ikut melaksanakan yang diomongkan.
“Siswa MI Muhammadiyah 7 Kenep sangat luar biasa. Dalam upacara Milad Pandu HW, meskipun matahari bersinar begitu terik, namun itu semua tidak mematahkan semangat siswa. Harapnya ada semangat yang membara yang dapat ditiru dari sosok jendral Sudirman,” pesannya.
Di era yang begitu moderen kali ini, sambungnya, pemuda Muhammadiyah harus bisa bergerak dan menggerakkan demi tercapainya masyarakat Islam yang sebenar benarnya,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.