Universitas Muhammadiyah Cirebon Studi Banding ke Musywil Ponorogo; Liputan Syahroni Nur Wahid, dari Ponorogo.
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah (UM) Cirebon Jawa Barat melakukan studi banding di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) Jawa Timur, Sabtu (24/12/2022).
Kegiatan ini, dilakukan dalam rangka untuk belajar pelaksanaan Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur, yang kemudian akan diadopsi untuk pelaksanaan Musywil di Jawa Barat pada Februari 2023 mendatang.
Kepala Biro Kemahasiswaan UM Cirebon, Rusnanto mengatakan, Jatim merupakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di Jawa yang pertama melakukan Musywil setelah Muktamar.
“Oleh sebab itu, kami melakukan studi banding, agar dalam pelaksanaan Musywil Muhammadiyah Jawa Barat nanti sukses seperti Jatim,” ungkapnya kepada PWMU.CO.
Beberapa hal yang ia pelajari ialah; sarana prasarana yang memadai, presensi yang canggih dengan menunjukkan id card, cathering dan tempat makan yang ada tenda, termasuk tempat tidur 1000 bantal.
“Terkait e-voting, kita juga belajar. Namun kita juga sudah punya ahlinya, sehingga nanti tinggal mengadopsi dari Jatim,” jelasnya.
Muhammadiyah Jatim Bagus untuk Dicontoh
Saat diwawancarai PWMU.CO, di depan Expotorium Umpo, Rustanto mengaku, Jawa Timur bagus untuk dicontoh, sehingga pihaknya berniat studi banding sekarang.
“Universitas Muhammadiyah Cirebon sudah berbincang dengan rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo terkait pelaksanaan Muktamar agar bisa dicontoh,” paparnya.
Dia menjelaskan, gedung yang dimiliki Umpo lebih besar daripada UM Cirebon. Namun dari kapasitas, UM Cirebon punya rumah sakit yang diberi nama RS Universitas Muhammadiyah Cirebon.
“Kalau dilihat dari sisi kapasitas mahasiswa, UM Cirebon mempunyai 7000 mahasiswa. Untuk rumah sakit, dulunya sepi. Lantas RS itu dibeli kampus dan dijadikan rumah sakit kembali untuk diperbaiki,” jelasnya.
Dia mengatakan, anggota Musywil Muhammadiyah Jawa Barat terdata ada 840 peserta.
“Untuk jarak, dari UM Cirebon itu sekitar 100 meter ada stadion yang baru dibangun. Rencananya, stadion ini akan dimusyawarahkan ke Pemda, agar bisa dipakai perdana untuk Musywil Muhammadiyah Jawa Barat,” terangnya.
Rusnanto menjelaskan, kapasitas stadion sekitar 5000 orang. Kalau nanti ada penggembira, maka bisa juga mengikuti kegiatan di luar arena stadion.
“Dari Ciamis saja, tiap PCM, biasanya kalau ada Musywil minimal memberangkatkan satu bus,” tuturnya.
Besarnya Pengaruh Media
Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jatim, Sugeng Purwanto mengingatkan, agar UM Cirebon tidak lupa untuk mempersiapkan tim media, lebih-lebih harus disiapkan jauh hari.
“Di sini, awalnya diperkirakan hanya 4000 orang yang akan hadir. Namun ketika dibentuk tim media center, jadi membludak hingga 12.000 lebih peserta dan penggembira yang hadir,” tutur Sugeng yang akrab disapa SGP ini.
Sementara itu, salah satu Panitia Musywil, Riyanto mengatakan, dalam kegiatan Musywil ini, disediakan 7 hadiah umroh untuk peserta, 5 motor dan 3 kulkas untuk penggembira.
“SWP 250.000 habis jika dipakai konsumsi. Jadi kita tidak hanya memakai SWP, namun juga ada pihak lain yang menjadi sponsor, seperti Lazismu dan yang lain,” terang Riyanto kepada Rustanto ketika ditanya perihal hadiah.
“Selain itu juga ada bakso yang diberikan secara cuma-cuma sebanyak 10.000 porsi dari Lazismu,” katanya.
Agus Rustanto mengatakan, untuk makanan, ketika Musywil di Jawa Barat, rencananya akan dibagikan makanan khas Jabar, misalnya empal gentong dan lainnya.
“Selain dapat fasilitas yang disebutkan tadi, peserta juga akan mendapatkan kit yang menarik, salah satunya tas beserta isinya,” paparnya.
Rustanto mengaku, selain ingin studi banding perihal Musywil, UM Cirebon juga tertarik tentang berita, bahwa Muhammadiyah Jawa Timur ingin membeli gereja di Spanyol. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni