Siswa SMAMX Surabaya Unjuk Gigi di Acara Pentas Seni Musywil, liputan langsung Ichwan Arif dari Ponorogo
PWMU.CO – Vokalis SimponySmamx SMA Muhammadiyah 10 (SMAMX) Surabaya Muhammad Salman Alfarizky tampil percaya diri yang tinggi.
Dengan senyuman, dia menyapa penonton yang menyaksikan acara Pentas Seni Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-16 Muhammadiyah, Sabtu (24/12/22)
Dengan menggunakan baju putih dan memakai udeng Suroboyoan warna merah, dia mulai menyanyi yang diiringi orkestra dengan harmonisasi sangat apik.
Ditemui setelah menyanyikan lagi ketiga, dia mengaku sudah terbiasa tampil di depan penonton sehingga sapaan dan lantunan lagu mengalir dengan baik.
“Selain latihan, pengalaman tampil juga memberikan rasa percaya diri yang tinggi. Sebelum di Musywil, kami juga tampil di acara Muktamar di Surakarta lalu,” katanya.
Sekolah Keberbakatan
Ditemui PWMU.CO saat acara Pentas Seni, Koordinator Ekstrakurikuler Alif Lestari MPd mengatakan SMAMX ini dikenal dengan sebutan Sekolah Keberbakatan.
“Di sekolah ini memiliki orkestra yang di dalamnya ada 3 siswa disabelitas,” ujarnya.
Dalam menyiapkan mengisi acara di Musywil, Alif memaparkan siswa menyiapkan selama 3 pekan. Dalam menyiapkan ini pun berbarengan dengan ujian sekolah.
“Pagi ujian, siang latihan, malam belajar,” ungkapnya.
Dalam orkestra ini ada 27 siswa. Untuk alat musik yang dimainkan, antara lain biola, alat tiup terompet, saksofon, violim, sello, dan keyboard, dan juga drum.
Mereka yang ikut main di sini adalah siswa yang mengikuti kelas ekstra dengan nama potensi orkestra. Selain memerikan acara Muhammadiyah, seperti Muktamar, maupun Musywil, orkestra SMAMX juga pernah tampil di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
“Pernah juga tampil di Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Dinas Kesehatan Surabaya, dan undangan dari acara Kampus Expo.
Jaga Harmonisasi
Alif menyampaikan kalau berkaitan dengan menjaga harmonisasi, itu hanya masalah waktu. Mereka membutuhkan waktu latihan dan jam terbang dalam mengisi acara dengan begitu kemahiran mereka akan semakin terasah.
“Kadang ada kendala dalam mengajari anak-anak yang disabilitas, tetapi itu hanya masalah teknis ketika mereka harus tampil di luar sekolah saja, tetapi kalau teknis musik tidak ada kendala berarti.”
Dia berharapan dengan semakin seringnya diberi panggung bagi siswa untuk pentas, mentalitas siswa semakin kuat, semakin bagus.
Selain itu, sambungnya, kebersamaan di tim juga semakin kuat. Target 1-2 tahun ke depan, SimponiSmamx ini bisa tampil di ajang internasional.
“Maka di sinilah daya juang menjadi poin penting dan harus ditanamkan mulai sekarang,” tandasnya.
Dalam mengisi Pentas Seni Musywil ini, SimponySmamx sudah menyiapkan 10 lagu. Ada yang berbahasa Jawa, Indonesia, Barat, dan juga salawatan.
Sekitar pukul 20.15, hujan turun. Penonton pun langsung semburat. Pemain SimponySmamx yang pentas di depan panggung utama pun menyelamatkan diri. Alat musik pun diangkut dengan cepat. Mereka pun hanya sempat memainkan lagu keempat dari 10 lagu yang sudah disiapkan.
Hujan semakin deras di Bumi Reog. Jam terus merangkak pada dinding malam. Garis hujan pun belum berhenti. Beberapa pemain gamelan untuk mengiringi pagelaran wayang mulai menyiapkan diri. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni