Didominasi akademisi, begini harapan Zainuddin Maliki pada formasi PWM Jatim yang baru; Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO.
PWMU.CO – Musywil Ke-16 Ponorogo, selain mengamanahkan Dr dr Sukadiono MM sebagai ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim yang baru, juga menampilkan formasi 13 pimpinan yang terpilih.
Ditemui PWMU.CO saat mengikuti Kajian Ahad Pagi Al Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ahad (25/12/22), Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN Prof Dr Zainuddin Maliki, yang pernah menjadi Wakil Ketua PWM Jatim periode sebelumnya, mengatakan, komposisi dan formasi PWM Jatim tahun ini diisi akademisi, pengusaha, mubaligh, dan aktivis pemuda.
“Saya melihat pimpinan wilayah yang terpilih di Musywil Ke-16 ini warnanya lebih dominan akademisi. Saya menaruh harapan lahir gagasan-gagasan yang lebih inovatif, karena tipikal akademisi itu kan memunculkan gagasan-gagasan alternatif,” ujarnya.
Sehingga, sambungnya, kemudian Muhammadiyah ini betul-betul bisa menjadikan modal sosial yang sudah dibangun selama ini oleh pimpinan-pimpinan periode sebelumnnya, menjadi modal untuk tumbuh dan mengembangkan dakwah yang lebih luas lagi.
“Ada wilayah-wilayah dakwah yang menurut hemat saya belum mendapatkan sentuhan sebagaimana yang kita harapkan yaitu wilayah ekonomi dan politik,” jelasnya terkait komposisi PWM Jatim yang didominasi akademisi.
Kawin Mawin Politik Ekonomi
Kemarin saat pembukaan Musywil, Prof Haedar meminta agar Muhammadiyah terdepan dalam penguatan nilai-nilai, kemudian membangun persatuan dan kesatuan, membangun kolaborasi, dan terdepan di wilayah pendidikan, kesehatan, dan disebut juga ekonomi.
“Saya juga berharap tidak hanya memperluas di wilayah ekonomi tapi juga politik, karena sekarang ini terjadi kawin-mawin antara ekonomi dan politik. Kita mengamati politik tidak bisa tanpa melihat dinamika ekonomi. Mengamati pelaku ekonomi tidak bisa lepas dan harus mengamati pelaku politik. Karena terjadi kawin-mawin antara ekonomi dan politik,” paparnya.
Kajian-kajian politik, kata dia, harus dilengkapi dengan kajian ekonomi, begitu juga sebaliknya. Dengan komposisi akademisi yang dominan di pimpinan wilayah, mulai dari Pak Suko, Prof Biyanto, Prof Thohir Luth, Prof Sasmito Djati, kemudian Kiai Syamsuddin, yang seorang dai sekaligus akademisi, Prof Zainuddin menaruh harapan besar bisa membuka Langkah-langkah baru.
“Modal yang sudah dibangun, pendidikan yang sudah berkembang, bahkan Jawa Timur mempunyai gagasan besar untuk membeli rumah ibadah yang ada di Eropa. Saya yakin bisa bisa menyentuh ranah yang selama ini kurang diberi sentuhan, yakni ekonomi dan politik. Wilayah ini sangat strategis, apalagi tahun ke depan ini adalah tahun-tahun politik,” ungkapnya.
Menghadapi Tahun Politik
Tahun 2024, lanjut dia, kita akan menghadapi pemilu. Mantan Rektor UMSurabaya tersebut berharap pimpinan wilayah yang baru punya langkah-langkah cerdas dan langkah strategis dan terukur untuk menghadapi Pemilu 2024.
Sehingga kemudian Muhammadiyah ke depan bisa benar-benar punya kemampuan untuk memberi sentuhan, sehingga arah dan kiblat politik di negara ini benar-benar menjunjung nilai-nilai utama, kemudian benar-benar politik yang menumbuhkan demokrasi.
“Demokrasinya bukan hanya prosedural, bahkan bukan demokrasi transaksional, melainkan substantial. Demokrasi yang bisa melahirkan pemimpin-pemimpin negeri ini yang waras, karena saya berkeyakinan, kalau negeri ini mempunyai pemimpin-pemimpin waras, bangsa ini akan bisa membuat lompatan ke depan,” paparnya.
Indonesia, ungkap dia, sekarang menghadapi perubahan yang tak terbendung, tidak bisa dielakkan, perubahan kekuatan global. Ada pergeseran dari kekuatan barat, dari Amerika ke Asia. Yang berada di halaman depan ini adalah China, Jepang, Korea Selatan, India, Singapura, tetapi Indonesia masih berada di halaman belakang.
“Oleh karena itu, saya berharap dari Muhammadiyah muncul gagasan-gagasan untuk memberi sentuhan di wilayah ekonomi politik ini. Agar Indonesia mendapatkan momentum yang baik dalam mendapatkan pemimpin yang bisa membawa Indonesia ke halaman depan pergeseran global, dari Barat ke Asia,” terangnya.
Berkelanjutan dan Tumbuh Berkembang
Terkait figur kepemimpinan Dr dr Sukadiono, Prof Zainuddin menyampaikan, jika dirinya punya pengalaman jadi rektor selama dua periode di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, kemudian diteruskan oleh penggantinya, yakni Sukadiono.
“Dan kita tahu UMSurabaya tumbuh berkembang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, saya yakin setelah periode saya, karena periode lalu saya menjadi bagian dari Pimpinan Wilayah Jawa Timur, dan sekarang diteruskan Pak Suko dan kawan-kawan, insyaallah juga PWM Jawa Timur akan berkelanjutan dan tumbuh berkembang,” tuturnya.
Formasi PWM Jatim 2022-2027 diharapkan Prof Zainuddin bisa membagi tugas, job description, yang tepat. “Di situ ada aktivis-aktivis muda, semangat muda, ini bisa diefektifkan dan didayagunakan, sehingga kemudian menjadi sebuah kekuatan yang enerjik dengan ikut terpilihnya tenaga-tenaga muda yang disebut dengan darah segar itu. Dia aktivis, punya idealisme tinggi, saya berharap Pak Ketua (Sukadiono) itu bisa mendayagunakan secara efektif aktivis-aktivis berdarah segar itu,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.