Peninjau dari PCIM Apresiasi Musywil; Liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Syahroni Nur Wachid.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat dan Mesir berkesempatan mengirimkan perwakilannya sebagai peninjau di Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur, Sabtu (24/12/2022).
Saat ditemui PWMU.CO di depan Gedung Expotorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Penasihat PCIM Amerika Serikat Dutamardin Umar mengakui telah mendengar kiprah PWM Jatim di ranah internasional.
“Terdengar sampai ke Amerika Serikat terkait PWM Jatim mau membeli gereja di Spanyol,” ungkap Duta, sapaannya.
Dia lantas menyatakan PCIM Amerika siap membantu menghubungkan ke badan hukum setempat jika PWM Jatim berencana membeli gereja di Amerika. Mengingat legalitas ini dibutuhkan sebagai syarat punya properti di sana. Duta pun menyarankan PWM Jatim bekerja sama dengan PCIM Spanyol dalam hal ini.
Bicara soal program kerja ke depan, Duta berharap PWM Jatim semakin mengoptimalkan pemanfaatan kehadiran PCIM di negara maju. “Misalnya masalah teknologi dan riset. Kita bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi di sana, lembaga riset yang ada di Amerika,” jelas pria yang tinggal di Amerika selama 31 tahun itu.
Dia menegaskan, harus ada kerjasama PWM Jatim dengan PCIM Amerika Serikat. Mengingat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di PWM Jatim termasuk banyak, sehingga lebih kaya dari yang lain.
“Di sana kita kan belum ada amal usaha banyak, baru tingkat madrasah dan tidak bisa menggalang jamaah. Kita punya resources kemampuan teknologi di sana. Apa yang tidak bisa di sini, kita bisa bantu di sana,” ungkapnya.
Menurut Duta, ini bagian mempersiapkan diri menghadapi zaman globalisasi saat ini yang memungkinkan tidak terbatas negara.
Ikuti Teknologi, Banyak Duit
Duta tak datang sendiri. Dia hadir bersama rekannya, mantan Ketua Divisi Kader PCIM Amerika Serikat Mohammad Toha Rudin.
Toha, sapaannya, menilai pada dasarnya kegiatan yang PWM Jatim gelar ini secara umum terorganisasi dengan baik. “Secara umum bagus, pembukaan sudah bagus. Well organized, rapi,” terang Toha.
“Artinya PWM Jatim cukup banyak duitnya. Saya diongkosin dari Jakarta ke sini akomodasinya,” lanjutnya sambil tertawa.
Toha lantas menyoroti bagian registrasi masuk yang sudah menggunakan ID Card modern. “Bagus itu sudah mengikuti teknologi!” ujarnya.
Dikonfirmasi PWMU.CO secara terpisah, panitia penyelenggara Abdilah Alfarisi mengungkap, kartu tanda pengenal itu terbingkai logam di mana bagian belakangnya ada barcode magnetik logam. Alhasil, ketika peserta mendekati area pintu masuk, bahkan dalam jarak 2 meter, identitasnya langsung dikenali dan ditampilkan di dua layar monitor depan pintu masuk.
Adapun kisah menarik yang Toha alami, pria kelahiran Minang, Sumatera itu sempat tertahan petugas registrasi di pintu masuk ruang sidang karena belum menerima ID Card. Setelah dijelaskan kehadirannya sebagai peninjau dari Amerika, akhirnya Toha dan rekannya boleh masuk.
Di akhir acara, Toha yang merantau ke Amerika tujuh tahun lalu itu heran. Dia melihat ada sampah makanan ringan dan minuman tertinggal di lokasi sidang sebelum Duta Kebersihan datang membersihkannya.
“Seharusnya tiap orang membawa sampahnya dan dibuang di tempat yang tersedia,” komentar pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur ini.
Saran Beasiswa Kader
Sementara itu, Ketua PCIM Mesir Hidanul Achwan menilai, “Luar biasa terobosan Musywil PWM Jatim kali ini! Musywil rasa Muktamar, apalagi dengan dilibatkannya PCIM sebagai peninjau yang juga bisa memberi pandangan saat sidang komisi.”
Dia menyarankan ada Program Beasiswa Kader dari berbagai pesantren Lazismu daerah. Beasiswa itu harapannya untuk membiayai kebutuhan satu kader Muhammadiyah di Mesir. “Yang kelak kembali akan mengabdi di pesantren atau PDM setempat yang membiayai,” imbuhnya.
Saran lainnya yakni kunjungan berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jawa Timur ke Mesir untuk pengabdian masyarakat atau kerjasama ke berbagai lembaga pendidikan di Mesir.
Sementara kata Abdilah Alfarisi, dalam Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo kemarin hadir 11 orang dari 9 PCIM. “Ada juga 1 orang peneliti tamu dari National University of Singapore (NUS),” terangnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN