Terungkap Filosofi Pemecutan Dadak Merak di Pembukaan Musywil; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur bertema ‘Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Jawa Timur’ ditandai dengan pemecutan Samandiman ke dadak merak, Sabtu (24/12/2022) pagi.
Ada dua perwakilan dadak merak yang dipecut, yakni dari Reog Simo Budi Utomo Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo). Sementara keempat belas dadak merak lainnya dari berbagai AUM bergoyang di pelataran depan panggung.
Seperti halnya pada saat menyambut dan mengiringi kedatangan tamu VVIP, total ada 16 dadak merak di sana. Jumlah ini menunjukkan penyelenggaraan Musywil ke-16.
Adapun keempat belas dadak merak lainnya dari Reog Taruno Suryo dari SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (SMA Muhipo), Reog Sardulo Suryo Taruno dari SMK Muhammadiyah Ponorogo, Reog Suryo Budoyo dari SMK Muhammadiyah 1 Prambon, Reog Budoyo Mudo dari SMK Muhammadiyah 2 Tulungagung, dan reog binaan Ketua DPRD Ponorogo.
Prosesi Pemecutan
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi ditunjuk memecut dadak merak pertama. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Saad Ibrahim MA dan Ketua PDM Ponorogo drs H Muhammad Syafrudin mendampinginya.
Adapun dadak merak kedua dipecut Gubernur Jawa Timur Dra Hj Khofifah Indar Parawansa MSos. Bupati Kabupaten Ponorogo Sugiri Sancoko SE MM dan Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo Sunarto SPd mendampinginya. Prosesi pemecutan ini berlangsung usai Prof Haedar menyampaikan sambutan dan membuka Musywil dengan bacaan Basmalah.
Setelah Haedar dan Khofifah memegang cambuk pusaka Pecut Samandiman, pemandu acara langsung memberi aba-aba. Dalam hitungan ketiga, Haedar dan Khofifah kompak memecut dadak merak di samping mereka. Bersamaan dengan itu, suara pukulan berbagai alat musik tradisional dan lengkingan terompet reog langsung terdengar.
Sementara tepuk tangan meriah para hadirin langsung bergemuruh saat Musywil pagi itu resmi dibuka. Di Alun-alun Ponorogo itu hadir dua belas ribu warga persyarikatan Muhammadiyah dari seluruh penjuru Jawa Timur. Mereka dipastikan dapat melihat jelas prosesi itu. Sebab, ada dua videotron di sisi panggung untuk tamu undangan dan tiga videotron menyebar di halaman Alun-Alun untuk para penggembira.
Filosofi Pemecutan
Kepada PWMU.CO Selasa (27/12/2022), Ketua Seksi Acara Elmi Muftiana MKep mengungkap makna di balik pemecutan tersebut. “Menunjukkan semangat dan kemauan segenap warga Muhammadiyah Jawa Timur untuk membumikan Islam Berkemajuan, khususnya di Jawa timur,” terang Elmi, sapaannya.
Dosen Profesi Ners Umpo itu kemudian mengungkap alasan pemilihan dua figur yang memecut dadak merak di panggung. “Pimpinan Muhammadiyah sebagai penggerak utama gerakan Muhammadiyah harapannya mampu memecut semangat warga Muhammadiyah,” jelasnya.
Demikian juga dengan gubernur yang dalam hal ini ialah pemimpin Jawa Timur. “Harapannya mampu memberikan semangat kepada masyarakat untuk senantiasa optimis dan bangkit!” imbuh alumnus Universitas Gadjah Mada itu.
Dadak Merak ini bagian dari Kesenian Reog asli Ponorogo. Elmi juga mengungkap, Pecut Samandiman ialah cambuk pusaka dari Ponorogo. “Dari seorang Raja bernama Klono Sewandono yang memiliki kesaktian untuk mengalahkan lawannya, Raja Singo Barong,” ujarnya. (*)