PWMU.CO– Muhasabah Akhir Tahun digelar Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan di Auditorium RSML, Selasa (27/12/2022).
Tema yang diangkat Sendiri Kita Hanya Setetes, Bersama Kita adalah Lautan. Kegiatan dihadiri oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Hilman Latief, Wakil Ketua PWM Jatim Dr HM Sulthon Amien, jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan serta seluruh karyawan RSML.
Direktur RSML dr Umi Aliyah mengatakan, kegiatan ini sebagai momentum instropeksi dan menggelorakan semangat menyongsong tahun 2023.
”Tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang suram, untuk itu kami mengelorakan semangat kepada civitas hospitalia agar tetap kerja keras, kerja sama, disiplin, komitmen, dan tak lupa disertai rasa ikhlas,” ujar dr Umi Aliyah.
Tahun 2022 telah dilalui dengan catatan keberhasilan, tapi dia mengingatkan, tantangan di tahun 2023 semakin berat dan penuh tantangan.
”Alhamdulillah, tahun 2022 dilalui dengan berbagai keberhasilan akreditasi rumah sakit, standar rumah sakit syariah dan standar islami Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah. Semata-mata itu semua karena ridho Allah swt. Tahun 2023 upaya peningkatan serta menjaga kualitas mutu pelayanan RS harus tetap dipertahankan,” kata Umi Aliyah
Dr HM Sulthon Amien menyampaikan, RSML perkembangannya menunjukkan tren yang positif. Ini membanggakan bagi Muhammadiyah.
Dia memberikan masukan agar lanskap RSML dilakukan pembenahan supaya tampak semakin berkemajuan. ”Bisnis rumah sakit adalah jasa pelayanan. Untuk itu karyawan harus meningkatkan keramahan, kecepatan, dan loyalitasnya. Kita ini dibayar Tuhan, maka karyawan harus memantapkan diri. Hidupku adalah melayani,” katanya.
Surat Al-Hasyr
Prof Dr Hilman Latief menyampaikan tausiyah di bagian akhir Muhasabah Akhir Tahun. Dia mengingatkan senantiasa introspeksi atau menghitung diri. ”Menghitung diri itu penting, agar kita senantiasa ingat dengan Allah,” ujarnya.
Dia menyitir surat al-Hasyr ayat 18. ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
”Kita bisa berbangga dan senang atas keberhasilan, tapi kita harus ingat bahwa semua yang kita saksikan harus kita pikirkan kembali untuk persiapan apa yang akan kita lakukan,” ujarnya.
Ayat tersebut, sambung dia, menjadi pengingat bagi tiap individu warga Muhammadiyah dan para pimpinan. ”Menjadi pimpinan bukan sebagai kebanggaan dan impian. Tapi harapan umat yang dibebankan kepada pimpinan. Tentu itu tidak mudah,” tuturnya.
Menurut dia, tantangan Muhammadiyah ke depan semakin dinamis, bagaimana Muhammadiyah mempunyai keberlanjutan yang terpola, sistemik dan terukur. ”Bagaimana Muhammadiyah mempunyai dana abadi pendidikan, kesehatan, kemanusiaan. Ini tantangan ke depan. Bagaimana membentuk ekosistem baru pengelolaan dana abadi,” ujarnya.
Di akhir tausiyah, Prof Hilman memberikan apresiasi Muhammadiyah di Lamongan, yang senantiasa tumbuh dan kadernya berada di mana-mana.
Penulis M Bagus Pribadi Editor Sugeng Purwanto