Di Kampung Inggris, Siswa SDMM Wajib Cas-cis-cus; Liputan Zaki Abdul Wahid, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Sejak Senin (19/12/2022) hingga Ahad (25/12/2022) sebanyak 65 siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur, belajar di ‘Kampung Inggris’ Pare, Kediri, Jawa Timur. Mereka mengikuti program One Week English Holiday Batch Ke-8 (OWEH#8).
Bersama dengan tutor-tutor dari Cambridge English Course, mereka digembleng belajar menjadi pembawa acara, pidato, dan presenter berbahasa Inggris. Acara bertempat di Ar-Rahim Cottege Jalan Barawijaya, Pare.
Di tengah kegiatan itu, Nur Cholis mengajak peserta untuk berwisata ke Candi Tegowangi yang berada di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Kamis (22/12/22).
“But remember don’t forget to stay talking with English,” pesannya. Tutor tersebut bermaksud mengingatkan siswa-siswi untuk harus tetap cas-cis-cus berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Menuju candi, peserta naik odong-odong menelusuri suasana pedesaan. Persawahan yang baru saja dipanen menambah eksotisnya perjalanan. Jalan setepak yang tidak terlalu lebar menambah kesan akrab tatkala warganya melambaikan tangannya.
Sesampainya di Candi Tegowangi yang merupakan peninggalan Hindu—ditandai oleh Arca Parwati Ardhenari Garuda berbadan manusia—siswa SDMM bertemu dengan siswa SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya. Mereka datang terlebih dahulu di halaman candi yang mengahadap ke barat. Mereka pun bermain lomba antarteman dan berfoto bareng di arena tersebut.
Maka berbagi lapanganlah antara siswa dua SD Muhammadiyah tersebut. “Anak-anak SDMM silakan menggunakan arena sebelah lapangan candi,” ujar Cholis kepada anak-anak. Tentu dengan bahasa Inggris.
Cholis membagi siswa SDMM menjadi empat kelompok. Dua kelompok laki-laki yang diajak untuk bermain bola voli sarung di lapangan bola di selatan halaman candi. Sementara kelompok perempuan bermain permainan estafet berpindah tempat dengan selembar kertas.
Keseruan ada di dua permainan ini, Miss Inezalda Sonia Azizah SPd yang kerap di panggil Inez terpingkal-pingkal saat siswa putri menjaga keseimbangan ketika harus berdiri di atas secarik kertas.
“Syaratnya tidak boleh keluar kertas,” katanya dengan aksen British.
Sementara dalam permainan voli, bola diletakkan di tengah sarung. Dua pemain menarik sarung dan mengayunkan bolanya sehingga terlempar ke arah lawan. Usaha untuk melempar bola dengan cara mengayun sarung ini mengundang banyak tawa. Apalagi teriakan-teriakan yang berbahasa Inggris menambah seru permainan-permainan pelepas penat ini.
Di akhir acara Basirun, guru SD Muhammadiyah 6 Surabaya mengajak siswa-siswinya untuk befoto bersama siswa SDMM sambil mengucapkan selamat Musyawarah Wilayah Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur. “Semoga amanah dan berkemajuan, yes-yes-yes,” ucapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni