Di Balik Kerja Keras Tim Media Center Suplai Berita Musywil; Liputan Kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Kesuksesan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur, tak lepas dari perjuangan Tim Media Center (TMC) bentukan Panitia Daerah Musywil.
TMC yang diketuai oleh Hilal Hamdi itu terdiri dari tiga tim: Tim Berita yang dikoordinatori oleh Ismini SPd, Tim Media Sosial dengan Koordinator Muh. Agus Ismail, dan Tim Konten dengan Koordinator Fiegga Chrisnawan.
Ketiga tim ini di bawah Tim Publikasi dan Dokumentasi yang diketuai oleh Agus Supatma yang bertanggung jawab langsung pada Panitia Daerah Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim dengan Ketua Drs Sunarto ATM MSi dan Sekretaris Bambang Wahruddin MPd. Susunan lengkap TMC baca di sini.
Sejak 37 hari menjelang hari-H, TMC berupaya menyiarkan pramusywil secara massif. Dari Tim Berita, misalnya, tak kurang dari 59 berita aktual mereka hasilkan selama sebulan. Di saat hari-H Musywil (24-25/12/2022), 10 berita berkualitas terlahir.
Berita-berita tersebut mereka suplai ke media-media yang tergabung dalam WhatsApp Group (WAG) Liputan Musywil Muh Jatim. Berbagai wartawan berkumpul di WAG tersebut, baik media Muhammadiyah maupun media umum. Ada TV, media online, radio, dan media cetak.
Ismini yang guru SMP Muhammadiyah 2 Ponorogo itu membawahi sembilam kontributor dan dua korektor. Mereka bekerja sama bahu-membahu dengan anggota TMC lainnya yang meliputi konten kreator, fotografer, videografer, dan lainnya.
Maka sejak sebulan lebih itu, gencar diproduksi flyer, foto, video, dan tulisan. Konten-konten tersebut disebarluaskankan. Selain ke WAG wartawan, juga disebarkan di berbagai media yang khusus dibuat untuk Musywil. Yaitu web musywil16jatim.id, IG Musywil16, YouTube Musywil16, dan TikTok Musywil16.
Tantangan Menghidupkan Tim
Kepada PWMU.CO, Ismini merasakan timnya meghadapi tantangan paling besar saat hari-H. Meningat ketika liputan langsung, bahkan sejak beberapa hari mendekati hari-H, dia dan timnya rela pulang lebih larut dan bangun lebih pagi dari hari-hari biasanya.
Dia menceritakan, “Saya dan teman-teman bingung, kalau kemarin (pramusywil) bisa ada jeda, sekarang (hari-H) ‘kan kalau bisa beritanya langsung up. Padahal teman-teman masih latihan menulis berita. Niatnya membantu menyemarakkan musywil. Berita yang ada, kita up sebisa mungkin.”
Agar agenda Musywil bisa terdokumentasi dengan baik, Ismini membagi tugas dan menyebar timnya. Ada yang bertugas wawancara penggembira, ada pula yang menulis rangkaian acara.
Untuk bisa totalitas membantu menyemarakkan Musywil dengan beragam berita di hari-H, Ismini pun menitipkan anaknya yang masih berusia dua tahun ke orangtuanya. “Jadi harus benar-benar bisa bagi waktu,” ungkapnya. Bahkan pada Ahad siang, Ismini mengajak anaknya , Khaerun Nizam Indarto (3 tahun) ke markas Media Center Musywil yang berada di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Sempat Macet
Sebagai koordinator, Ismini sendiri sangat tertantang karena dia baru mengenal timnya sebulan menjelang hari-H. “Kami baru pertama kenal saat pembekalan (16/11/22) oleh redaksi PWMU.CO. Teman-teman berasal dari perwakilan ortom,” terang wanita kelahiran 1994 itu.
“Teman-teman meski pernah ikut pelatihan, tapi nggak semua senang menulis. Yang terpenting, teman-teman bersedia dimasukkan ke tim berita. Jadi mau nggak mau ya menulis akhirnya,” cerita Ismini kepada PWMU.CO di sela liputan pembukaan Musywil di Alun-Alun Ponorogo (25/12/2022).
Hal inilah yang membuat mulanya semangat menulis mereka hilang-timbul. “Sempat agak macet,” kenang guru Bahasa Indonesia itu.
‘Kemacetan’ menulis berita ini, kata Ismini, karena mereka semua masih aktif di amal usaha Muhammadiyah (AUM) masing-masing. “Di grup WhatsApp untuk koordinasi, komunikasinya kadang satu arah. Saat saya chat, tidak ada yang membalas,” saat itulah dia memahami kemungkinan timnya sedang bersamaan dengan kesibukan di AUM mereka bekerja.
Alhasil, dia berupaya terus menyajikan berita-berita aktual dan menarik selama pramusywil. “Saya mem-backup pemberitaan dengan panduan Pak Fatoni. Kami memetakan apa saja hal menarik yang perlu diberitakan,” imbuhnya. Yang dimaksud Pak Fatoni adalah Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni.
Di samping itu, Ismini mencoba pendekatan personal dengan beberapa anggotanya. “Ketika saya japri, mereka respon siap. Yang siap itu saya japri lagi dan jalan,” terangnya. Sebisa mungkin dia upayakan memberi kenyamanan kepada timnya.
Terlepas dari itu, Ismini bersyukur, seminggu menjelang Musywil, tim itu langsung ‘hidup’. “Teman-teman kalau diminta rapat di tengah kesibukan di AUM masing-masing, mereka masih meluangkan waktu,” jelasnya.
Adapun pada hari-H, Ismini juga tidak memaksakan seluruh timnya bisa hadir meliput langsung maupun tinggal di Media Center sepanjang hari. “Karena mayoritas guru, mereka juga masih kebagian tugas dari AUM-nya. Teman-teman tidak lepas tanggung jawab meski tidak stay di media center, mereka tetap membantu,” ungkap Ismini.
Meski Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur telah berakhir, Ismini berharap euforianya tetep terasa. “Teman-teman masih menulis, bahkan setelah Musywil tetep memberikan tulisan,” terangnya.
Perjuangan H-1
Sebagai koordinator Tim Berita, Ismini tidak hanya berupaya mengoordinasi timnya untuk menulis, dia sendiri ikut menulis dan mengedit tulisan teman-temannya. Selain itu, Ismini juga mengoordinasi media-media lain yang ingin meliput Musywil Ke-16 itu.
Dalam hal terakhir, Ismini sempat pusing. Timnya dilanda kebingungan. “Kemarin ada media yang belum mendaftar, terus minta ID card. Ada juga media yang H-1 meminta memasukkan lebih dari satu anggotanya. “Padahal pemesanan ID card dari PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) sudah close,” ujarnya.
Dikonfirmasi PWMU.CO secara terpisah, Sekretaris Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jatim Anifatul Asfiyah mengatakan, pembuatan ID card khusus di Surabaya itu memerlukan waktu. Sehingga memang tak bisa jika mendadak H-1 mendaftar langsung jadi kartu tanda pengenalnya.
Adapun dari berbagai proses panjang liputan selama sebulan hingga hari-H Musywil, Ismini merasa bersyukur. “Kami jadi punya pengalaman bekerja di lapangan. Ini pengalaman pertama kali kami meliput langsung,” ungkapnya. Tak hanya menulis, Ismini juga menjadi pewawancara di konten video.
Ismini mengaku terlibat menulis berita sebagai kontributor PWMU.CO sejak dirinya mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh Majelis Dikdasmen PDM Ponorogo yang menghadirkan Mohammad Nurfatoni, 23 Juli 2022. Tapi selama ini dia hanya meliput berita sekolahnya.
Wanita kelahiran Ngrayun Ponorogo itu menambahkan, “Sebenarnya teman-teman ada yang sudah punya website sendiri, tapi secara teknis penulisan berita, semua serba dadakan.”
Dia kemudian lanjut mengenang betapa butuh perjuangan liputan menjelang hari-H itu. “H-1 itu sudah mulai banyak yang datang ke Ponorogo. Misal penggembira yang jauh-jauh dari Surabaya ke Ponorogo naik sepeda,” terangnya.
Terlebih, cuaca tidak mendukung. “Harus wira-wiri sampai malam padahal hujan. Ya memang perjuangan,” ujar Ismini.
Salah satu yang tak dapat dilupakan oleh TMC adalah saat namanya dicatut oleh oknum tak bertanggung jawab. Ceritanya, sebuah nomor tak dikenal, +62 857-3006-1972, mengirim pesan pribadi ke nomor WhatsApp dr Erniek Saptowari MMR—Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Babat, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (20/12/2022) pukul 10.03.
Sambil menyertakan screenshoot (tangkapan layar) surat keputusan (SK) Pembentukan TMC Musywil Ke-16 (tanpa melampirkan nama-nama), oknum tersebut meminta uang transpot liputan.
Menurut Agus Supatma, itu jelas-jelas penipuan karena personel TMC semuanya berasal dari Ponorogo dan tak membutuhkan uang untuk transportasi.
Dapat Apresiasi
Mengikuti perjuangan TMC ikut menyukseskan Musywil, Bambang Wahruddin memberi ajungan jempol. “Tim hebat luar biasa,” ujarnya, Kamis (29/12/2022) malam.
Dalam percakapan sebelumnya dengan PWMU.CO, Ahad (25/12/2022), Bambang berkeinginan agar TMC bisa dipertahankan. Hal itu ditandai dengan simbol rompi warna krem yang dipakai TMC saat liputan.
“Rompi itu hanya bisa dipakai saat tugas. Setelah itu dikembalikan,” ujarnya saat itu. Menurutnya itu sebagai simbol bahwa TMC akan dipertahankan.
Wakil Ketua Panitia Daerah Musywil Timur Aji Hantoro SH setuju TMC dipertahankan. “Kita rawat (TMC). Kalau perlu dicarikan fasilitas yang memadai sehingga bisa terus berkarya,” katanya.
Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jatim Drs Sugeng Purwanto juga mengakui kehebatan kinerja TMC.
“Selama sebulan sejak pelatihan, liputan media center luar biasa!” katanya saat memberikan briefing pada TMC sebelum liputan pembukaan Musywil Ahad (25/12/2022).
Penilaian itu dia simpulkan dari jumlah berita yang masuk ke meja redaktur media online dan cetak Jawa Timur. “Supply berita lancar. Setiap harinya bagus-bagus semua, dimuat di media massa Muhammadiyah maupun umum. Bahkan ada berita yang tidak ada editan sama sekali di media massa,” terangnya.
Sugeng juga mengapresiasi ramainya konten di media sosial yang TMC kelola. “Berkat peran media center yang menyebarkan sekian banyak berita, jumlah penggembira sangat besar. Terakhir 12 ribu penggembira,” imbuhnya. Dia berjanji akan memberikan penghargaan khusus pada TMC saat Resepsi Milad Ke-7 PWMU.CO tahun depan.
Menurut Agus Supatma, suksesnya publikasi Musywil ini tidak lepas dari kerja keras temen-teman TMC. “Berkat keberadaan mereka, segala informasi pramusywil maupun pelaksanaan bisa tersampaikan dengan maksimal. Sehingga warga yang tak hadir di lokasi pun bisa merasakan suasana Musywil ini,” ujarnya.
Hilal Hamdi pun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjas ama dari semua pihak dalam peliputan Musywil ini. “Sesuai dengan tiga sukses Musywil yang disampaikan Ketua Panitia Daerah Musywil yang salah satunya adalah sukses dokumentasi. Alhamdulillah TMC telah berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugas tersebut,” ujarnya, Kamis (29/12/2022) malam. (*)