PWMU.CO – Guna merealisasikan target terbentuknya Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) di cabang dan ranting Muhammadiyah se-Indonesia, Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersinergi dengan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menggelar Workshop Pembentukan KMM, di Hotel Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Inn (18-19/3).
Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah Fauzan mengatakan, membangun atau mengembangkan cabang dan ranting Muhammadiyah harus dalam bingkai kemanfaatan dan keumatan. Bukan lagi dalam kerangka simbolistik. Karenanya, Muhammadiyah diharapkan mampu meletakan dasar kemanfaatan dan keumatannya itu dalam bentuk rutinitas pengajian yang merupakan sarana untuk berkomunikasi dan proses transformasi ilmu.
(Baca: Ini Strategi Muballigh Muhammadiyah Hadapi Tantangan Dakwah dan 3 Cerita Jatuh-Bangun Kyai Dahlan Mendirikan dan Pertahankan Sekolahan)
”Keberadaan Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) ini menjadi kunci dalam menggerakkan rutinitas pengajian. Karena aktivitas menghidupkan nafas Persyarikatan di level cabang dan ranting,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Samsul Hidayat menyampaikan, sinergi antara LPCR dan Majelis Tabligh dalam kegiatan ini dinilai sebagai langkah cerdas. Karena bisa memutus mata rantai birokrasi di Muhammadiyah. Khususnya dalam rangka pembentukan KMM di tingkat cabang dan ranting yang masih berjalan lamban.
”Percepatan itu amat penting dalam dunia dakwah. Lebih-lebih pertarungan ideologi yang dihantarkan melalui perkembangan teknologi sudah tidak bisa terbendung lagi. Karena itu membutuhkan pengorganisasian di kalangan muballigh. Sehingga problematika yang berkembang bisa segera teratasi. Baik di masa kini atau di masa mendatang,” paparnya.
(Baca juga: Untuk Pemetaan Dakwah, Muhammadiyah Jatim Giatkan Pendataan Masjid dan Mushala)
Senada itu, Nur Rochmah, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Aisyiyah mengatakan bahwa Aisyiyah telah lebih dulu memiliki Korps Muballighot dalam rangka menata dan mengorganisir aktivitas dakwah di tingkat cabang dan ranting. ”Pembentukan, pelatihan, dan optimalisasi gerakan dari para Muballigh Muhammadiyah itu penting dilakukan LPCR. Khususnya untuk mengembangkan cabang dan ranting,” tegasnya.
Workshop pembentukan KMM ini sendiri merupakan bagian dari tindak lanjut Rapat Kerja Nasional (Rakornas) LPCR di Bengkulu. Dalam kesempatan itu, disepakati adanya pembentukan KMM di 50 persen Cabang dan Ranting Muhammadiyah se-Indonesia. (uzlifah/aan)