PWMU.CO – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Muhammadiyah Boarding School (MBS) Haji Suyoto Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengadakan Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati 1 (PKDTM 1) berbertema To Be a Great Muslimah, Senin (26/12/2022).
PKDTM 1 diikuti oleh seluruh 24 santriwati MBS Haji Suyoto Watulimo sejumlah yang merupkan siswa MTs Muhammadiyah dan SMA Muhammadiyah 2 Watulimo.
Salah satu pematerinya ialah Rizka Ayu Fitrianingsih, Anggota Bidang pengkaderan Pimpinan Daerah Nasyiatul Asiyiyah (PDNA) Kabupaten Trenggalek. Dia menyampaikan materi berjudul “Muslimah dengan Segudang Karya”.
Rizka menyampaikan, sebagai seorang Muslimah—yang nanti akan menjadi istri shalihah—maka kita perlu belajar memahaminya mulai dari sekarang, saat usia remaja.
“Mengapa demikian? Karena anak usia remaja saat ini sudah banyak yang tidak memperhatikan kehormatan maupun harga dirinya sebagai seorang perempuan,” ujarnya.
Jika kita melihat data di Kabupaten Trenggalek khususnya, lanjutnya, banyak perempuan usia SMP-SMA melakukan hubungan seks di luar nikah dan melahirkan anak. “Mereka sudah tidak ada rasa malu ketika dibonceng sana-sini, bahkan berpacaran layaknya hubungan suami istri di depan umum,” ungkapnya.
Sehingga, tanyanya, siapa yang kelak akan merasa dirugikan? Tentu sang perempuan. Betapa malu ia dan keluarga besar yang telah mendidiknya. Tetapi ia hancurkan dengan sekedipan mata! Dan hal demikian ini, sudah tidak dianggap tabu lagi di kalangan remaja.
Maka, dalam materinya, dia memberikan tips bagaimana menjadi perempuan shalihah di zaman yang serba bebas ini. Ada tiga hal yang dia sampaikan, pertama, wanita harus tetap menjaga adab atau akhlak yang tercermin dalam dirinya.
Kedua, menjaga kehormatan lisan, kehormatan, dan kesucian dalam dirinya. “Jangan mau disentuh jika hanya singgah, merusak, dan tak memberikan kebermanfaatan,” ujarnya.
Berhati-hati dalam berucap bagi seorang Muslimah juga sangat penting, karena apa yang diucapkan baik ataupun buruk dari lisan dapat memberikan dampak atau pengaruh buruk dalam dirinya.
Ketiga, memiliki prinsip. Rizka menegaskan, seorang Muslimah wajib berprinsip. “Mengapa demikian? Karena perempuan yang memiliki prinsip, maka ia tidak akan mudah tergoyah dengan apapun yang akan merusak mental dalam dirinya. Ketika sudah mengatakan iya ya iya, tidakk ya tidak. Jangan iya yang tidak-tidak. Libatkan Allah di dalamnya,” pesannya.
Empat Tantangan Perempuan Kini
Selain memperhatikan ketiga prinsip tersebut, seorang perempuan Muslimah perlu memperhatikan tentangan yang akan dihadapi saat ini dan masa depan. Menurut Rizka, tantangan saat ini dan masa depan masih saling berkaitan. Karena apa yang ia lakukan hari ini, esok, saat ini akan memberikan pengaruh besar di masa yang akan datang.
“Maka dari itu, perhatikan beberapa hal yang akan dihadapi oleh seluruh perempuan Muslimah dalam penguatannya di masa yang akan datang,” pesannya.
Menurut dia, setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama, budaya luar yang kurang pantas! Sepertii pacaran, berpegang tangan di depan umum dan berciuman melebihi pasangan suami-istri yang sudah sah dalam pernikahan.
“Budaya luar seperti inilah yang akan menghancurkan harga diri bagi seorang Muslimah. Perhatikan hal tersebut, dan marilah saling berbenah serta mengingatkan sesama teman, saudara seiman dan sesama Muslimah,” ujarnya.
“Surga terlalu luas jika ditempati sendiri, maka ayo sama-sama kita tempati surga, berkumpul dengan orang-orang yang kita lindungi. Kita selamatkan dari fitnah dunia ini dengan segala ingar-bingar di dalamnya,”tambah dia.
Kedua, tantangan antimalu. Seorang Muslimah harus punya rasa malu melakukan hal-hal negatif yang dilarang. Contoh, membuka aurat, menampilan bentuk lekuk tubuh secara frontal di sosial media, dan lain sebagainya.
Namun antimalu yang dimaksud di sini adalah, menimalisasikan rasa malu untuk dapat tampil percaya diri di depan publik, menampilkan sesuatu yang positif, dengan berperan sebagai ‘pemain’ di dalamnya.
“Tumbuhkan rasa keyakinan diri yang kuat untuk menyuarakan bahwa perempuan mampu tampil di depan,dengan segudang karya yang dapat digali lebih dalam, tumbuh, dan berkembang dengan potensi.
Jangan Mager
Ketiga, malas melakukan sesuatu. Seorang Muslimah dilarang mager alias malas gerak. Ketika ia memiliki keinginan yang ditargetkan, maka keinginan tersebut harus segera dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik, sesuai kemampuan yang dimiliki.
“Orang bodoh bukan yang tak mau belajar. Namun orang bodoh adalah ia yang malas belajar. Belajar dari segala sisi, melakukan sesuatu yang dapat mengembangkan potensi yang ia miliki,” pesannya.
Keempat, kesehatan mental (mental health). Menurut Rizka anak muda saat ini terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Menjadikan segala masalah yang terjadi tidak ada jalan keluarnya. Sebagian dari mereka mencoba bunuh diri.
Hal ini, menurutnya, disebabkan karena kurangnya pondasi agama dan prinsip yang ada dalam dirinya, sehingga mengakhiri diri adalah bagian dari cara terbaik, padahal itu salah.
Rizka menyampaikan, setiap masalah selalu ada solusi terbaik. “Maka carilah teman yang dapat menerima cerita kita, atau jika di pesantren curahkan rasa tersebut pada pengasuh pondok. Ceritakan masalah yang sedang dihadapi,” ujarnya.
Stres yang berlebihan tanpa diceritakan dan mencari jalan keluar akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. “Dan hal yang paling penting adalah kembali ber-simpuh sujud pada semesta, Allah Ta’ala yang mampu membuat hati lebih tenang,” tegas Rizka.
Figur Perempuan
“Figur Muslimah juga penting sebagai penyemangat, bahwa banyak Muslimah hebat yang dapat kita contoh kebaikannya, sebagai teladan dalam pribadi kita nantinya,” ujarnya.
Dia memberi contoh kisah dalam al-Qur’an tentang 4 perempuan hebat yang dijamin masuk surga oleh Allah Ta’la yaitu: Maryam binti Imran; Fatimah binti Rasulullah SAW; Khadijah binti Khuwailid; dan Asiyah istri Fir’aun.
Selain itu ada Muslimah yang tercatat dalam sejarah Indonesia seperti: Nyai Siti Walidah (istri KH Ahmad Dahlan), RA Kartini, dan Cut Nyak Dhien. “Kita tahu bagaimana beliau dalam lika-liku perjalananya. Tetap berpegang teguh terhadap prinsip.
“Menjadikannya perempuan yang tidak takut untuk bersuara, melawan jika itu dianggap salah, dan berani bertahan jika itu benar. Meskipun darah yang menjadi taruhan. Begitu hebatnya perempuan Muslimah saat ini, jika dapat melakukan selarik perjuang yang sama, dengan cara yang berbeda di era sekarang,” ujarnya. Dia juga menyebut figur-figur perempuan Indonesia terkini yang mengambil peranan penting dalam berkarya.
“Mereka tak pernah menyerah untuk menyuarakan hak-hak perempuan, demi mampu menjaga kehormatan dan prinsip yang seharusnya wajib dimiliki oleh setiap perempuan. Sudah saatnya perempuan turut andil mengambil peran di dalamnya. Sudah saatnya perempuan bersuara dengan karya yang nyata. Perempuan memiliki segudang cara untuk tampil, dari pada berdiam diri dan tidak memberikan kebermanfaatannya sama sekali,” tegas Rizka.
Di akhir materi Rizka berpesan: “You Can Do it Muslimah: Perbanyak karya, perbanyak berperan bukan baperan, berani tampil: speak up, berani mengambil keputusan; dan berani melewati proses!”
“Tetap semangat wahai Muslimah. Teruslah berkarya. Habiskan waktu behargamu hanya untuk karya yang mampu memberikan kebermanfaatan pada orang di sekitarmu. Gagal dalam berkarya dan berjuang itu biasa. Dari pada tidak pernah merasakan gagal, maka di situ dia tidak akan pernah merasakan perjuangan yang melelahkan. Do The Best Muslimah,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni