Waktu Bergerak Cepat, Jangan Menyesal!; Oleh: Bana Fatahillah, Direktur Ponpes At-Taqwa Depok tingkat SMP.
PWMU.CO – Waktu berjalan sangat cepat. Al-Quran menggambarkan hal ini dengan jawaban para penghuni neraka, yang saat ditanya berapa lama tinggal di bumi, mereka menjawab “Kami tinggal sehari atau beberapa hari.”
Sayangnya waktu sebentar ini dipakai dengan hal tak manfaat termasuk syirik. Saat disiksa di neraka, mereka pun menyesal dan berharap bisa kembali lagi ke dunia untuk melakukan berbagai kebaikan (lihat Surat sl-Mukminun 99-114).
Waktu termasuk di antara nikmat terbesar. Allah bahkan bersumpah dengan waktu di al-Quran (wa al-ashr, wa al-dhuha, wa al-nahari idza tajalla dan lain-lain).
Syekh Hasanain Makhluf, Mantan Grand Syekh Al-Azhar berkata, tidaklah Allah bersumpah atas sesuatu kecuali sesuatu itu sangat penting. Sebab dalam bahasa Arab menekankan hal penting melalui sumpah adalah diksi yang tinggi (uslub baligh).
Namun tidak sedikit yang kufur akan waktu. Inilah mengapa Baginda Nabi SAW mengingatkan bahwa ada dua nikmat yang banyak orang rugi di dalamnya: kesehatan dan waktu kosong.
Ibarat perdagangan, waktu dan sehat itu adalah modal. Jika tidak dikelola dengan baik maka ia akan rugi.
Kita jangan sampai menyesal seperti penghuni neraka. Jangan lalai akan waktu, sedemikian rupa kelak gigit jari dan hendak kembali ke masa lalu, dengan harapan bisa memperbaikinya.
Atas hal itu, “Kallaa” (maka sekali-kali tidak bisa). Begitulah, kata Allah SWT.
Kita harus berkaca pada ulama. Satu detik mereka, semua adalah aktivitas yang sangat berharga.
Yahya Ibnu Main, Raksasa Ilmu Rijal Hadits pernah melarang gurunya untuk masuk ke rumah mengambil buku catatannya. Ia takut di waktu yang singkat itu sang guru wafat dan ia tak mendapatkan hadits. “Bacakan sekarang, saya takut tidak bertemu engkau lagi setelah ini!”
Perhatikan juga Abu Yusuf, ulama besar Mazhab Hanafi. Saat menjelang wafatnya bahkan masih mengajak muridnya membahas sebuah permasalahan fikih.
Begitulah hendaknya spirit kita. Jangan sampai di kemudian hari menyesal dan hendak mengulang ke masa lalunya, sebagaimana para penduduk neraka.
Kaum Muslimin, harus selalu cekat dalam amal kebajikan. Fastabiqul khairat. (*)
Editir Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post