Awali Semester Baru, Ini Pesan Ketua Umum PP IPM pada Siswa Spemdalas, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Nashir Efendi memberikan pesan pada siswa dalam apel pagi di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur, Senin (2/1/23/2023).
Dia menjelaskan apabila di tahun 2022, kita memiliki penyesalan-penyesalan yang semestinya tidak perlu kita lakukan, maka kita memiliki kesempatan atau peluang berbagai hal untuk mencapai keinginan kita bersama di tahun ini, di semester baru ini.
“Momen pergantian tahun ini akan sekadar menjadi angka belaka, jika kita bisa memaknai setiap pergantian tahunnnya,” ujarnya di hadapan siswa kelas VII-IX.
Maka, setidaknya ada beberapa orang yang mengatakan resolusi di tahun baru itu tidaklah penting, namun bagi Muhammadiyah yang selalu optimis dalam melihat ke depannya, setidaknya di tahun baru ini kita bisa jadikan resolusi terbaik bagi diri kita.
“Mengapa setiap tahun kita memerlukan resolusi? Ini adalah hasil riset dari Amerika Serikat, dalam setiap kehidupan kita kita memiliki yang namanya Temporal Lenmatck. Ini adala penelitian psikologi.”
Kita selalu memiliki pergantian besar, transisi-transisi besar di setiap momen yang kita miliki. Transisi-transisi yang kita miliki, contohnya adalah dari SD ke SMP, dari SMP ke SMA, dari SMA ke perguruan tinggi, dan seterusnya. Dari desa ke kota, kota ke negara lain dan seterusnya. Mengalami kegelisahan hati berupa dinamika remaja yang kita hadapi.
“Itulah yang dinamakan temporal lenmarc. Kalau itu kelola dan kita manajemen dengan baik kita akan menghasilkan perubahan-perubahan yang luar biasa. Maka, tahun baru ini merupakan temporal lenmarc yang harus kita jadikan bahwa kita memiliki spirit yang lebih bagus dan kuat,” jelasnya.
Menyiapkan Masa Depan
Nashir Efendi menjelaskan setiap tahun kita menghadapi ujian, tantangan, dan cobaan. Mungkin sama atau berbeda. Bisa juga jauh lebih ringan atau lebih berat.
“Namun kita sebagai manusia harus menyiapkan diri, berikhtiar sebabik mungkin menyiapkan diri ke depannya.”
Sebagai pelajar Muhammadiyah, lanjutnya, kita memiliki beberapa hal untuk menyiapkan hal itu dalam rangkah mengembangkan kapasitas dan kemampuan kita. Maka, di momen tahun baru ini, semester baru ini, kita lakukan adalah melakukan pencapaian kecil, dan melakukan perubahan untuk diri kita sendiri.
Di sini, tekannya, spritnya adalah memupuk portofolio, baik itu prestasi akademik, pengembangan diri, maupun dalam bidang organisasi. Hal ini penting menjadi acuan untuk kita semua.
Nashir Efendi mengungkapkan kunci yang bisa kita lakukan adalah kita harus bisa memaksimalkan komunikasi yang baik dengan orangtua dan guru. Ketika nilai sudah bagus, ketika komunikasi dengan orangtua dan guru sudah bagus, siswa akan dimudahkan dalam jalannya dalam mencapai cita-cita
“Maka, setidaknya ketika melihat Ikrar Janji Pelajar Muhammadiyah setelah kita bertauhid/ber-Islam, kita harus patuh dan hormat pada orangtua dan guru, baru ketiga kita berilmu. Inilah yang dinamakan restu, adab, etika pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan orangtua dan guru.”
Selain itu, sambungnya, untuk bisa menjadi generasi unggul berprestasi, siswa juga bisa menyusun strategi yang bisa mencapai impian kita. Untuk itu, ketika diwisuda, kita tidak menjadi lulusan yang kosong, yang hanya kita memiliki nilai rapor belaka, tetapi kita memiliki berbagai bakat yang itu menjadikan diri kita berbeda dengan siswa lainnya.
“Problem kita adalah kita tidak tahu, kita itu siapa dan tidak tahu kita ingin dan mau apa? Ini merupakan PR kita bersama. Maka kalau kita ditanya cita-cita apa, mau ke mana, kita tidak bingung lagi. Ini adalah pertanyaan yang esensial atau fundamental.”
Inilah yang harus kita rawat bersama agar kita berhadapan dengan dunia luar. Kita tetap gagah berani bahwa kita memiliki potensi diri, baik akademik dan pengembangan diri. Kita memiliki kompetensi akademi sekaligus bisa kolaborasi. Bisa saling membesarkan satu sama lain.
“Maka, di tahun baru ini, di awal semester baru ini, kita harus menyusun strategi, kita mau apa dan apa yang harus kita lakukan, supaya kita lebih bermakna, lebih bernilai,” terangnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.