Karyawan Klinik Muhammadiyah Modo Ciptakan Alat Penghancur Jarum Suntik; Liputan Mohamad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Eko Febrianto, karyawan Klinik Muhammadiyah Modo, Lamongan, Jawa Timur, berhasil menciptakan alat penghancur jarum suntik bernama Needle Burner.
Kepada PWMU.CO, Ahad (1/1/2023) dia mengatakan karya ini murni dia buat sendiri. Di tengah kesibukan praktik di klinik dan rumahnya Dusun Ngelo, Desa Jatipayak, Kecamatan Modo, Eko tidak berhenti melakukan inovasi yang terkait dengan profesinya.
Pada awal 2020, dia berhasil membuat Senter Pendeteksi Pembuluh Vena. Karya ini mendapat respon positif dari rekan dan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Modo.
Eko menguangkapkan, Needle Burner dirancang selama dua pekan, melalui beberapa kali uji coba. “Selanjutnya kami menentukan skema alat dan aplikasi pembuatan alat dan percobaan sampai berhasil,” tandas Eko.
Dia mengakui alat sejenis ini yang canggih masih impor. Maka berawal dari kegelisahaninilah Eko memutar otak agar pemusnahan jarum suntik dapat dilakukan secara sederhana dan efesien.
Walaupun alat ini hanya khusus jarum suntik, namun tetap bermanfaat. “Limbah medis seperti botol ampun dan vial masih di setoran ke PT yang mengantongi izin dinas lingkungan hidup,” tutur alumnus Stikes Insan Cendekia Medika Jombang ini.
Eko menjelaskan, Needle Burner dibuat dengan memanfaatkan komponen elektronik yang tidak terpakai yang dia beli dari tukang rosokan. Jadi dia beli alat aitu Rp 300 ribu ditambah komponen lain seharga Rp 60 ribu.
“Dari situ saya rangkai menjadi suatu alat yang berfungsi membakar jarum suntik di atas suhu 1.200 derajat Celsius sehingga menjadi abu,” kata pria yang kini berusia 31 tahun ini.
Menurut dia, cara manual untuk menghancurkan jarum suntik biasanya menggunakan instalasi insinerator. Dibutuhakan biaya puluhan juta rupiah untuk membuat insinerator.
Teknik Penggunaan
Eko mengunggah cara penggunaan alat ini di channel youtube akun miliknya https://youtu.be/udHRhlcfoVU.
Pertama alat dihubungkan dengan listrik. Sakelar dinyalakan, kondisi alat on. Jarum suntik dimasukan ke lubang alat tersebut, agak diputar sedikit. akhir dari pembakaran jarum menjadi abu. “Hanya membutuhkan waktu 30 detik per jarum,” jelas Eko.
Proses penghancuran jarum suntik melalui proses pembakaran secara otomatis dengan arus listrik bersuhu di atas 1.200 derajat celcius sehingga jarum suntik menjadi serbuk abu halus. Eko menambahkan jarum yang telah di bakar dengan alat ini hanya tersisa plastik dan bisa bisa dibakar secara manual.
“Kelebihan alat tersebut dirancang portable (mudah dipindah) dan dapat digunakan oleh praktisi medis dengan aman dan mudah dioperasikan dengan berat sekitar 3,5 kg,” ucarnya bangga. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post