PWMU.CO– Orientasi hidup menurut Islam dikupas oleh Dr H. Asrofi MHum, Ketua MUI Gunung Kidul Yogyakarta pada Pengajian Ahad Pagi PDM Trenggalek di Masjd al-Furqon, Ahad (1/1/2023).
Dia menjelaskan, orientasi hidup itu merujuk surat al-Hasyr (59): 18. ”Dalam hidup kita harus pertama berorientasi bahagia dunia dan akhirat, kedua optimis, ketiga life in order, dan keempat ada self control,” ujarnya.
Asrofi mengutip surat al-Baqarah: 200-203, 282, al-Qashos: 77, al-Waqiah: 2 ketika menjelaskan bahagia dunia dan akhirat.
Dia menerangkan, alam semesta ini terdiri kumpulan bintang dan planet. Jumlahnya yang bisa dideteksi 2.250 triliun. Kumpulan bintang-bintang ini seandainya jadi surga dan neraka sangat luas.
”Alam semesta ini, termasuk bumi yang kita tempati akan rusak di hari kiamat. Jika kita hanya ingin bahagia di dunia kita adalah orang yang merugi,” tuturnya.
Mereka yang tidak percaya akhirat, sambung dia, bakal menyesal dan kesusahan abadi sedangkan yang percaya bahwa akhirat akan senang dan bahagia abadi. ”Maka kita wajib meyakini bahwa akhirat ada sehingga bahagia di dunia dan akhirat,” tuturnya.
Optimistik
Asrofi menegaskan, hidup harus optimistik dengan masa depan. Apabila mendapatkan musibah, gunung meletus, longsor, kita mempraktikkan sabar dan tawakal.
”Allah sudah menentukan agar kita tidak sombong dan angkuh ketika jaya. Tidak putus asa ketika jatuh. Hidup mengajarkan optimistik karena segalanya Allah yang mengatur dan mengendalikan alam semesta,” ujarnya.
Seperti alam semesta yang bertasbih kepada Allah, menurut dia, manusia mestinya mengikuti orbit sunatullah juga bertasbih kepada pencipta. ”Jangan pesimis, apapun musibah ada hikmahnya,” ujarnya.
Life in Order
Mengutip al-Fatihah: 6-7, al-Waqiah: 3, dan surat al-Qiyamah, Asrofi menjelaskan, life in order bermakna hidup dengan mengikuti aturan.
Kita bernegara mengikuti aturan konstitusi. Sebagai umat Allah, order kita adalah dinul Islam yang aturannya adalah akidah, ibadah, muamalah, akhlakul karimah.
Akidah, kata dia, kita percaya pada Allah, malaikat, Rasul, kitab Allah, hari kiamat, dan ketentuan Allah. Dalam Ibadah kita mengikuti tuntunan Allah, berhati-hati, tidak memodifikasi karena takut dengan bid’ah. Itu pilihan kita.
Self Control
Asrofi yang kelahiran Rejotangan Tulungagung ini menyampaikan, umat Islam harus memiliki self control. Kontrol pribadi. Segala yang baik kita harus rajin, dan yang buruk kita tidak menerima, karena semuanya diawasi Allah.
Untuk mengetahui siapa yang beriman dan tidak beriman. Allah yang menciptakan, mengadakan dan membentuk rupa segalanya dan bertabih kepada-Nya. Kita adalah ciptaan terbaik meskipun iblis mengingkarinya”.
”Mari kita bertobat, menjalankan hal yang baik berlandaskan lillahi taala, memiliki kontrol yang baik agar selamat dunia dan akhirat,” kata dia dengan mengutip surat 56: 4 dan 25, surat 36: 65, surat 75: 14.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto