Hukum Membaca Ta’awudz sebelum Melakukan Shalat; Oleh Dr Zainuddin MZ LC MA (NBM: 984477) dalam Format Baru Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama
PWMU.CO – Tanya: Apakah membaca ta’awudz sewaktu memulai shalat sebelum takbiratul ikhram termasuk bid’ah? Bagaimana maksud ayat 200 Surat al-A’raf dan bagaimana kebolehan Nabi SAW terhadap seorang sahabat Amr bin Asyh (bukan Amr bin Asyh, melainkan Utsman bin Abi Asyh) yang dinasihati untuk membaca ta’awudz bila dalam bacaan al-Qur’annya sewaktu shalat mengalami gangguan? Mohon penjelasan!
Jawab: Yang dituntunkan dalam shalat membaca ta’awudz adalah sebelum membaca surat al-Fatihah. Sebagaimana telah disepakati dan dijadikan rumusan untuk menjadi tuntunan dalam melaksanakan bacaan surat al-Fatihah dan sebagaimana kita ketahui bersama dalam HPT (Himpunan Putuisan Tarjih).
Adapun kalau bacaan ta’awudz dianjurkan itu untuk menghindari godaan setan, khususnya pada awal memulai bacaan al-Qur’an, demikian pula kalau seseorang merasa tergoda konsentrasinya sewaktu membaca al-Qur’an dalam shalatnya, ia juga dianjurkan untuk membaca ta’awudz.
Hadits Utsman bin Abi Asyh
وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ الثَّقَفِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَدِمْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ, إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ: خِنْزَبٌ, فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ, وَاتْفُلْ عَنْ يَسَارِكَ ثَلَاثًا, قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ, فَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّي.
Utsman bin Abi Asyh al-Tsaqafi ra. berkata: Aku menghadap Nabi SAW dan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah mendinding antara aku dan shalatku, sehingga membuat bacaanku terganggu. Rasulullah SAW bersabda: Itulah setan Hinzab. Jika Anda merasakan gangguannya, maka mohonlah perlindungan kepada Allah darinya (bacalah istiadzah) lalu mentafallah (mengeluarkan sedikit air ludah) ke sisi kirimu sebanyak tiga kali. Utsman berkata: Lalu aku mempraktikkannya, dan Allah menghilangkan keraguan itu dariku. (HR Muslim: 2203; Ahmad: 17928)
Dengan demikian bimbingan Rasulullah SAW bagi yang merasa terganggu setan saat membaca al-Qur’an sewaktu shalat ada dua hal. Yaitu, pertama membaca ta’awudz, dan kedua melakukan pentafalan ke arah kiri sebanyak tiga kali.
Bacaan ta’awudz yang sedemikian itu juga boleh dilakukan jika seseorang merasa tergoda dalam konsentrasi menghadapi sesuatu yang baik termasuk saat beribadah, sebagaimana yang pernah dialami oleh Rasulullah SAW.
Hadits Abu Darda’
وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) (يُصَلِّي) (فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ ثُمَّ قَالَ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللهِ, أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللهِ, أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللهِ, وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا, فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ الصَلَاةِ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ, قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَلَاةِ شَيْئًا لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ, وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ, قَالَ إِنَّ عَدُوَّ اللهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي, فَقُلْتُ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ قُلْتُ: أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ التَّامَّةِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, فَلَمْ يَسْتَاخِرْ) (فَأَخَذْتُ بِحَلْقِهِ فَخَنَقْتُهُ) (فَمَا زِلْتُ أَخْنُقُهُ حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ لُعَابِهِ بَيْنَ إِصْبَعَيَّ هَاتَيْنِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا) (ثُمَّ أَرَدْتُ أَنْ آخُذَهُ, فَوَاللهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لَأَصْبَحَ) (مَرْبُوطًا بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ) (يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ) (فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ لَا يَحُولَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ أَحَدٌ فَلْيَفْعَلْ)
Abu Darda’ RA berkata: (Rasulullah SAW shalat) (lalu kami mendengar beliau berucap, Aku berlindung kepada Allah dari godaanmu. Lalu Nabi SAW melanjutkan: Semoga Anda terlaknat dengan laknat Allah 2x. Lalu Nabi membentangkan tangan seakan hendak meraih sesuatu. Seusai shalat kami bertanya: Wahai Rasulullah, kami telah mendengar tuan berucap sesuatu yang belum pernah kami dengarkan dan kami menyaksikan saat tuan membentangkan tangan.
Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Iblis sang musuh Allah itu datang dengan membawa panah api untuk ia jadikan di wajahku, maka aku memohon perlindungan kepada Allah sebanyak tiga kali. Lalu aku ucapkan, Semoga anda terlaknat dengan laknat Allah 3x, namun dia tidak mundur) (Lalu aku pegang leher dan mencekiknya) (dan terus aku lakukan seperti itu hingga aku rasakan dingin liurnya yang mengalir pada kedua jariku ini.
Yakni ibu jari dan telunjuk (Aku ingin menahannya. Sungguh, sekiranya bukan karena doa saudaraku Sulaiman) (Tentu di pagi harinya dia akan terjerat di tiang-tiang masjid) (yang dapat dipermainkan oleh anak-anak penduduk Madinah) (Maka barangsiapa di antara kalian mampu untuk bertabir antara dia dan kiblat, hendaklah ia melakukannya). (HR Muslim: 542; Ibnu Hibban: 2349; Nasai: 1215; Ahmad: 11797)
Sebetulnya tidaklah salah seseorang membaca ta’awudz sewaktu akan melakukan shalat agar tidak tergoda konsentrasinya, tetapi bukanlah hal itu merupakan tuntunan untuk dilakukan terus-menerus yang menjadikan rangkaian niat atau permulaan shalat.
Tegasnya, suatu kebolehan jika ada godaan, tetapi bukan merupakan rangkaian dalam ketentuan mengawali ibadah shalat. Itulah sebabnya Nawawi memasukkan hadist itu dalam kitab syarahnya terhadap kitab Shahih Muslim, bab Jawaz La’ni Syaithan fi Astnai Shalah wa Ta’awwud Minhu (Kebolehan Melaknat Setan di Tengah-Tengah Melakukan Shalat dan Mohon Perlindungan kepada Allah SWT dari Godaannya). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni