PWMU.CO– Sukses bisnis juga sukses Lazismu menjadi moto hidup Ir. Faizal Muzamil (64), pengusaha kubah masjid di Wage Kec. Taman Sidoarjo.
Bisnis kubah masjid yang disusun dari panel enamel ini ditekuni sejak 2008 terus berkembang. Pasarnya sudah seluruh Indonesia hingga Malaysia. Namun dia juga menyediakan waktu dakwah di Muhammadiyah lewat PRM Wage dan aktif di Masjid Ikrom. Dia menjadi Ketua Lazismu PRM Wage.
”Saya mendirikan Lazismu Wage tahun 2016 sebelum PCM Sepanjang dan PDM Sidoarjo mendirikan,” kata Faizal ditemui di bengkelnya Jl. Jeruk 50B Wage, Jumat (6/1/2023).
Dia mengajak jamaah masjid, PRM, dan masyarakat mengumpulkan zakat infak sedekah untuk mendukung dakwah dan menyantuni kaum dhuafa lewat Lazismu. Di tengah sukses bisnis, Faizal menyediakan waktu untuk urusan dakwah dan layanan umat.
Menurut dia, bisnis dan dakwah saling menunjang dan membuat hidup jadi berkah. Bermanfaat bagi orang lain. Dia bersyukur bisnis kubah masjid tak pernah sepi pesanan. ”Bahkan saat pandemi Covid-19 kemarin masih tetap jalan,” ujarnya.
Faizal membuat kubah masjid dari panel enamel dengan sistem micro tanpa drilling. Dia mempunyai dua bengkel di daerah Wage ini.
Satu bengkel untuk kantor dan pembuatan panel berbentuk wajik yang populer disebut model layangan. Satu bengkel lagi untuk pemotongan dan pembengkokan pipa.
”Kubah buatan saya dirangkai dari panel enamel sehingga warnanya tahan hingga 20 tahun. Kalau pakai air brush warnanya hanya tahan lima tahun,” kata Faizal yang juga pernah bisnis air kemasan tahun 2000.
Dia memakai bahan berkualitas baik. Panelnya terbuat dari plat besi rendah karbon. Impor dari Jepang. Besi ini tahan panas bertahun-tahun. Setelat plat dibentuk wajik lalu dicat dengan enamel di pabrik panci. ”Saya kerja sama dengan pabrik panci enamel. Enamel itu cat berbahan porselen atau keramik,” ujarnya.
Teknik Micro
Teknis pemasangan panel, dia menerangkan, tak lagi memakai drill atau sekrup untuk merangkai panel menjadi kubah.
”Awalnya dulu saya pakai drill untuk menempelkan panel ke reng pipa. Ternyata bekas lubang bor itu merusak enamelnya. Lama-lama terkena hujan jadi berkarat. Penampilan panel kubah jadi jelek. Juga menyebabkan kebocoran,” kata Faizal yang alumnus Kimia UPN Jatim.
Masalah ini dia pikirkan solusinya. Lalu dia menemukan teknik kait. Ujung atas dan bawah panel diberi potongan plat ukuran 2 x 10 cm. Cara memasang panel, dua potongan plat atas dan bawah ini langsung ditekuk mengait ke reng pipa. Hasil kaitannya sangat kuat. Enamel tidak rusak karena bor.
”Cara itu saya namakan teknik micro sesuai dengan nama perusahaan saya PT Micro Dua Ribu. Teknik ini sudah saya patenkan sehingga tidak bisa dipakai oleh perusahaan lain ,” kata Faizal didampingi anak sulungnya Dional Fatra ST yang menjadi direktur operasional.
Dengan teknik ini tingkat kebocoran kubah kalau hujan makin kecil. Tinggal 5 persen. Untuk mengatasi yang 5 persen ini memakai lapisan membran stiker ditempelkan di bagian plafon kubah. Plafon kubah terbuat dari lembaran galvalum. Membran stiker terbuat dari lembaran karet tipis ada lemnya. Fungsinya untuk mencegah bocor air dan peredam panas.
Dulu plafon kubah banyak memakai harflex yang rawan terbakar sebelum ditemukan galvalum. Seperti kebakaran kubah Masjid Islamic Center Kramat Tunggak Jakarta gara-gara harflexnya terkena percikan las.
Menangkap Peluang Bisnis
Faizal menuturkan terjun di bisnis kubah masjid awalnya bekerja menjadi marketing di pembuat kubah steinless steel di Kedung Turi. ”Suatu hari ada order dari Balikpapan pesan kubah enamel seperti milik Masjid Al-Akbar Surabaya,” katanya.
Bosnya tak sanggup memenuhi karena tak pengalaman kubah model itu. Peluang itu langsung ditangkap Faizal. Dia memberanikan diri menerima order itu. Langsung dia pelajari model kubah panel lewat buku. ”Zaman itu baru ada satu perusahaan kubah panel di Waru. Sayapun pelajari produknya,” ujarnya.
Order dikerjakan ternyata sukses. Sukses bisnis ini mendatangkan order berikutnya hingga usaha berkembang. Dari kubah kecil hingga kubah ukuran besar mencapai diameter 30 meter. Pesanan berdatangan dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. ”Dua kali dapat order dari Genting, Malaysia,” jelasnya.
Dional Fatra menambahkan, produk kubahnya punya standar keamanan dan kualitas. Menjaga kekuatan dan keamanan dibuat struktur kerangka besi berjarak 1,8 meter. Kerangka ini kemudian dilingkari pipa reng tempat menempel panel.
”Beda kubah tanpa struktur kerangka bisa dilihat dari reng yang dipasang vertikal rapat. Produk kami rengnya horizontal menempel pada struktur kerangka,” jelasnya.
Dia menjelaskan, satu kubah berbeda-beda jumlah panelnya tergantung ukuran besar dan tingginya. Kubah kecil 2 meter jumlah panelnya 800 keping. Kubah besar diameter 30 meter jumlah panel bisa sampai 15 ribu keping.
Memasang kubah kecil diselesaikan tiga bulan. Kubah besar sekitar enam bulan. Harganya sekitar Rp 2 juta sampai 2,1 juta per meter. Kalau luar Jawa Rp 2,5 juta per meter.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto