Tari Topeng Alit Guru Aisyiyah Membuka Seminar dan Dikdasmen Awards, Liputan Estu Rahayu.
PWMU.CO- Tari Topeng Alit tampil membuka acara Seminar dan Dikdasmen Award yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Aisyiyah bersama Pimpinan Wilayah Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) di Dome Theater Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu(7/1/2023).
Tari Topeng Alit merupakan tarian khas yang menggambarkan tingkah laku dan polah anak-anak yang digambarkan pada topeng. Merupakan tarian khas dan unik yang dimiliki Kota Malang Jawa Timur.
Di atas panggung yang berkarpet merah, 10 guru TK Aisyiyah alias Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) berasal dari Kota Malang memainkan tarian itu dengan apik dan semangat.
Kostum Tari
Didukung dengan kostum berwarna merah menyala dengan rumbai-rumbai berwarna kuning dan mahkota dengan dua bunga berwarna kuning.
Bagian kostum yang lain adalah kace. Bentuknya setengah lingkaran dengan warna merah menyala. Rapek, bentuknya seperti kace dengan ukuran lebih besar letaknya dibagian depan dan belakang paha.
Ada juga yang disebut pedang-pedangan, karena bentunya seperti pedang yang posisinya ada di kanan dan kiri lurus dengan pinggang.
Selain kostum, tati topeng ini dilengkapi dengan gongseng. Semacam kelintingan. Bentuknya bulat kecil seperti gundu yang terbuat dari logam dan didalamya ada butiran logam lain jumlahnya banyak fan bergerombol. Biasanya diikatkan di kaki kanan penari. Jika kaki kananya dihentakkan, bunyinya cring-cring.
Tetap Lincah
Meski statusnya guru TK Aisyiyah dan sudah beusia, para penari Tari Topeng Alit mampu bergerak lincah layaknya murid-murid TK .
Di samping itu, 10 guru TK Aisyiyah itu juga diuji kreativitasnya saat menentukan kostum. “Konstum aslinya menggunakan celana pendek dan tidak sepenuhnya menutup aurat,” ujarnya Mimin Chamimah SPdI, guru TK Aisyiyah 35 Bumiayu Malang.
Namun, lanjutnya, kami menyesuaikan kostum aslinya dengan busana yg menutup aurat seperti kain kaos hitam yang menutupi tubuh penarinya.
Gigit Topeng
Hal menarik lainnya adalah topeng. Menurut penuturan Ifa Irawati SS SPd, topeng yang sesungguhnya berasal dari kayu yang dipahat.
“Namun yang kita gunakan topeng berbahan gabus,” ujar guru TK Aisyiyah 16 Lowokwaru Malang.
Topeng yang dikenakan sesuai karakter yang dimainkan. “Ada karakter tersenyum, sedih, ceria bahkan ada yg matanya cuman satu karena sebelahnya terpejam”, tambahnya.
Dalam tarian Topeng Alit, terdapat adegan anak-anak yang bertengkar kemudian bermain bersama lagi. ” Maka dalam gerak tari topeng mesti kuat tanjak, yaitu posisi kaki penari yang saling menjauh dan menurunkan posisi badannya,” urainya.
Kesulitan lainnya, pada gerakan tertentu, topeng yang menutup wajah harus digigit pada bagian tengahnya. “Bisa dibayangkan betapa sulitnya jika yang digigit adalah topeng kayu. Tentu lebih sulit lagi,” ujarnya.
Namun semua kesulitan dan kreatifitas guru TK Aisyiyah yang tampil dalam Tari Topeng Alit terbayar dengan tepuk tangan yang bergemuruh memenuhi Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni