Nyonya Muluk SMAM 8 Gresik Juara Festival Kostum Bandar Grissee 2022; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Chintia Rizki F.
PWMU.CO – Kostum ‘Nyonya Muluk’ karya tim ekstrakurikuler Style Costum Carnival M8 bekerja sama dengan Double Track Tata Rias SMA Muhammadiyah 8 Gresik meraih juara III kostum terbaik dalam Festival Kostum Bandar Grissee 2022. Ahmad Rizal Adzka, sang pembina, merancang dasarnya.
Kabar ini disiarkan langsung dari akun resmi Instagram @gresiktourism, Rabu,(28/12/2022) pukul 19.00 WIB. Tak hanya pengumuman, tampak juga berlangsungnya Festival Kostum Bandar Grissee dari awal di Kawasan Kota Tua Bandar Grissee. Tepatnya di Jalan Basuki Rahmat Gresik.
Panggung kompetisi itu diikuti 24 kontestan. Mereka memamerkan kostum representasi budaya dan tradisi daerah masing-masing. Budayawan Gresik Kriswanto Adji Wahono Abdul Wafiq menjadi juri.
Runway seluruh peserta mengawali kontes itu. Bupati Gresik H Fandi Akhmad Yani SE, Wakil Bupati Gresik Hj Aminatun Habibah MPd, dan Ketua Dekranasda Kabupaten Gresik Hj Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani menyaksikan di sana.
Kemudian sepuluh kontestan terbaik yang lolos menuju final kembali runway untuk penentuan tiga kontestan terbaik. Wakil SMA Muhammadiyah 8 Gresik Shabira Farsya Khairani yang mengenakan kostum ‘Nyonya Muluk’ berhasil menjadi kontestan terbaik ketiga.
Farsya–sapaannya–mengakui festival kostum ini perlombaan fashion pertamanya. Banyak pengalaman yang dia peroleh selama berkompetisi. “Memang cukup tegang tapi aku menikmatinya,” ungkap siswa kelas X-C itu.
Dari kompetisi itulah dia belajar banyak hal. “Seperti bagaimana cara jalan di runway dan bagaimana memperagakan produk sponsor. Selain itu, senang juga karena bisa menampilkan yang terbaik untuk sekolahku. Alhamdulillah bisa meraih juara III,” imbuhnya.
Kostum Nyonya Muluk
Tampilan anggun nan elegan tampak ketika Farsya berbalut kostum Nyonya Muluk berjalan melenggak-lenggok di panggung. Kostum ini dominan warna kuning dan hijau; berpadu sayap, hiasan mahkota, serta aksesoris beraksen tanaman rambat dan kupu-kupu.
Kata Rizal, sapaan sang pembina, kostum Nyonya Muluk terinspirasi dari salah satu motif figur di damar kurung khas Gresik bikinan seniman Masmundari pada abad ke-16. Nyonya Muluk mencerminkan harapan kekuatan dan umur panjang sekaligus melambangkan cita-cita setinggi langit.
“Yaitu cita-cita agar Bangsa Timur (Gresik) bisa sejajar dengan Bangsa Barat (Belanda). Karena pada masa kolonial Belanda, posisi Bangsa Barat sebagai penjajah lebih unggul dibandingkan dengan Timur yang dijajah. Nyonya Muluk simbol perlawanan terhadap dominasi kolonial,” terangnya.
Warna kostum itu menyimbolkan suasana damar kurung pada siang hari. Warna kuning juga melambangkan sosok optimis, ceria, dan bahagia. “Sedangkan warna hijau melambangkan perdamaian, ketenteraman, dan keberuntungan,” imbuh Rizal.
Pada lukisan damar kurung, Nyonya Muluk digambarkan sebagai wanita bertubuh besar yang mengenakan gaun dan sayap. Kehadiran sayap, mahkota, aksesoris kupu-kupu, dan tanaman rambat itu ternyata punya arti tersendiri.
“Sayap yang berada di sebelah kanan dan kiri melambangkan wanita juga berhak dan mampu mengembangkan jati diri dan kelebihan yang ada pada dirinya. Yakni dengan tidak menghilangkan budaya dan kearifan lokal tempat ia dilahirkan,” terangnya.
Adapun mahkota dengan satu damar kurung di atas menyimbolkan seseorang harus memiliki kekuatan satu pemikiran yang kuat dan melek budaya, baik budaya lokal maupun nasional. Sedangkan aksen tanaman rambat representasi proses pertumbuhan tanaman yang tumbuh dan berkembang dari bawah.
“Berarti dalam hidup semua hal dimulai dari bawah dan untuk mencapai kehidupan yang baik dibutuhkan perjuangan,” ungkap dia.
Begitu juga pada aksen kupu-kupu. “Hidup harus berjuang dan diperjuangkan, sabar atas apa yang terjadi, tetap berproses meskipun belum tahu hasil yang akan diperoleh, serta dedikasi diri untuk perubahan yang positif,” lanjut Rizal. Tidak hanya itu, kupu-kupu juga melambangkan kecantikan elegan dan menawan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN