Becak Pak Sukir Membawa Drumben Gita Surya Persada TK Aisyiyah 36 PPI Juara; Liputan Anik Nur Asia Mas’ud, Kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Kompetisi drumben memperebutkan Kapolres Cup Gresik 2022: Giri Santri Open Marching Tournament V, Ahad (25/12/20222) menyisakan pengalaman indah bagi tim Gita Surya Persada (GSP) TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI), Gresik, Jawa Timur.
Pengalaman indah itu tak hanya berkesan bagi anak-anak, tapi juga bagi orangtua, guru, dan karyawan TK Aisyiyah 36 PPI.
Saat itu, sebelum tim tampil di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) 2, ti hanya diberi waktu maksimal dua menit untk menata alat drumben dan properti. Maka, dengan sigap orangtua, termasuk pengurus Komite Sekolah, masuk ke dalam arena lomba untuk menata peralatan. Mereka segera kembali ke pinggir lapangan agar tidak terkena pengurangan nilai karena melebihi batas waktu yang telah disediakan.
Sebagian ibunda mendorong dan membawa peralatan drumben dan menata corong nomor sebagai tempat tanda anak berdiri pada posisinya. Sebagian lagi menata aksesoris. Beberapa ayah membawa backdrop ke bagian tengah belakang.
Karena lumayan cukup berat dan memerlukan keseimbangan, backdrop yang ditumpuk dengan dua lapis gambar dengan lebar empat meter dan tinggi dua meter itu dibawa oleh tiga orang.
Tak ketinggalan para guru dan karyawan yang juga ikut membantu membawa dan menata bendera dan properti lainnya.
Saat anak-anak tampil suara percakapan terhenti. Arena yang sebelumnya dipenuhi riuh guru dan wali murid yang menata barang, diganti dengan tim drumbaen Gita Surya Persada yang siap membawakan lagu Matahari Terbenam dan Naik Becak.
Kekompakan antara orangtua, guru, dan karyawan terlihat juga saat anak selesai menampilkan performanceterbaik mereka dengan percaya diri. Mereka membawa peralatan dan properti ke luar lapangan.
“Kalau nggak gini nggak olahraga,” ujar Anton Auliya Martadinata, ayah Auliya Ukasya Al Khawarizmi kepada PWMU.CO saat selesai membantu merapikan properti.
Jantung Berdebar karena Becak
Salah satu peristiwa yang membuat jantung berdebar adalah saat becak sebagai salah satu properti yang akan digunakan sampai hari H tak kunjung didapat.
Beberapa kali mencari becak, baik melalui telepon maupun datang langsung ke tempatnya. Semua tidak membuahkan hasil. Akhirnya diputuskan, jika sampai di hari H pukul 10.00—atau dua jam sebelum tampil—becak didapatkan, maka properti tersebut pun batal digunakan.
Pencarian terakhir dilakukan di depan WEP. “Alhamdulillah, detik-detik terakhir kami dipertemukan dengan Pak Sukir, tukang becak, yang mau disewa beberapa jam becaknya,” terang Nur Lia Faridah SPd, guru TK Aisyiyah 36 yang terletak di Jalan Sawit No. 4 PPI, Gresik..
Pak Sukir, laki-laki asal Bojonegoro, itu langsung mengiyakan saat becaknya disewa. Dia mengaku sudah 30 tahun tinggal di Gresik sebagai tukang becak yang sehari-hari mangkal di depan WEP.
Akhirnya dalam waktu singkat becak disulap menjadi lebih menarik dengan aksesoris warna-warni agar siap menjadi properti tampilan drumben.
Selesai anak-anak tampil, sambil menunggu pemiliknya datang mengambil, becak Pak Sukir menjadi tempat favorit untuk foto-foto guru dari tim lain
Endang Khusniati SE, Penanggung Jawab Drumbaen TK Aisyiyah 36 PPI, sangat senang atas tampilan dan prestasi anak-anak. “Anak-anak sudah berusaha dengan baik, meskipun kurang lebih hanya dua minggu persiapan latihan untuk lomba ini, anak-anak semangat dan kompak,” terangnya.
Hal tersebut terlihat dari wajah-wajah bahagia saat mereka mengambil piala kemenangan juara IV yang telah diraih, Kamis (5/1/2023).
Siang itu, saat pulang sekolah, Raka Pandu Mahardika terlihat senang sambil membawa piala. Ibunya menceritakan, sebenarnya saat tampil ia nervous. “Tapi dredegku hilang soalnya ada mama ada nonton aku,” cerita Fajar Rizka menirukan perkataan anaknya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni