Tiga Siswa MA Al-Ishlah Paciran Juara Beladiri Internasional, liputan kontributor PWMU.CO Lamongan Gondo Waloyo
PWMU.CO – Madrasah Aliyah (MA) Al Ishlah Sendangagung Paciran, Lamongan, Jawa Timur berhasil menyabet prestasi di Kejuaraan Beladiri Bandung Lautan Api Internasional Championship 4 yang diadakan Sayap Rajawali di GOR Futsal ITB Jatinangor Sumedang Jawa Barat, Sabtu-Ahad (7-8/1/2023).
Tiga siswa tersebut: siswa kelas XII Erfin alfin khoiri bin Khamlin asal Sendangharjo Brondong Lamongan yang menyabet medali emas di kelas A 2; siswa kelas XII Ahmad Hafidz Aqma bin Alimun Naim asal Solokuro Lamongan meraih medali perak di kelas B; dan siswa kelas XII Hamam maulana bin Moh Shofwan Najih asal Laren Lamongan meraij medali perunggu di kelas H.
Pelatih sekaligus pendamping kontingen Labib Sholahuddin merasa puas dengan penampilan ketiga anaknya yang tampil secara maksimal.
“Meski tidak menyandang juara umum, kami merasa tidak sia-sia datang dari jauh ke Sumedang,” ujarnya pelatih yang masih berstatus mahasiswa STIQSI Lamongan ini.
Dia menyampaikan kejuaraan yang diperoleh ketiga Siswa MA Al-Ishlah ini merupakan berkat kesungguhan dan jerih payah latihan yang dilakukan mereka sejak bulan Oktober lalu.
“Usai mengikuti Kejuaraan Pencak Silat di Semarang, sejak itu pula, mereka dilatih teknik-teknik beladiri yang baik. Alhamdulillah, di Sumedang ini mereka bisa tunjukkan kemampuan mereka,” terangnya.
Ditanya tentang kunci rahasia keberhasilan ini, dia menjelaskan tidak ada yang dirahasiakan. Yang pasti selaku pelatih menginstruksikan kepada ketiga siswa dengan instruksi bahasa Arab yang mungkin tidak dipahami lawan.
“Saya teriak miqash-miqash (gunting) secara berulang itu instruksi agar lawan dijatuhkan dengan cara menggunting kaki. Setelah instruksi itu dilaksanakan, lawan betul-betul berhasil dijatuhkan dengan cara itu,” jelas pelatih Tapak Suci Melati tiga ini.
Seluruh Indonesia
Erfin Alfin mengungkapkan, peserta yang ikut berjumlah 2 ribuan dan berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan luar negeri.
“Namun masih didominasi peserta dari Indonesia dan hanya beberapa saja yang dari luar negeri,” ucapnya.
Dia memaparkan peserta yang berasal dari pondok pesantren sangat sedikit, kebanyakan dari perguruan-perguruan pencak silat. MA Al-Ishlah termasuk pondok pesantren yang turut berpartisipasi,” tambahnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.