Digitalisasi PWM Jatim agar Dakwah Muhammadiyah Melaju Kencang: Liputan Kontributor PWMU.CO Sidoarjo Darul Setiawan.
PWMU.CO – Selain bicara pendidikan Muhammadiyah Jawa Timur satu periode ke depan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Hidayatulloh MSi, juga menyampaikan soal digitalisasi Muhammadiyah.
Menurut Hidayatulloh, peran Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), maksudnya LIK, Jatim, selama ini dinilainya cukup bagus. “Apa yang dilakukan oleh MPI di PWM Jawa Timur saat ini sudah cukup bagus, tapi kita juga ingin lebih bagus lagi,” ujarnya pada PWMU.CO, Senin (9/1/23) bakda Subuh.
Kaitannya dengan pustaka dan informatika, itu di banyak level pimpinan di kantor-kantor Muhammadiyah itu sekarang ini kan relatif belum ada yang ngurusi tentang web, termasuk di wilayah.
“Kita ingin mengembangkan web itu selalu di-update informasi yang ada itu. Nah kemudian kita juga ingin mengembangkan data base, big data yang dimiliki Muhammadiyah,” jelasnya.
Nah ini, kata dia, menjadi salah satu tugas kaitannya dengan bidang informatika itu. Bagaimana kemudian berbagai informasi di wilayah, di daerah, di cabang, bahkan sampai dengan amal usaha itu bisa terkoneksi dalam sebuah sistem, yang akan dikembangkan oleh Muhammadiyah yang ada di Jawa Timur ini.
“Dalam konteks inilah, kita nanti butuh tenaga-tenaga yang punya keahlian di bidang itu programmer dan orang yang ahli di bidang pengamanan data,” ungkapnya.
Digitalisasi Muhammadiyah
Kita nanti, lanjut dia, mulai coba dari wilayah bagaimana sistem itu bisa dibangun kemudian bisa diimplementasikan di semua daerah. Ada integrasi dan koneksi, sehingga kita berharap satu periode ini harus selesai. “Karena itu menjadi hal yang sangat penting di era saat ini dan ke depan,” imbuhnya.
Kemudian hal lain juga, sambungnya, prestasi Muhammadiyah itu luar biasa, termasuk di amal usaha. Tentu kita ingin mendorong semuanya untuk mengembangkan proses digitalisasi.
Hal-hal yang positif harus sebanyak mungkin dilakukan, untuk publikasi dalam kaitannya dengan pemanfaatan teknologi digital itu. Hal-hal itu yang perlu disadari bersama kita sesungguhnya kita merasa cukup ketinggalan ya dalam bidang ini.
“Muhammadiyah diakui sebagai organisasi yang sangat besar bahkan yang terbesar, tapi dalam hal ini kita masih tertinggal. Ini menjadi tugas kita,” kata dia.
Tentu, sambung Hidayatulloh, kita butuh masukan siapa orang-orang yang bisa dimasukkan dalam MPI dalam berbagai bidang itu, yakni pustaka, informatika, dan digitalisasi itu siapa saja.
“Kami sangat terbuka sampai saat ini, karena baru Jumat depan (13/1/23) menyusun bersama-sama untuk formasi ketua majelis dan lembaga. Jumat depan setidaknya ketua dan sekretaris itu selesai. Baru setelah itu kita undang ketua dan sekretaris, itu untuk kita ajak berpikir mencari orang bersama-sama menyusun keanggotaannya, saya kira itu,” tuturnya.
Kriteria Ketua Majelis
Terkait kriteria ketua majelis di bawah koordinasinya, Hidayatulloh mengatakan, jika integritas menjadi syarat pertama.
“Dua bidang, yakni Majelis Dikdasmen dan MPI, saya kira ‘kan bidang-bidang yang sangat strategis. Saya kira pertama integritas, yakni kejujuran dan tanggung jawab yang harus ada pada seseorang itu. Kedua adalah kompetensi. Ketiga adalah kesungguhan dan kontinuitas dalam mengurus majelis lembaga itu,” jelasnya.
Jadi, lanjutnya, bukan hanya sekadar punya keahlian dan kemampuan tapi waktu tidak ada, juga tidak ingin itu. “Tapi saya yakin yang berkomitmen itu nanti menyediakan waktu untuk mengurusi majelis dan lembaga itu,” tambahnya.
Keberadaan website PWM Jatim, lanjut dia, menjadi pelengkap portal berita PWM yang sudah ada. “PWMU.CO itu ‘kan seputar berbagai kegiatan yang bisa dipublikasikan. Kita tidak ingin hanya itu, tapi bagaimana website (baru) itu bisa memberikan informasi selengkap mungkin berbagai dinamika. Banyak hal yang harus kita sampaikan,” ungkapnya.
Keberadaan LIK
Termasuk, kata dia, kita mulai pimpinan baru Muhammadiyah, program-program yang sudah dihasilkan di Musywil, kebijakan-kebijakan baru sebagai turunan Musywil itu sampai pada aset yang dimiliki Muhammadiyah, jaringan masjid-mushala Muhammadiyah, dai-dai Muhammadiyah, Angkatan Muda Muhammadiyah, aset kader, dan lain sebagainya.
“Itu semua kita berharap bisa terkonsolidasi dalam sebuah sistem, harapan kami seperti itu,” terangnya.
Hidayatulloh juga menjawab keberadaan Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) yang dimunculkan Nadjib Hamid, yang menjadi Wakil Ketua PWM Jatim periode sebelumnya.
“LIK nanti menjadi satu di MPI. Kalau dulu kan pecah, tapi nanti LIK tetap ada tapi menjadi satu di MPI. Sehingga majelis ini menjadi gemuk bidang tugasnya, karena mengintegrasikan majelis dan lembaga. Itu akan terus kita kembangkan. LIK masuk ke MPI juga mengikuti formula dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,” tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.