PWMU.CO – Dwi Andayani SH tak bisa menyembunyikan perasaanya. Ia sangat bersyukur dan bangga atas prestasi yang diraih oleh anaknya: Mohammad Ilham Akbar Junior, S.Kom.
Pada Oktober 2016, Junior yang alumni Jurusan Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang itu, sudah direkrut UNICEF sebagai Youth Technology and Inovation Officer di kantor Jakarta, meskipun belum yudisium.
(Baca: Dari Gang Kecil, SD Muhammadiyah Ini Berhasil Tangkal Pengaruh Sekolah Nasrani)
Bahkan, pemuda jangkung yang baru lulus S1 itu pernah mewakili Indonesia untuk menjadi pembicara di forum PBB pada 8 Maret 2017. Melalui teleconference Cisco and UNV se-Asia Pasifik dia memberi masukan terkait urgensi volunteer dalam pembangunan Indonesia dalam skema SDGs atau pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2016, Junior juga pernah ikut pelatihan UNDP (salah satu lembaga PBB) se-Asia Pasifik di Srilanka.
Rasa bangga Dwi bukan tanpa alasan. Di samping soal prestasi moncer itu, ia masih ingat saat dulu Junior hendak sekolah SD. Ia dicibir tetangganya ketika menyekolahkan Junior di SD Muhammadiyah 1, Jalan Kawi No 7 Kota Malang. “Waktu itu, mereka beranggapan SD Muhammadiyah tersebut tidak berkwalitas dibanding sekolah negeri lainnya,” kisah Dwi pada pwmu.co, (26/3).
Wanita yang tinggal di Jalan Danau Kerinci V Blok G 6D No 8 Sawojajar Kota Malang itu menceritakan, bahwa saat dia menyekolahkan Junior di SD Muhammadiyah 1 ada yang mengatakan, “Buat apa sekolah di sana. Meskipun rangking 1 tapi kalau di Muhammadiyah ya percuma.”
Cibiran lainnya adalah soal seragam Pandu Hizbul Wathan (HW), yang dipakai pada hari tertentu sebagai seragam sekolah. “Saat Junior memakai seragam HW, ada yang menertawakan,” kata istri Drs Yuli Triyanto. “Masih banyak lagi kata-kata yang tak pantas untuk diucapkan.”
(Baca juga: Kisah Sukses Mahasiswa UMM Ubah Perkampungan Kumuh Jadi Rio de Janeiro-nya Indonesia)
Dwi mengungkapkan, pada akhirnya masyarakat luas tahu bahwa sekolah Muhammadiyah tidak bisa diremehkan. “Ternyata pilihan saya tepat. Dari SD itu anak saya menjadi pribadi yang luar biasa. Saya yakin bahwa sukses itu hak setiap orang. Asal orang itu mau berupaya mengubah nasibnya,” ujar Dwi.
Junior sendiri membuktikan bahwa pilihan orangtuanya tidak salah. Saat kelas 6, anak sulung dua bersaudara ini sudah mendapat banyak penghargaan. “Pada tahun 2006 dia menjadi runner up Siswa SD Berprestasi se-Kota Malang,” ucap Dwi yang menambahkan bahwa prestasi gemilang selalu diraih putranya hingga di perguruan tinggi. “Dalam waktu dekat Junior akan melanjutkan studi S2 ke Jerman.” Selamat! (Uzlifah)