PWMU.CO– Workshop dunia kerja digelar SMA Muhammadiyah 10 Genteng Surabaya di Ballroom Lantai VI WTC Plaza Surabaya, Sabtu (14/1/2023).
Workshop dunia kerja dan talkshow karier diikuti 100 siswa yang telah memilih berkarier setelah lulus SMA. Data ini berdasarkan hasil asesmen Tim Psikologi SMAMX, sebutan populer SMA Muhammadiyah 10 Surabaya. Kegiatan berlangsung dari pagi hingga sore.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Building Engineering Associatian (BEA) Jawa Timur. Kerja sama ini upaya SMAMX menguatkan bagi siswa-siswi yang telah menetapkan diri untuk terjun ke dunia kerja. Terutama yang berhubungan dengan perkembangan digital.
Pembicara Winarto ST, Dirut PT Cahaya Dinamika Jaya, yang juga pembina BEA. Dia praktisi profesional berbagai bidang. Memberikan materi peluang dunia kerja dan kesiapan siswa memasukinya.
Amma Karim, siswa peserta workshop menyatakan, gembira karena SMAMX menyelenggarakan kegiatan ini.
”Saya kini semakin yakin memilih terjun bekerja setelah lulus. Kegiatan workshop tadi memberi banyak wawasan tentang apa yang harus saya siapkan untuk siap kerja setelah ini,” kata Amma.
Menurut dia, sekolahnya memberi banyak informasi dan peluang mempersiapkan diri dengan kegiatan seperti ini. ”Sangat menyenangkan. Apalagi tadi dapat sertifikat yang berharga,” ujar Amma.
Kepala SMAMX Ir Sudarusman menjelaskan, workshop dan talkshow karier ini bertujuan memberikan bekal dunia kerja bagi siswa. Memiliki kesiapan untuk berkarier di era digitalisasi yang serba cepat.
”Tantangan sekolah di masa kini semakin besar. Kondisi kehidupan manusia di usia kerja dan usia dewasa makin kompleks. Ini membutuhkan keterampilan khusus yang sesuai perkembangan,” katanya.
Harapan orangtua, kata dia, sekolah bisa memberikan bekal agar anaknya mampu bertahan dalam kondisi tersebut. ”Workshop ini menjawab keinginan orangtua it,” ujarnya.
Era digitalisasi saat ini membutuhkan figur pekerja yang cepat, efektif, kreatif, dan inovatif. Para siswa sebagai representasi generasi milenial merupakan tenaga kerja yang mengisi kebutuhan tersebut.
”Saat ini sekolah tidak bisa memberikan bekal yang bersifat text-book semata. Tidak boleh ilmu statis, namun harus sesuai tuntutan zaman yang telah jauh berkembang,” tambah Pak Sudar.
Editor Sugeng Purwanto