Takmir Kids SD Ikrom ajak para siswa tertib ibadah; Liputan Sonah, kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo.
PWMU.CO – Ada yang berbeda dengan kegiatan pagi di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage. Seperti yang tampak pada murajaah kelas kecil I-III dan besar IV-VI, Jumat (6/1/23).
Biasanya kegiatan pagi di SD Ikrom selalu diawali dengan murajaah dan shalat berjamaah. Tapi kali ini murajaah kelas besar digelar di Ikrom Sport dan halaman sekolah.
Pukul 6.45 para siswa berkumpul dan berbaris sesuai kelas. Untuk kelompok laki-laki dan perempuan dipisah. Setiap kelompok didampingi dua guru untuk memantau hafalan surat-surat pendek mereka sesuai target kelas.
Takmir Kids
Pukul 07.00 siswa berbaris dengan tertib dan berangkat menuju ke masjid. Sepanjang jalan menuju masjid, siswa yang tergabung di Takmir Kids berjaga mengatur dan mengawasi teman – temannya. Tujuannya, agar mereka tetap berbaris dengan tertib.
Setibanya di masjid, siswa menata sandal dan sepatu. Di halaman masjid, juga berdiri beberapa siswa Takmir Kids untuk membantu dan mengingatkan temannya untuk merapikan sandal dan sepatunya.
Setelah menata sandal dan sepatu, siswa kemudian masuk masjid dengan membaca doa. Di pintu masjid pun, para Takmir Kids berjaga dan mengingatkan temannya untuk berdoa dan melangkahkan kaki kanan masuk masjid.
Sebelum siswa-siswi duduk di shofnya masing-masing mereka melaksanakan shalat tahiyatul masjid terlebih dahulu. Usai shalat dhuha berjamaah dengan Imam Ustadz Muhammad Nasikin SS SPd, dia kemudian memberikan motivasi terkait pelaksanaan shalat Jumat.
Diam Ketika ada Khotbah
Ustadz Nasikin menyampaikan, hari Jumat adalah hari yang mulia dan perlu mengisinya dengan aktivitas-aktivitas mulia pula. “Hari Jumat merupakan sayyidul ayyam dan juga hari raya umat Islam,” jelasnya.
Umat Islam, lanjutnya, memiliki tiga hari raya, yakni shalat Jumat, Idul Adha, dan Idul Fitri. “Di hari Jumat, kita memiliki kewajiban untuk shalat jumat. Dalam pelaksanaannya, ada hal – hal yang perlu diperhatikan, contohnya ketika khatib sudah mulai menyampaikan khotbahnya,” paparnya.
Ketika khatib berkhotbah, sambungnya, anak-anak harus mendengarkannya dengan sungguh – sungguh, tidak boleh berbicara, bercanda, bersuara bahkan mengingatkan teman untuk diam juga tidak diperbolehkan.
“Mengingatkan teman untuk diam adalah perbuatan baik atau amar makruf, tapi ketika shalat Jumat tidak diperbolehkan. Jangan sampai anak-anak berbicara ketika khatib sedang berkhotbah, karena hal tersebut sia-sia dan kalian tidak mendapatkan keutamaan shalat Jumat,” ungkapnya.
Usai shalat Jumat, dia juga berpesan pada para siswa agar melanjutkan dengan berdoa, berdzikir, dan shalat sunnah bakdiyah. kemudian keluar dari masjid dengan tertib pula.
Ustadz Nasikin juga mengingatkan kegiatan rutin di hari Jumat, yakni Jumat Berbagi, Bimtaq, dan keputrian. “Hari ini Jumat berbagi terjadwal kelas III Umar, sedangkan untuk putri ada keputrian. Setelah shalat ashar ada bimbingan keimanan dan ketakwaan untuk kelas VI,” terangnya.
Kegiatan rutin hari Jumat ini, harap dia, dapat memberikan manfaat. Anak-anak juga dapat menjadikannya forum tanya jawab, khususnya masalah keputrian. “Anak – anak kalau bersungguh-sungguh, insyallah akan menuai hasilnya. Man jadda wajada,” paparnya.
Menurut Mirza Rosyidan Ahmad, siswa kelas VI Italy, kegiatan Jumat pagi sangat bermanfaat bagi dirinya dan teman – temannya. “Ustadz Nasikin setiap Jumat pagi selalu mengingatkan tata cara shalat Jumat, khususnya ketika khatib sudah memulai khotbahnya,” ujar Mirza. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.