Shalat dan Infak Jadi Bukti Iman Seorang Hamba, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Muhammad Khoirum
PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sekapuk Ujungpangkah Gresik, Jawa Timur menggelar Pengajian Ahad Pagi dengan tema Zakat dan Infak, Ahad (15/1/23).
Pengajian yang digelar Masjid Al Azhar Sekapuk ini mendatangkan narasumber drh Zainul Muslimin Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Pengajian ini diikuti warga dari Desa Gosari, Banyu Urip, Ngemboh, Canga’an dan Doudo.
Dalam materinya, Zainul Muslimin memulai pengajian dengan membacakan Surat al-A’raf ayat 172, ‘Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.’”
Dia menyampaikan Allah menciptakan dunia seisinya dan sumber-sumber kekayaan di dalamnya semua diperuntukkan bagi manusia tapi sungguh sedikit sekali yang mau bersyukur.
“Kesaksian manusia kepada Allah sebagai Tuhannya harus dibuktikan dengan modal iman yang utuh dan tegak,” ujarnya.
Orang kafir yang meninggal dunia saat hidup di alam akhirat akan disiksa dengan siksa yang pedih, tapi mereka kemudian meminta kepada Allah agar dikeluarkan dari siksaan tersebut lalu mereka menukar siksaan dengan emas sebesar gunung dan seluas bumi, tetapi Allah tidak menerimanya.
Dia memaparkan bukti iman ada dua yaitu mendirikan shalat dan membayar infaq. Dua hal itu merupakan syarat utama bagi orang beriman sebagai bukti kesaksiannya.
Harga Surga
Zainul Muslimin menjelaskan jika jumlah warga Muhammadiyah Jawa Timur ada 10 persen dari penduduk Jawa Timur, berarti jumlahnya ada 4 juta lebih. Dalam satu tahun perolehan infaq sebesar 70 miliar yang tercatat di Lasizmu.
“Artinya rata-rata infaq satu orang hanya 17.500 ribu dalam setahun, sehingga infaq perhari sangat kecil. Surga dihargai dengan sangat murah.”
Dia mengatakan perlu perubahan dalam meningkatkan penghasilan sehingga dapat meningkatkan besarnya infaq. Salah satu caranya adalah berdagang, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad.
Di usia yang masih belia sudah belajar berdagang dengan pamannya. Saat remaja dipercaya oleh Khodijah untuk mengurus barang dagangannya.
“Berdagang itu sangat mudah,” motivasinya.
Sahabat Nabi Saw yang bernama Abdurrahman bin Auf adalah seorang saudagar yang tidak mau kalah dengan Sahabat Usman bin Affan dalam hal berinfaq, membantu biaya Perang Tabuk sebesar 10.000 dinar.
Umat Islam harus maju dalam hal ekonomi agar bisa ikut menjadi penentu kemajuan negara ini bukan hanya kelompok lainnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.