Semarak Pra Musyda, PDA Sidoarjo Gelar Berbagai Acara. Liputan Dian R Agustina, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sidoarjo menggelar kegiatan senam sehat zumba, sosialisasi stunting, dan tes kesehatan, dalam rangka semarak Pra Musyda, Ahad, (15/1/2023).
Acara ini berlangsung di Lapangan Basket Smamda Sidoarjo, dipimpin instruktur senam dari RSUD Sidoarjo Barat, Zin Titis Indrahayu GZ dan dibuka Ketua PDA Sidoarjo, Zubaidah Syafi’i. Para peserta merupakan anggota PDA, PCA Se-kabupaten Sidoarjo, Guru TK ABA dan partisipan.
Ketua PDA Sidoarjo, Zubaidah Syafi’i berharap, melalui kegiatan ini masyarakat luas dapat lebih mengetahui tentang stunting, sehingga stunting bisa diatasi di Indonesia secara umum dan di Sidoarjo khususnya.
Apa Itu Stunting
Narasumber dari RS Siti Aisyah Tulangan Krian, dr Rahma Eka Yusnita menyajikan materi secara menarik. Sebelum memulai materi, ia bertanya kepada peserta pagi itu. “Apa stunting itu?” Kemudian seorang peserta menjelaskan, bahwa stunting adalah keadaan gagal tumbuh, pada anak.
Jawaban peserta pun disempurnakan oleh dr Eka. Dia mengatakan, stunting adalah kondisi tumbuh kembang anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan seusianya. Hal ini disebabkan kurangnya nutrisi di 1000 hari awal kehidupan manusia, dari 0 bulan kehamilan hingga usia 2 tahun.
“Ciri stunting adalah, IQ lebih rendah dari anak seusianya. Anak sulit bersaing saat dewasa, dan ke depannya prestasi semakin menurun. Jika dirunut secara keseluruhan, maka pendapatan perkapita negara pun akan turun,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dokter Eka menambahkan, sangat penting pencegahan stunting sejak dini. Menurutnya, jika ada upaya penyuluhan calon pengantin, gizi diperbaiki, maka in syaa Allah angka stunting bisa dikurangi.
“Anak stunting tidak bisa disembuhkan. Sehingga orang tua harus selalu belajar. Rajin mengikuti seminar, memberi ASI eksklusif hingga 2 tahun, menerapkan pola asuh yang benar, dan persiapan pengetahuan pada remaja,” katanya.
Selain itu, menurutnya, anak juga harus senantiasa diberikan menu makanan yang bergizi. “Minuman bobba, pitza, mie instan, bukanlah pilihan menu sehat. Tapi buah dan sayuran harus ada,” tandasnya.
Kebutuhan Calon Ibu dan Pentingnya Isi Piring
Dokter Eka menuturkan, zat besi sangat dibutuhkan untuk calon ibu, selain itu juga minimal harus mengkonsumsi 90 tablet ferum atau 3 bulan pertama kehamilan.
“Calon ibu tidak boleh anemia. Jika asupan makanan cukup, maka vitamin tambahan tidak dibutuhkan lagi. MPASI juga harus menjadi perhatian, diawali dengan buah yang dilumat setelah usia bayi 6 bulan,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan, isi piring yang ideal untuk anak dibagi menjadi 2 bagian. Masing-masing 35 persen karbo dan protein. Porsi remaja juga masih sama, yakni sayur buah harus seimbang. Sedangkan untuk dewasa tanpa susu, isi piring dibagi 2, karbohidrat 35 persen, 15 persen lauk pauk, 35 sayur, 15 persen buah.
“Ciri lain stunting adalah tinggi badan yang kurang, tetapi ini bukan ukuran pasti. Loncat, basket, berenang, dan olah raga apa pun dapat menambah tinggi badan, jika dilakukan sebelum usia 14 tahun untuk anak perempuan, dan 17 tahun untuk laki-laki,” kata dokter Eka.
Dalam kegiatan Semarak Pra Musyda ini, beberapa peserta yang aktif bertanya, disediakan banyak doorprize. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni