Mensyukuri Nikmat Allah di Balik Musibah, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Dalam hidup ini kita merasakan sehat dan adakalanya kita sakit. Ketika kita sehat, hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah karena dengan nikmat sehat.
Inilah yang disampaikan Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jawa Timur Ahmad Daffa Rabbani dalam kegiatan Kajian Muslim Milenial (Kammil) di Masjid Taqwa, Jumat (20/1/23).
Dia menyampaikan dengan kesehatan yang ada pada diri kita, banyak sekali nikmat lainnya yang dapat kita rasakan. Dengan sehat, kita dapat menikmati makan dan minum, ibadah, serta aktivitas hidup lainnya.
“Sebaliknya, ketika kita sedang sakit, hendaknya kita bersabar atas sakit yang menimpa diri kita,” katanya di depan siswa putra kelas VII-IX.
Bersyukur adalah salah satu bentuk sikap yang direkomendasikan Allah SWT, dan Nabi-Nabinya, ketika seorang muslim yang beriman diberi kesenangan, kenikmatan, dan semacamnya. Karena dengan bersyukur, bisa jadi kesenangan, kenikmatan, yang diberikan akan ditambah Allah SWT.
Dampak Positif Bersyukur
Ahmad Daffa Rabbani menjelaskan dampak positif dari bersyukur, pertama adalah menghilangkan rasa sombong dan angkuh, kedua menyadarkan diri bahwa kita lebih beruntung daripada orang lain, ketiga menyadarkan diri bahwa semua yang dimiliki adalahkepunyaan allah semata, dan keempat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.
“Apabila kita tidak ingin masuk ke dalam golongan orang orang yang kufur itu maka sehendaknya kita bersyukur.”
Selain itu, dengan sakit ini, tentunya kita sadar bahwa nikmat sehat begitu sangat berharga dan sehat merupakan anugerah Allah yang luar biasa. Sebagai seorang yang beriman, sudah selayaknya kita meyakini bahwa ada hikmah di balik musibah sakit yang kita alami.
Tidak ada segala sesuatu yang datang menimpa diri kita kecuali terjadi atas izin dari-Nya. Hendaknya kita memahami sakit merupakan ujian dan cobaan dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, lanjutnya, kita perlu menanamkan pada diri kita, akan ada kebaikan dan hikmah di balik musibah sakit.
“Ketika sakit menimpa diri kita, hendaklah kita berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Ujian sakit yang kita alami adalah bentuk kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah dalam HR Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath 3/302 Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji.”
Hikmah Musibah Sakit
Ahmad Daffa Rabbani menyampaikan ada 3 hikmah dari musibah sakit. Pertama Kecintaan Allah dan pahala tanpa batas jika bersabar.
“Sikap mulia orang yang beriman ketika ditimpa musibah adalah sabar. Oleh karena itu, sakit yang kita rasakan sudah semestinya kita hadapi dengan penuh kesabaran. Kita tahu bahwa Allah amat mencintai orang-orang yang sabar.”
Kedua, mendapatkan ridha Allah. Seorang yang beriman harus yakin bahwa segala perkara yang terjadi merupakan takdir dan ketetapan dari Allah Ta’ala. Di antara sikap yang perlu ditanamkan pada diri seorang hamba yang sedang mengalami sakit adalah sikap rida.
“Dengan sikap rida atas cobaan tersebut, maka Allah akan memberikan keridaan kepada hamba-Nya.”
Ketiga, terhapusnya dosa dan diangkat derajatnya. Di antara kabar gembira bagi orang yang sakit yaitu Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah dalam riwayat HR Al-Bukhari no. 5660.
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.