Ketua PWM Jatim tentang Tiga Syarat Pemimpin Aisyiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Nely Izzatul dari Asrama Sukolilo Surabaya
PWMU.CO – Ada tiga syarat mengurus Muhammadiyah atau Aisyiyah menurut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM.
Hal itu disampaikan dalam Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-13 Aisyiyah Jawa Timur yang berlangsung di Aula Gedung Muzdalifah Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu (21/1/2023)
Sukadiono mengatakan, tiga syarat mengurus Muhammadiyah adalah pinter, bener, dan kober.
“Pintar ini harus menjadi syarat, karena tema Musywil Aisyiyah ini adalah Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa, pintar berarti well educated atau masyarakat terdidik,” papar Sukadiono.
Pak Suko, sapaan akrabnya mengatakan, masyarakat terdidik dibuktikan dengan empat ciri. Pertama, bagaimana pola pikir terhadap sebuah permasalahan.
“Apakah ketika ada masalah, kemudian mencari solusi dari permasalahan yang timbul, atau justru membuat permasalahan yang baru, atau justru mempermasalahkan masalah yang timbul?” ucap Suko.
Kedua, ciri masyarakat terdidik, ketika meyelesaikan berbagai macam persoalan maka dia efisien.
“Efisien di sini maksudnya tidak mengeluarkan biaya yang banyak. Baik biaya politik, sosial maupun ekonomi. Bahasa lainnya minimalis atau bisa berhemat dalam menyelesaikan persoalan,” jelasnya.
Ciri ketiga adalah taat terhadap aturan, norma, atau etika yang berlaku di masyarakat. “Ketika seseorang tidak taat, maka dia bukan bagian dari masyarakat well educated,” ujar Rektor UM Surabaya tersebut.
Ciri keempat adalah disiplin dalam segala hal. Menurutnya, disiplin adalah bagian dari proses pendidikan yang akan menghasilkan masyarakat yang beradab.
“Aisyiyah adalah bagian dari masyarakat yang berkemajuan, kami yakni bisa mencerahkan peradaban bangsa,” tandasnya.
Syarat Kedua
Syarat mengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah yang kedua menurutnya adalah bener.
“Bener ini masalah integritas. Jangan sampai seorang pemimpin mengatakan apa yang tidak dilakukan. Maka dari itu, pilihlah para pemimpin, Pimpinan Wilayah Aisyiyah ini orang-orang yang integritasnya bisa dipertanggungjawabkan. Satu kata antara perkataan dan perbuatan,” tandas Suko yang disambut tepuk tangan peserta Musywil.
Syarat ketiga yaitu kober, yakni harus mampu meluangkan waktu secara total untuk Muhammadiyah.
“Jangan mengurus Muhammadiyah karena sambilan. Kalau sambilan saja, hasilnya akan sambilan. Tapi kalau totalitas mengurus Muhammadiyah secara lillahi taala, maka akan membawa kemajuan bagi Muhammadiyah maupun Ortom,” tegasnya.
Menurut Suko, pinter, bener dan kober ini merupakan syarat memilih pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan. Dia berharap, mudah-mudahan ini bisa menjadi guide bagi peserta Musywil.
“Saya terpaksa mencoret nama istri saya masuk formatur PWA Jatim, karena saya sungkan kalau nanti sering meninggalkan tugasnya sebagai ASN. Alhamdulillah beliau mengirimkan surat ketidaksediaan. Tapi insya Allah istri saya siap membantu di Majelis di PWA Jatim,” imbuh Suko.
Dia akhir sambutan, Suko menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang telah bersedia hadir dalam Musywil Ke-13 Aisyiyah ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post