Ada apa dengan cinta?
Firman Allah SWT, “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An-Nisa: 32)
Sungguh Mahabesar Allah yang menganugerahkan rasa cinta pada diri manusia. Dengan cinta, kita seolah mampu melakukan apa pun asalkan itu bisa membuat pasangan senang dan bahagia. Tetapi dalam perjalanannya, tak jarang kejenuhan menghinggapi pasangan yang telah berpuluh tahun menikah. Bahkan, ada yang menganggap cinta yang selama ini mereka rawat, perlahan memudar dan hilang. Benarkah ini yang terjadi?
(Baca juga: Mencetak Generasi Hebat Penguasa Masa Depan)
Jenuh atau bosan, mungkin saja mereka alami. Salah satu penyebabnya, terbiasa dengan rutinitas dan kebiasaan-kebiasaan yang sudah lama terbentuk. Jadi, jangan lantas berpikir ‘ya sudahlah’ sehingga membuat Anda tak melakukan tindakan apa pun. Ada banyak cara yang bisa dilakukan pasangan untuk membangkitkan cinta mereka . Meski usia tak lagi belasan tahun, bukan berarti Anda dan pasangan tak boleh jalan berduaan. Apalagi untuk mereka yang sudah memasuki masa pensiun, malah mempunyai banyak waktu untuk menikmati hidup bersama pasangan, kan?
Bagaimana dengan memudarnya cinta? Seorang ilmuwan psikologi sosial, Robert Sternberg, mencoba meneliti cinta. Berdasarkan Triangular Theory of Love, teori yang ditemukannya, ia menjelaskan cinta itu pada dasarnya terdiri dari tiga unsur, yaitu: keintiman (intimacy), hal-hal yang memperlihatkan kelekatan secara emosional, perasaan “nyambung” dan terikat; hasrat (passion), yaitu hal-hal yang mencerminkan ketertarikan fisik, mengarah kepada hubungan seksual; komitmen (commitment), suatu pilihan untuk tetap bersama dengan pasangan.
Nah, ketiga unsur tadi membentuk apa yang dinamakan cinta, dengan berbagai variasi (jenis). Ada yang disebut infatuation love, di mana yang lebih dominan adalah unsur passion. Romantic love, aspek keintiman dan hasrat sudah berpadu di sini tetapi belum terjalin komitmen di antara pasangan. Consummate love, adalah cinta yang melibatkan unsur keintiman, hasrat dan komitmen. Bisa dibilang, ketiganya berpadu sama kuat. Namun, agar bisa bertahan, butuh upaya kuat dari masing-masing pasangan.
Kemudian, companionate love, di mana keintiman dan komitmen masih terjaga, sementara hasrat perlahan memudar. Jenis cinta yang terakhir ini biasanya dialami oleh pasangan yang sudah lama menikah. Dalam hubungan mereka, komitmenlah yang lebih mendominasi. Sedangkan passion, seperti diuraikan pada awal tulisan, mengalami penurunan bersamaan dengan bertambahnya usia. Maka harmonis tak sekadar dimaknai hubungan intim.Setiap pasang suami istri dapat mengalami jenis-jenis cinta itu selama perjalanan hidup mereka, meski tak berlaku mutlak. Unsur keintiman, hasrat, dan komitmen, juga bukanlah hal yang statis, melainkan bisa pasang surut.
Dengan demikian, jika Anda merasa pasangan sudah tak lagi cinta, mungkin Anda harus berpikir ulang. Hanya karena tak lagi bergairah, bukan berarti pasangan telah kehilangan cintanya untuk Anda. Bisa jadi unsur komitmen yang lebih mendominasi ketimbang hasrat sehingga ia kurang mengekspresikan gairah cintanya. Menurut teori cinta Sternberg tadi, itu masih tetap disebut cinta.
Sebagaimana sahabat Abdullah bin Umar ra pernah menceritakan hadits dari Rasulullah Saw. yang perlu dicamkan berkaitan dengan hal ini. Rasulullah Saw. memegang kedua pundakku dan bersabda, “Jadilah di dunia seakan-akan kamu orang asing (perantau) atau pengembara (musafir).” Abdullah bin Umar ra. berkata, “Jika berada di waktu sore, jangan menanti waktu pagi. Jika berada di waktu pagi, jangan menanti waktu sore. Pergunakanlah (rebutlah) masa sehatmu (dengan amal-amal shaleh) untuk bekal (antisipasi) masa sakitmu dan masa hidupmu untuk bekal (antisipasi) masa matimu.” (HR Bukhari).
Jangan pernah sia-siakan waktu kebersamaan yang diberikan Allah kepada kita, Alangkah indahnya jika kita bermuhasabah, memperbaiki diri dan iman sampai detik-detik terakhir kenikmatan yang diberikan Allah dapat kita rasakan.Baca sambungan halaman 3: Romantisme dalam ibadah dan dakwah