PWMU.CO – Selain tekad dan semangat yang kuat, belajar pada pengalaman orang lain adalah modal yang harus dimiliki untuk membangun sebuah lembaga yang bagus. Seperti yang dilakukan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Jalan Cokroaminoto, Babat, Lamongan.
“Biar punya gambaran, kami mengadakan dakwah wisata sekaligus mengunjungi panti-panti asuhan di Jawa Timur,” demikian yang disampaikan Hj Susilowati Masyhur, ketua panti kepada pwmu.co yang mengunjunginya, Selasa (28/3).
(Baca: Panti Asuhan Muhammadiyah Ini Tampung Puluhan Balita, Ada yang Berusia 6 Bulan)
Bu Sus, panggilan karib Susilowati, menceritakan bahwa panti yang berdiri pada bulan Juli 2008 itu awalnya dikelola oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PM) Babat. “Kemudian diserahkan pada Aisyiyah karena PCM fokus pada pengelolaan panti putra,” ujarnya penuh semangat.
Ibu 9 anak itu menyampaikan bahwa panti yang mempunyai semboyan ‘Berbasis Pesantren dan Panti Mandiri’ itu benar-benar menjadi tempat untuk melahirkan kader-kader Aisyiyah yang andal. “Di samping sekolah atau kuliah, anak-anak diwajibkan mengikuti program yang ditetapkan panti yaitu membaca Alquran one day one juz (satu hari membaca satu juz Alquran. Red),” tuturnya.
Selain itu, lanjut Bu Sus, mereka juga diajari mengelola dan bertanggung jawab dalam pembelajaran di TPQ As-Sakinah, serta berlatih di Balai Latihan Kerja (BLK) panti untuk memberikan berbagai macam ketrampilan.
Bus mengungkapkan, meskipun panti mempunyai usaha catering As-Sakinah untuk memberdayakan keahlian anak asuh, tetapi pengurus dan pengasuh panti tetap harus mengindahkan peraturan. “Tidak boleh memforsir tenaga anak,” tegas dia sambil menerangkan bahwa catering tersebut bekerja sama dengan para pengusaha di Babat.
Bu Sus, yang kini berusia 70 tahun, terlihat sangat energik dan selalu bersemangat dalam mengemban amanah sebagai ketua panti. Wanita yang aktif di Aisyiyah sejak tahun 1963 itu juga nampak akrab dengan semua pengurus dan anak asuhnya.
Saat ini Panti Putri Aisyiyah Babat mempunyai anak asuh 25 yang tinggal di asrama dan 30 anak yang bermukim dengan keluarganya. Susilowati berharap, ke depan Aisyiyah bisa mendirikan pendidikan di kompleks panti. “Sekalian mohon doa bisa beli tanah sebelah yang sedang dijual, untuk pengembangan panti,” ujar Susilowati menutup perbincangan. (Uzlifah)