Tes Kata Baku, Peserta Pelatihan Ini seperti Kena Prank Berjamaah; Liputan Ajeng Dwi Putri Roma, Kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur, menggelar Pelatihan dan Pemantapan Menulis bagi Guru SDMM, Jumat (27/1/2023).
Acara ini berbeda dari biasanya. Pertama tidak diadakan di sekolah melainkan di ‘G Cafe’ Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Menurut Koordinator Humas SDMM Zaki Abdul Wahid ST MPd, sekolah sengaja memilih kafe yang berlokasi di seberang gerbang Perumahan Pondok Permata Suci (PPS) itu karena ingin menghadirkan suasana baru.
“Biar kita fresh dan tidak tertekan karena tentu beda suasananya jika kita laksanakan di sekolah. Juga sebagai apresiasi karena mereka telah menulis untuk SDMM di PWMU.CO,” ungkapnya.
Kedua, peserta dikejutkan dengan game di awal acara. Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni yang diundang sebagai narasumber memberikan pretes pada 15 guru yang menjadi kontributor SDMM.
Mereka pun bersemangat karena peserta dengan hasil pretes terbaik dijanjikan hadiah novel Hujan di Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Apalagi soalnya mudah. Fatoni, sapaan sang pemateri, hanya meminta peserta menulis 10 kalimat pendek yang dia ucapkan.
- Kepala SDMM mengimbau kontributor rajin menulis
- Sekadar bertanya, boleh kan?
- Bu, silakan masuk!
- Aktivis Nasyiah
- Nakhoda baru PWM Jatim
- Elite politik senang pencitraan
- Pemimpin itu karismatik
- Kreativitas guru dituntut lebih
- Janji adalah utang
- Mengubah atau merubah. Tulis yang benar!
Dari 10 soal itu, ternyata tidak ada yang berhasil menjawab benar 100 persen kata baku yang sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hasil terbaik diraih oleh Muhammad Ilham Yahya dengan enam jawaban benar.
Kesalahan itu terjadi seperti ini:
- Mengimbau ditulis menghimbau
- Sekadar ditulis sekedar
- Silakan ditulis silahkan
- Aktivis ditulis aktifis
- Nakhoda ditulis nahkoda
- Elite ditulis elit
- Karismatik ditulis kharismatik
- Kreativitas ditulis kreatifitas
- Utang ditulis hutang
- Mengubah ditulis merubah
Eka Yunita Rakhmawati SHum, salah satu peserta, mengatakan, “Meski terlihat mudah, ternyata banyak yang salah.”
Sementara itu Muhammad Ilham Yahya merasa tergelitik dengan pretes itu. Bahkan dia seperti kena prank karena merasa yakin bisa menjawab benar 10 pertanyaan itu. “Eh ternyata masih salah empat. Jadi saya merasa seperti kena prank, prank berjamaah,” ujarnya.
Fatoni mengungkapkan, sebagai editor ternyata dia sering mendapat naskah yang salah dalam penulisan 10 kata di atas. Oleh karena itu dia mengajak peserta untuk rajin mengecek kata-kata yang ‘subhat’ alias meragukan dengan KBBI.
“Kan sekarang ada versi daring, jadi gak perlu membawa KBBI versi cetak yang tebal itu,” katanya. Dia juga mengaku kalau sering menggunakan KBBI untuk mengecek kata-kata yang dia kurang yakin penulisannya yang baku. (*)