PWMU.CO– Bunga jeli aneka warna dan rasa meramaikan lomba Kreasi Jelly Art yang digelar Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Laren Lamongan, Jumat (27/1/2023).
Lomba bertempat di PRNA Karangtawar dengan mengusung tema Meningkatkan Kreativitas Perempuan Muda dalam Membangun Peluang Usaha.
Acara dibuka oleh PCM Laren diwakili Maslahul Falah. Dia berharap lomba semacam ini harus selalu diadakan. Semua ranting harus mengikutinya. Sebelum membuka acara, dia mengabsen satu-persatu utusan ranting.
Ketua PCNA Laren Anikmatul Zumaroh mengatakan, lomba ini menindaklanjuti pelatihan Jelly Art pada bulan September tahun lalu.
”Kegiatan lomba ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas para anggota dan menjadikan peluang usaha di rumah,” katanya.
Kegiatan sangat meriah meskipun diguyur hujan lebat di luar ruangan. Lomba Kreasi Jelly Art diikuti oleh 20 Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA). Tiap Ranting mengutus tiga orang jadi peserta lomba. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan kreasi jelly art 120 menit.
Bahan dasar yang sudah disiapkan dari rumah dihias dengan kreasi masing-masing peserta. Semua tim membuat bunga jeli beragam bentuk. Warnanya juga beraneka hijau, kuning, dan merah.
Dua juri Nur Hamamah dari Laren, dan Endang dari Solokuro. Juri menilai hasil karya dengan kriteria kerapian hiasan dan penyajian, kompisisi 3D, dan rasa.
Nur Hamamah yang menjadi narasumber pelatihan Jelly Art di bulan September lalu merasa bangga ilmu yang disampaikan pada saat pelatihan diserap dengan baik oleh para peserta. ”Saya merasa bahagia, bangga, dan terharu atas hasil yang diberikan oleh para peserta hari ini,” ujarnya.
Setelah penilaian, juri mengumumkan juara 1 diraih PRNA Karangwungu Lor, juara 2 PRNA Bulubrangsi, dan juara 3 PRNA Jabung. Juara harapan 1 diraih PRNA Brangsi, juara harapan 2 PRNA Pelangwot, dan juara harapan 3 PRNA Godog.
Mujariyah dari PRNA Karangwungu Lor mengatakan,”Alhamdulillah, ini pengalaman pertama kami membuat jelly art dan jadi juara. Kami hanya berlatih dua malam,” ujarnya.
Timnya mencetak bunga jeli dengan hati-hati. ”Kami terinsipirasi bunga sepatu yang tumbuh subur di halaman madrasah. Warna dasar biru laut agar bunga-bunga terlihat hidup. Warna daun hijau muda dan hijau tua agar tampak degradasi warnanya,” tuturnya.
Dewan juri menilai konsep penyusunan bunga sudah tepat. Bunga besar ada di bawah, kemudian bunga kecil di atasnya. ”Juri juga menilai rasa jeli ini paling cocok di lidah karena susu kentalnya banyak,” tambahnya.
“Sisa-sisa bahan pembuatan jeli juga kami manfaatkan sebagai bahan minuman. Hal itu juga menjadi nilai tambah buat kami dari dewan juri,” tuturnya.
Penulis Vivid Rohmaniyah Editor Sugeng Purwanto