Darul Arqam Dasar IMM Banyuwangi Libatkan Empat Kampus, liputan Kontributor PWMU.CO Kabupaten Banyuwangi Taufiqur Rohman.
PWMU.CO – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Banyuwangi Jawa Timur menggelar Darul Arqam Dasar (DAD) III periode 2022-2023, Rabu-Jumat (25-27/1/2023).
Kegiatan yang mengusung tema Internalisasi Ideologi IMM demi Mewujudkan Kader yang Militan dan Kritis ini dilaksanakan di Aula SMK Muhammadiyah 2 Genteng Banyuwangi.
Sebanyak 30 peserta mengikuti kegiatan DAD ini. Mereka berasal dari beberapa kampus di Kabupaten Banyuwangi. Di antaranya ITBM, Universitas Bakti Indonesia (UBI), Universitas 17 Agustus (UNTAG), dan Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba).
Ketua Umum PK IMM ITBM Muslimin Nasution menjelaskan, ada tujuh materi yang dipaparkan dalam DAD ke III ini. Yaitu Keislaman, Kemuhammadiyahan, Ke-IMMan, Manajemen Organisasi, Filsafat, Pergerakan Mahasiswa dan Persidangan.
DAD ini menghadirkan tujuh orang pemateri. Mereka adalah Sayem SPd dari SD Muhammadiyah 6 Genteng, Taufiqur Rohman MPdi dari SMK Muhammadiyah 2 Genteng.
“Kemudian Iqbal Wahyudin AMd dari Pimpinan Cabang IMM Banyuwangi, serta Almujadidi SKH, Rifky Leo SH, Ade Kusuma, Adi Setiawan dari alumni ITBM,” terangnya.
Sejak awal kegiatan berlangsung dengan lancar. Saat penyampaian materi Kemuhammadiyahan, seorang peserta mahasiswi Fakultas Teknik Kimia ITBM Devi Wulandari mengajukan pertanyaan.
“Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh KH Ahmad Dahlan, sehingga Muhammadiyah dapat mendirikan amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang begitu banyak?” tanyanya.
Buka 2 Komisariat Baru
Pemateri Taufiqur Rohman menjelaskan, KH Ahmad Dahlan adalah seorang pembelajar, pendidik, enterpreneur dan mujahid sejati.
Lain halnya dengan Vivi, mahasiswi jurusan Teknik Industri. Dia menanyakan tentang khilafiyah yang masih terjadi di masyarakat muslim sendiri.
“Itu terjadi karena adanya perbedaan cara pengambilan hadis nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dalam beribadah. Contohnya ada yang memakai qunut dan tidak qunut dalam shalat subuh. Dan Muhammadiyah tidak menggunakan qunut karena status hadisnya dhaif,” papar Taufik.
Muslimin Nasution menambahkan, ke depannya, IMM Banyuwangi memprogramkan akan membentuk dua komisariat baru di dua tempat.
“Yaitu Komisariat Banyuwangi baru dan Komisariat di kampus Politeknik. Harapannya agar keberadaan IMM semakin dikenal oleh masyarakat Banyuwangi dan dapat memberi manfaat kepada umat,” harapnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.