Saat Nenek 70 Tahun Ini Nostalgia SD Musix Surabaya; Liputan Kontributor PWMU.CO Surabaya Basirun.
PWMU.CO – Sejak pukul 06.00 WIB, seorang wanita berusia 70 tahun sudah tampak datang dan duduk di kursi depan pos satpam SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya, Sabtu (21/1/2023). Ialah Sastrawani, penggembira dari Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wonokromo Surabaya.
Sambil memegang ponselnya, ibu yang akrab disapa Sastra itu menggumam. Dia tak sabar menunggu kedatangan penggembira lainnya. “Ini sudah jam berapa? Katanya jam 06.30 tet berangkat?” ujarnya setelah melihat kehadiran Luluk Humaidah SPdI, ketua PCA Wonokromo.
“Maaf bunda, kita masih menunggu yang lain, nggeh,” jawab Luluk, istri almarhum Najib Hamid, sambil menyalaminya. Mereka memang sudah janjian berkumpul di sana untuk bersama-sama menghadiri Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-13 Aisyiyah Jawa Timur.
Luluk mengungkap, PCA Wonokromo mengerahkan anggota dan simpatisannya untuk meramaikan Musywil. Sebanyak lima angkutan siap mengantarkan mereka ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya tempat Musywil digelar.
Itu belum termasuk guru dan karyawan di bawah naungan Majelis Dikdasmen PCA dan PCM Wonokromo Surabaya. Sekitar seratus orang. “Mereka berangkat dengan lembaga masing-masing dan bahkan ada berangkat sendiri bersama keluarga,” ujar Luluk yang namanya terpilih dalam 53 Anggota Tetap Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur periode 2022-2027 itu.
Nostalgia
Sambil menunggu kedatangan para peserta, Sastra bernostalgia. Sudah 13 tahun ia purnatugas dari kompleks pendididkan Muhammadiyah Gadung. Wanita kelahiran Aceh ini pernah mengajar di amal usaha PCM Wonokromo itu sejak tahun 1972.
Sastra masih ingat kondisi kompleks pendidikan itu saat beliau mengajar di SD Musix. Bahkan dia tahu persis perjuangan para pendiri lembaga pendidikan ini.
“Dulu akses jalan dan area sekolah tingginya sama dan itu masih berupa rawa-rawa. Kalau musim penghujan, sekolah libur. Karena anak-anak tidak bisa masuk kelas,” kenangnya sambil menunjuk halaman yang kini dipenuhi mobil parkir.
“Alhamdulillah, sekarang sudah sangat bagus, tidak banjir lagi,” tambah pensiunan guru Kementrian Agama itu.
Sekalipun pembukaan dimulai pukul 09.00 WIB, ibu-ibu senior Aisyiyah yang kompak mengenakan seragam batik motif khas Aisyiyah warna hijau dengan bawahan batik coklat itu sudah bersiap berangkat lebih awal. Tepat pukul 07.00 WIB, mereka memasuki mobil angkutan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN