Dua Wajah Baru PWA Jatim Siap Jalankan Roda Aisyiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Nely Izzatul dan Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Di antara 11 Anggota Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim periode 2022-2027 hasil Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-13 Aisyiyah Jawa Timur, ada dua wajah baru. Ialah Dr Nur Mukarromah SKM MKes dan Asmawati Rosyidah SH MPd.
Nurma–sapaan akrab Nur Mukaromah–terpilih di urutan 5 dengan total perolehan 164 suara. Sedangkan Asmawati–sapaan akrab Asmawati Rosyidah–terpilih di urutan 9 dengan perolehan suara 136, sama dengan Dra Hj Siti Asmah MPd.
Kepada PWMU.CO, Nurma menyatakan pada dasarnya perasaannya biasa saja ketika mengetahui namanya terpilih di jajaran 11 anggota PWA Jatim siang itu. “Namun ada tanggung jawab dan amanah yang harus dijalankan untuk menggerakkan organisasi ke depan dengan tantangan yang ada,” ujar ibu kelahiran Sidoarjo, 13 Juli 1972 itu.
Lulusan S3 yang sehari-harinya menjadi Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya itu menekankan, “Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan dihadapkan pada berbagai persoalan yang harus mampu memberikan solusi yang baik.”
Artinya, lanjut Nurma, Aisyiyah mengedepankan kerja bersama-sama antarpimpinan sebagai perwujudan kolektif kolegial. “Strategi yang kita lakukan adalah konsolidasi internal organisasi antar pimpinan untuk menyamakan visi dan misi organisasi,” ujar istri Dr Achmad Zakaria SKM MKes itu.
Kemudian, pihaknya berencana membahas isu-isu strategis Jawa Timur dalam rangka menjawab tantangan keumatan. “Menggerakkan semua kekuatan sumber daya manusia (SDM) di organisasi untuk mewujdkan program nyata Aisyiyah dalam menyelesaikan persoalan sosial,” imbuh wanita yang juga aktif di organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) itu.
Termasuk, sambungnya, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk realisasi program organisasi.
Ibu yang berdomisili di Pondokjati Sidoarjo itu bersyukur atas respon yang keluarganya berikan saat tahu dirinya terpilih mengemban amanah di Aisyiyah tingkat wilayah itu. “Alhamdulillah, dengan senang hati keluarga mensupport dan mendoakan semoga diberikan kemudahan dalam menjalankan amanah untuk kemajuan umat,” ungkapnya.
Kaget dan Sedih
Diwawancara secara terpisah, Jumat (27/1/2024), Asmawati mengungkapkan perasaannya kepada PWMU.CO. Dia mengaku kaget dan sedih, atas keterpilihannya tersebut. Kaget karena tidak pernah terbayangkan meraih jabatan di Aisyiyah Jawa Timur, namun dia mengaku akan selalu belajar ketika mendapatkan amanah.
“Perasaan saya kaget dan sedih. Kaget karena belum semua utusan tahu saya, hanya beberapa daerah yang WA dan call meminta kesediaan. Saya pun mengumpulkan form kesediaan itu beberapa jam sebelum deadline, karena ditanya salah satu pengusul apakah saya sudah submit google form atau belum,” kata Watie, sapaan akrabnya.
Saat itu, Asmawati menjawab belum submit. Lalu pengusul tersebut menjawab, “Wah tidak menghargai PDA pengusul itu namanya. Akhirnya saya segera mengisi, di samping itu saya diingatkan juga oleh Panlih lewat chat agar saya segera mengisi kesediaan dan submit,” kenangnya.
Selain kaget, Asmawati mengaku sedih, karena merasa, bahwa amanah ini terlalu berat baginya. Dia menyadari keterbatasan kompetensi kepemimpinan yang dimiliki.
“Namun rasa sedih itu saya singkirkan dengan jargon kepemimpinan Aisyiyah itu bersifat kolektif kolegial. Sehingga antar pimpinan akan taawun dan bersinergi untuk mewujudkan program yang telah dirumuskan dan diputuskan dalam Musywil. Insya Allah dengan pertolongan dan ridha Allah, program-program ini akan terlaksana,” ujar istri Ketua PCM Dau Malang Taufiq Burhan MPd ini
Perempuan kelahiran Lamongan, 7 November 1962 ini mengatakan akan senantiasa belajar. Belajar untuk ikhlas menjalankan amanah, belajar dari kepemimpinan dan aspek-aspek positif keberhasilan kepemimpinan periode sebelumnya.
“Tentu saya juga akan selalu belajar untuk mendengar orang lain, dan belajar untuk bisa kooperatif. Artinya bekerjasama, baik dengan sesama pimpinan, terutama para senior maupun dengan pihak-pihak terkait,” kata Ibu tiga anak yang aktif di Pimpinan Ranting Aisyiyah Mergosono Malang pada Tahun 1985-1990 ini.
Jalankan Roda Organisasi
Asmawati berharap, semua komponen PWA Jatim, termasuk majelis dan lembaga PWA bisa menjalankan semua program yang menjadi amanah Musywil dengan support dari Persyarikatan secara penuh.
“Semoga bisa menjalankan roda organisasi ini sesuai dengan kaidah dan bisa menjadi uswatun hasanah bagi pimpinan di tingkat daerah, cabang dan ranting,” harap Wakil Ketua PDA Kota Malang periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini.
Saat ditanya apa yang masih menjadi kekurangan di PWA Jatim periode 2015-2022 dan apa yang perlu diperbaiki di periode ke depan, Asmawati mengaku tidak ada kekurangan yang signifikan. Sebaliknya, kesempurnaan itu hanya milik Allah Dzat Yang Mahasempurna.
Namun dia menyoroti ada beberapa poin yang sebaiknya ditingkatkan. Di antaranya, di awal periode perlu pembekalan semacam capacity building untuk anggota PWA secara menyeluruh, agar memiliki kompetensi keberagamaan, keorganisasian serta komitmen yang tinggi terhadap organisasi tercinta ini.
“Mungkin perlu juga dikaji ulang atau review aturan teknis organisasi yang sudah ada, kaidah-kaidah terkait rangkap jabatan, mekanisme koordinasi dan sinergi antar BPP, amal usaha dan sebagainya, sehingga tercipta komunikasi yang efektif antarpimpinan, BPP (Badan Pembantu Pimpinan), lembaga, dan amal usaha Aisyiyah (AUA),” paparnya.
Selain itu, dia melanjutkan, perlu juga ditingkatkan peran serta PWA Jatim pada lembaga keagamaan bentukan pemerintah di tingkat provinsi. Misalnya di MUI, Forum Kerukan Umat Beragama (FKUB), seperti ormas wanita Islam lainnya.
“Data based organisasi juga perlu dirampungkan, sebagai bahan pengambilan kebijakan dan support pelaksanaan program dan kegiatan PWA,” imbuh perempuan yang aktif di organisasi kemasyarakatan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Pelajar Islam Indonesia (PII) ini.
Menjawab pertanyaannya PWMU.CO bagaimana respon keluarga atas terpilihnya di jajaran 11 PWA Jatim, Asmawati mengaku keluarga memberikan respon yang biasa saja.
“Responnya biasa saja, karena dalam pemilihan ada dua kemungkinan, yaitu terpilih atau tidak terpilih. Tapi saya berhusnudzan bahwa ayahnya anak-anak akan memberikan support dan meridhai langkah saya untuk menjadi bagian dari PWA Jatim periode ini. La haula wa la quwwata illa billah,” ujarnya. (*)