PWMU.CO – Namanya memang unik: Petanque. Ya, Petanque—bukan petanku. Sebuah cabang olahraga yang berasal dari Perancis dan kini mulai digemari masyarakat Indonesia.
Untuk mengenalkan Pentaque di sekolah Muhammadiyah, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Penjasorkes Muhammadiyah bekerjasama dengan Majelis Dikdasmen dan LSBO Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan mengadakan pelatihan di SMK Muhammadiyah 10 Mantup, Kamis (30/3).
(Baca: Kolaborasi Strategis untuk Tingkatkan Prestasi Seni dan Olahraga Sekolah Muhammadiyah)
“Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan cabang olahraga baru Petanque pada lembaga Muhammadiyah,” ujar Suparno SPd, ketua panita.
Hadir sebagai instruktur adalah Dr Nurkholis MPd dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNESA. Dia menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah satu usaha yang sangat bagus oleh Muhammadiyah Kabupaten Lamongan.
(Baca juga: Dahsyatnya School Art Festival di Sekolah Muhammadiyah yang Pernah Nyaris tanpa Murid Ini)
“Penting dipelajari untuk menghadapi even-even yang bisa dimanfaatkan oleh Muhammadiyah. Karena olahraga ini cukup menyenangkan dan tidak butuh biaya besar,” kata Nurkholis yang juga Ketua Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jatim itu.
Dia berharap muncul atlet Petanque dari Muhammadiyah. “Karena saya juga orang Muhammadiyah. Makanya saya senang lembaga Muhammadiyah mendahului menyelenggarakan kegiatan ini untuk Kabupaten Lamongan,” ujarnya.
Hadir saat seremonial pelatihan adalah Drs Djanadi MM (Ketua KONI Lamongan), Margono (Dispora Lamongan) dan Drs M Said MPd dan Drs H Muhammad Naim MM (Sekretaris dan Anggota Majelis Dikdasmen Lamongan), dan Arif Helmi SPd MSi (Ketua LSBO). Djanadi memberi apresiasi kegiatan ini karena bisa menambah cabang olahraga di Kabupaten Lamongan. “Semoga bisa meningkatkan prestasi Lamongan,” ujarnya.
Kepada pwmu.co, Sekertaris Panitia Moh Syobil Birri SPd mengungkapkan, Petanque adalah suatu bentuk permainan boules (bola) yang tujuannya melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang disebut choconnet (boka/joke).
(Baca juga: Olympingpong VII Diikuti 6 Kabupaten/Kota, Kepala SD Muhammadiyah Manyar: Mestinya Ini Sudah Level Provinsi)
“Dan kaki harus berada di lingkaran kecil. Permainan ini bisa dimainkan di tanah keras, pasir, rerumputan, atau permukaan tanah lain,” ungkap guru Penjasorkes SMP Muhammadiyah 4 Maduran ini.
Menurutnya, Petanque mulai digemari di kota besar, mulai anak-anak, remaja, bahkan manula. “Karena tidak hanya bermain atau bertanding saja. Tetapi juga menguji strategi, mental, sportifitas, dan harga diri,” ujarnya.
(Baca juga: Olympingpong Selalu Lahirkan Juara Baru, Kali Ini Diborong Surabaya)
Syobil yang juga guru MI Muhammadiyah 1 Maduran ini menjelaskan, untuk memainkan Petanque dibutuhkan lapangan datar berukuran 15 x 4 meter. “Selain itu dibutuhkan bola besar dari besi dengan berat sekitar 700 gr, bola kecil (boke) dari kayu dengan diameter 30 mm, dan lingkaran untuk melempar/jembak dari rotan/ban bekas dengan diameter 50 cm,” ungkapnya.
Dia menambahkan, FOPI yang didirikan 18 Maret 2011 telah mengikuti nomer Petanque di SEA Games XXVI 2011 di Jaka Baring, Sumatra Selatan, November 2011. (MN)