SD Mumtaz Lakukan Terapi al-Quran pada Siswa ABK; Liputan Heni Dwi Utami, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 dan 2 (SD Mumtaz) Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, memberikan terapi al-Qur’an untuk siswa inklusinya. Terapi yang dilakukan oleh tim guru pembimbing khusus (GPK) ini diberikan minimal lima menit hingga waktu yang tidak dibatasi, setiap hari.
Sekolah yang memiliki 42 siswa inklusi atau berkebutuhan khusus ini, terus melakukan terobosan dalam program inklusinya. Salah satunya adalah terapi al-Quran. Sebelumnya sudah berjalan ragam terapi lainnya, seperti terapi wicara, motorik, sensorik, ibadah, dan terapi pemusatan perhatian.
Koordinator Inklusi SD Mumtaz Gharlystia Anne Indiarti SSos, menjelaskan, terapi al-Quran adalah salah satu sarana dan media yang tepat untuk menciptakan pribadi-pribadi sehat secara mental dan spiritual.
“Lewat terapi ini anak-anak diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan apapun. Tidak hanya saat mereka sedang tantrum atau tidak,” ujarnya.
Dia menerangkan, pada beberapa kasus anak yang sering tantrum atau mengalami ledakan emosi, terapi ini efektif untuk menenangkan jiwa dan emosinya.
Gharlystia mengatakan, sebelumnya tim GPK SD Mumtaz belajar pada Direktur Tajdied Center ustadz Misbahul Munir SPd I tentang terapi al-Quran yang sesuai untuk anak-anak ABK.
Menurutnya, terapi al-Quran tidak sama dengan rukiah. Karena terapi ini mengajak siswa lebih akrab dengan al-Qur’an dan mengenali al-Qur’an sebagai kitab sucinya. Juga membiasakan membaca dan mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Quran.
Begini Praktik Terapi Al-Quran
Terapi al-Quran yang dilakukan SD Mumtaz dilakukan melalui tahapan berikut:
- Mengenalkan al-Quran pada siswa ABK sebagai kitab sucinya.
- Mendengarkan dengan khidmat bacaan al-Quran yang diucapkan oleh GPK-nya.
- Mengajak siswa ABK murajaah atau membaca bersama-sama ayat-ayat al-Quran sambil terus memfokuskan perhatiannya.
- Melatih bacaan al-Quran siswa ABK dengan tajwid yang benar sesuai dengan kemampuannya.
Gharlystia menerangkan, terapi al-Quran juga tidak sama dengan pembelajaran BTQ (baca tulis al-Quran). Karena terapi ini dapat dilakukan setiap hari dengan waktu dan tempat yang tidak terbatas.
“Terapi ini bisa dilakukan di kelas maupun di ruang sumber. Yang lebih unik adalah GPK yang melakukan terapi ini harus mencurahkan sepenuh hatinya, menerima dengan ikhlas apapun keadaan anak ABK yang didampinginya, serta yakin bahwa Allah pasti membantu anak-anak spesial ini menjadi anak yang lebih baik,” jelasnya.
Dia menambahkan, “Terapi al-Qur’an mampu membantu menenangkan jiwa siswa ABK. Memberikan kekuatan spiritual dan membentuknya jiwa yang kuat. Terbukti terutama pada siswa ABK jenis ADHD dan autis yang sering tantrum, kini emosinya menjadi lebih stabil dan tenang. Progres perubahan tingkah laku ke arah lebih baik juga sangat kentara.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni