
PPTQ Ahmad Dahlan Menggelar Daurah Internasional bersama Syaikh Al-Azhar, Oleh Dr Syamsudin MAg, Wakil Ketua PWM Jatim.
PWMU.CO – Pondok Pesantren Tahfidh al-Qur’an (PPTQ) Ahmad Dahlan, Ponorogo, Jawa Timur, menyelenggarakan Daurah Tahsin Qira’at Al-Qur’an Internasional, Kamis (26/1/2023). Dikatakan internasional karena pematerinya adalah Syaikh Nashiruddin Ishom, pakar ilmu-ilmu al-Qur’an dari Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Kegiatan ini berawal dari informasi yang terdapat dalam WhatsApp Group (WAG) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, 29 Desember 2023. Isinya: akan ada kunjungan pakar ulum al-Qur’an dari Universitas al-Azhar, Mesir, ke Jawa Timur, antara tanggal 19 Januari sampai dengan tanggal 30 Januari.
Dijelaskan dalam informasi itu, siapa saja yang ingin menyelenggarakan program atau kegiatan berupa daurah kitab I’lamul Awam, Tuhfatul Athfal, Matan Jazariy, atau program Talaqqy dan musyafahah bacaan al-Qur’an, atau kegiatan seminar terkait Ulum al-Qur’an, harap segera menguhubungi Syaikh Nashiruddin Ishom untuk pengaturan jadwal.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Ponorogo, Drs HM Syafrudin MA, menindaklanjuti informasi ini dengan mengundang Syaikh untuk Daurah Tahsin Qira’at Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidh al-Qur’an (PPTQ) Ahmad Dahlan.
Menurut Ustadz Shodiq Zaky Mubarok, Mudir PPTQ Ahmad Dahlan, peserta daurah ini ada 100 orang, terdiri dari guru-guru TPQ Muhammadiyah se-Kabupaten Ponorogo. Dalam daurah ini Syaikh Nashiruddin Ishom mengajarkan kitab karangannya yang berjudul I’lamil Awam bi Tajwid Khair al-Kalam. Kegiatan yang berlangsung antara pukul 08.00 hingga 15.00, ini ditutup dengan musyafahah dan talaqqi—di mana setiap peserta diminta untuk membaca surah al-Fatihah, untuk di-tashih oleh Syaikh.
Talaqqi adalah metode pembelajaran di mana murid bertatap muka atau berhadapan wajah dengan guru. Sementara musyafahah bermakna dari mulut ke mulut. Dalam hal ini murid belajar al-Qur’an dengan memerhatikan gerak bibir guru untuk mendapatkan posisi makharij al-huruf yang benar.
Sejak Zaman Nabi
Pendekatan pembelajaran al-Quran secara talaqqi dan musyafahah telah dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya metode ini diteruskan oleh generasi sahabat, tabi’in, para ulama ahli al-Qur’an berikutnya, dan seterusnya hingga sekarang.
Tujuannya agar cara baca al-Qur’an tepat sebagaimana bacaan yang telah didiktekan kepada Rasulullah SAW, yaitu, yaitu secara tartil. Sebagaimana terdapat dalam surah an-Naml, ayat: 6: Wa innaka latulaqqal-qur`āna mil ladun ḥakīmin ‘alīm. Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi al-Qur’an dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Juga firman-Nya dalam surah al-Furqan, ayat: 32:
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ ٱلْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَٰحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَٰهُ تَرْتِيلًا
“Berkatalah orang-orang yang kafir: ‘Mengapa al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).”
Untuk kepentingan tartil ini, Rasulullah SAW, pernah berpesan supaya umat Islam mempelajari bacaan al-Qur’an dari empat orang sahabat Nabi ahli al-Qur’an terkemuka.Yaitu Abdullah Ibnu Mas`ud, Salim, Mu`adz bin Jabal, dan Ubai bin Ka`ab. Sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih al-Bukhari, Kitab Fadhail Amal, Bab al-Qurra min Ashab an-Nabiy.
Berdasarkan sumber-sumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah di atas menjadi jelas bahwa metode pembelajaran al-Qur’an talaqqi dan musyafahah telah dipraktikkan sejak dari awal turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW.
Syaikh Nashruddin mengartikan tartil sebagai pembacaan al-Qur’an yang di dalamnya terkandung dua unsur, yaitu shahih an-nuthqi dan shahih al-fahm. Yang pertama adalah benar dalam pengucapan. Hal ini terdapat dalam ilmu tajwid. Yang kedua adalah benar dalam pemahaman, hal ini terdapat dalam ilmu tafsir.
Di samping di Ponorogo, Syaikh Nashruddin juga akan memberkan kajian di sejumlah kota. Di antaranya Malang, Bojonegoro, Gresik, dan Surabaya. Di Surabaya dia menyampaikan stadium general di Universitas Muhammadiyah Surabaya, pada tanggal 29 Januari 2023, dengan tema kajian, “Al-Qur’an wa Makanatuhu fi az-Zaman al-Mu’ashir” atau al-Qur’an dan Kedudukannya di Era Kontemporer. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post