Pujian untuk Musyda Aisyiyah Gresik; Liputan Ain Nurwindasari, Kontributor PWMU.CO Gresik. Editor Mohammad Nurfatoni
PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Siti Asmah MPd mengapresiasi penyelenggaraan Musyda Ke-11 Aisyiyah Gresik yang termasuk paling awal di antara Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) se-Jawa Timur.
Hal itu dia sampaikan dalam pembukaan Musyda di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (5/2/2023).
“Kami dari PWA sangat bersyukur. Dan memang pada hari ini yang sudah melakukan Musyda adalah kabupaten Gresik dan Mojokerto,” ucapnya mengawali sambutan.
Siti Asmah mengatakan sementara Gresik telah melaksanakan Musyda, tanfidz hasil Musyawarah Wilayah PWA Jawa Timur belum diterbitkan. “Padahal tanfidznya belum keluar ya Bu,” ucapnya.
Oleh karena itu PWA Jawa Timur mengapresiasi kepada PDA Gresik. “Kami sangat bersyukur bahwa Gresik hari ini sudah melaksanakan Musyda,” tuturnya.
Menurutnya Musyda Gresik ini tergolong cepat. “Luar biasa, karena ternyata sepekan yang lalu sudah memulai Musyda, dihadiri Bu Nur Haida, kemudian hari ini disambung dan akan disambung lagi tanggal 19 nanti. Dengan berbagai macam kegiatan ini sudah serasa muktamar,” ungkapnya.
Dia menambahkan terkait perpanjangan periode yang merupakan sebuah keistimewaan. “Istimewanya biasanya periode lima tahun, tapi karena ada Covid-19, jadi ada perpanjangan dua tahun. Jadi periode istimewa ini, tujuh tahun. Alhamdulillah,” tuturnya.
Pentingnya Program
Siti Asmah menjelaskan pentingnya penyusunan program kerja sebagai bagian dari agenda Musyda. “Karena ini meletakkan dasar-dasar seberapa kita mau berkiprah di Aisyiyah, tergantung pada program kerja,” terangnya.
“Dan alhamdulillah ada Ibu Wakil Bupati yang hadir, yang akan menyampaikan isu-isu strategis,” lanjutnya. Siti menjelaskan banyak isu-isu penting Jawa Timur yang perlu direspon oleh Aisyiyah.
“Kita punya Risalah Perempuan Berkemajuan, sementara di Jawa Timur, masih banyak perkawinan usia muda. Seharusnya secara undang-undang belum dinikahkan, tapi ini harus mendapatkan dispensasi di Jawa timur, begitu juga dengan angka perceraian sangat tinggi. Itu merupakan isu-isu yang sangat penting,” terangnya.
Siti mengimbau bahwa untuk program aAisyiyah yang akan datang, harus punya peran yang lebih signifikan lagi. “Karena kalau hari ini sama saja dengan kemarin, masih menjadi orang yang merugi. Apa yang kita kerjakan ke depan harus lebih baik,” tuturnya.
Dia berpesan agar dari Musyda ini dapat dimunculkan pimpinan dengan karakter perempuan berkemajuan.
“Karena kalau jadi pimpinan itu melaku sak melaku pasti dilihat. Seorang pimpinan itu menjadi teladan, terutama bagi generasi muda kita. Jadi kalau dalam filosofi 3R, pimpinan itu harus yang bener, pinter, kober,” tandasnya. (*)