Perlunya Tafakur tentang Kaderisasi Muhammadiyah; Liputan Ain Nurwindasari, Kontributor PWMU.CO Gresik. Editor Mohammad Nurfatoni
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Drs H Muhammad In’am MPdI menyampaikan pentingnya kaderisasi di Persyarikatan. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Tabligh Akbar Semarak Musyda Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Gresik, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (5/2/2023).
“Ahad pagi, pagi ini suasananya beda. Bedanya Ahad pagi kali ini kita kemas terkait dengan rangkaian prosesi Musyawarah Daerah Ke-11 Muhammadiyah dan Aisyiyah,” ucapnya mengawali sambutan.
In’am berharap agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan pimpinan baru yang segar untuk kepemimpinan yang akan datang.
“Qar’ kita tadi membaca surat Ali Imran (ayat 189-194),” ucapnya. Ia lantas mengaitkan dengan kisah sebab turunnya ayat ini.
“Ketika Bilal dipanggil Rasulullah SAW, untuk mengumandangkan adzan Subuh, tapi Rasulullah tidak langsung keluar. Lama ditunggu. Lantas Bilal menengok Rasulullah. Ternyata Rasulullah sedang menangis. Lalu Bilal bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis’,,” kisahnya. “Rasulullah lantas menjawab, ‘Bilal barusan aku menerima wahyu dari Allah SWT:
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (Ali Imran:191)
Menurut In’am ayat tersebut sangat agung sampai Rasulullah SAW menangis ketika menerima wahyu tersebut.
“Sehingga ketika orang membaca ayat kemudian memikirkan, apa yang Allah gelar dalam ciptaan-Nya antara langit dan bumi. Mereka betul-betul akan dapat menyimpulkan ‘Rabbanaa maa khalaqta baathila subhaanaka faqinaa ‘adzaabannar’. Bahwa apa yang Allah ciptakan di jagad ini mulai yang terkecil sampai yang terbesar yang tampak dan yang tak tampak, tidak ada yang sia-sia,” terangnya.
Oleh karena itu, In’am mengimbau agar warga Muhammadiyah ikut terpanggil untuk merenung, ikut memikirkan (tafakur).
“Khususnya terkait dengan perkembangan Persyarikatan kita di masa yang akan datang. Kaitannya dengan regenerasi, kadersisasi, baik di lingkungan daerah muhammadiyah maupun aisyiyahnya, baik di tingkat cabang maupun rantingnya,” ungkapnya.
Dia meyakinkan kerja keras dalam membangun amal usaha saat ini, juga perlu dipikirkan generasi yang melanjutkan perjuangan persyarikatan Muhammadiyah.
“Sudahkah kita berpikir siapakah yang akan melanjutkan perjuangan ini. Semua itu jawabannya ada pada kita masing-masing,” ucapnya.
Karena menurut In’am kenyataan saat ini menunjukkan, semakin tahun umat Islam mengalami krisis kaderisasi.
Perlunya Kaderisasi
Ia lantas menyampaikan sebuah hadits terkait pentingnya kaderisasi, terutama kaderisasi ulama.
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari).
“Rasulullah mengingatkan kita ketika Allah berkehendak mencabut ilmu bukan serta merta ilmunya dicabut. Ulamanya dulu yang dicabut, ulama dulu yang dipanggil satu per satu,” jelasnya. Menurutnya, ketika ulama habis maka umat akan mengalami kebingungan untuk memilih pemimpin.
“Saat itulah kemudian ketika umat mengalami permasalahan, pemimpin berusaha memberi solusi kepada umat namun tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan,” terangnya.
Oleh karena itu ia menilai pertemuan Tabligh Akbar ini merupakan pertemuan yang luar biasa.
“Dan sekaligus pertemuan ini mengilhami kita, supaya ada generasi yang ambil bagian meneruskan amal usaha,” ungkapnya.
In’am mengungkapkan perjuangan para pendahulu (amal usaha Muhammadiyah di Gresik) yang menurutnya luar biasa.
“Sampai menghasilkan berbagai amal usaha yang tumbuh di berbagai cabang. Semoga menjadi amal jariyah bagi beliau-beliau, semoga mendapat maghfirah dan rahmat Allah, dan mudah-mudahan kita sebagai generasi penerusnya mampu melanjutkan perjuangan,” tuturnya.
Ia berharap agar Musyawarah Daerah Ke-11 Muhammadiyah Gresik yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 Februari dan puncaknya tanggal 19 Februari 2023 berjalan dengan lancar.
“Dan menghasilkan keputusan yang sangat bermakna untuk kita di masa yang akan datang,” tandasnya. (*)