Presiden Lestari Hikmah Malaysia Kunjungi STIQSI Lamongan. Liputan Gondo Waloyo, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains al-Ishlah (STIQSI) Lamongan mengadakan Stadium General di Aula Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur, Senin (30/1/2023).
Kegiatan yang bertema Al-Quran, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban ini, menghadirkan Presiden Lestari Hikmah Malaysia, Mohd Rashidi dan Sekjennya Syed Fadzil. Acara berlangsung pukul 07.00 – 09.15 WIB.
Hadir dalam acara ini Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah, Drs KH Muhammad Dawam Sholeh, didampingi Ketua STIQSI Lamongan, Dr Piet Hizbullah Khaider, MA. Terdapat 150 peserta, terdiri dari perwakilan kelas XII MA Al-Ishlah, para mahasiswa, dosen dan tata pamong STIQSI.
Drs KH Muhammad Dawam Sholeh menyambut hangat kunjungan tamu dari negeri jiran tersebut. Dia berharap, semoga hubungan STIQSI Lamongan dengan Lestari Hikmah (LH) Malaysia ini makin erat dan ke depan saling memperkuat.
“Semoga terus bisa ditingkatkan hubungan dua lembaga, yakni STIQSI Lamongan dengan LH Malaysia. Kita serumpun dan seiman, seagama, harus menjalin ukhuwah islamiyah,” tandas alumnus KMI Gontor Tahun 1972 ini.
Terheran Saat Tahu Kuliah di STIQSI Gratis
Mohd Rashidi, President of Lestari Hikmah Malaysia, merasa bangga bisa mengenal lebih dekat STIQSI Lamongan yang berada di Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung ini. Dia sangat heran, ketika mengetahui bahwa kuliah di STIQSI, kebutuhan makan dan tempat tinggal mahasiswa gratis.
Selanjutnya, Rashidi dalam acara Stadium General ini, mengungkapkan kebanggaannya terhadap Indonesia yang telah melahirkan pemikir besar seperti Ahmad Hassan Bandung, hingga Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dari Aceh.
“Sejak tahun 1950 sampai 1980an, Indonesia patut berbangga telah melahirkan pemikir-pemikir ulung yang amat berjasa bagi kami bangsa Malaysia. Kami dapat meminjam buah pikiran untuk khazanah Islam,” kata presiden LH yang kini berusia 32 tahun tersebut.
Dalam paparan materinya, Rashidi membahas seputar fungsi al-Quran sebagai pusat inspirasi peradaban dunia. Menurutnya, peradaban dunia yang didominasi orang Eropa, tidak mengakui dan bahkan cenderung mengkerdilkan orang-orang muslim di Asia dan Afrika. Mereka menyebut, orang muslim Asia dan Afrika bodoh dan malas.
Menurut Rashidi, umat Islam kini sudah mulai mengambil peran dalam peradaban dunia. Hal itu dibuktikan adanya organisasi muslim di Turki yakni Milli Gorus, yang mengawasi 500 masjid. Dia juga mengakui peran Muhammadiyah di Indonesia yang memiliki amal usaha mandiri, mampu meregenerasi kader lewat kampusnya yang banyak. Sementara di Malaysia juga pernah ada gerakan Al-Arqam namun kini telah terkubur.
Ketua STIQSI Ajak Kerjasama Buka Kelas Internasional
Tampil sebagai pemateri kedua, Ketua STIQSI, Dr Piet Hizbullah Khaider MA. Dia menjelaskan, al-Quran, saat itu hadir dan Allah turunkan di zaman peradaban yang hanya mengasah otak, namun tidak pada hati.
“Karena itu, mereka disebut umat jahiliyah karena hatinya yang tidak terasah. Maka al-Quran mendobrak pintu kebodohan saat itu,” ucapnya.
Menurutnya peradaban akan menjadi mulia bila tersentuh al-Quran, karena al-Quran relevan dengan zaman kekinian. Apalagi kalau peradaban terbangun dari poros Barat tanpa melibatkan nilai-nilai qurani, maka akan cenderung memaksa siapa saja.
Di akhir materi, Piet mengajak presiden LH Malaysia, Mohd Rashidi setelah berkunjung langsung ke STIQSI ini, untuk melanjutkan kerjasama membuka kelas internasional yang sempat tertunda karena Covid-19.
“Semoga tahun depan atau tahun ini kita bisa realisasikan,” harap Piet, Ketua Umum DPP IMM Tahun 2001-2003 ini.(*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni