Hadapi Tantangan Berat, Muhammadiyah Gresik Harus Lakukan 3 Hal Ini, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Tantangan Muhammadiyah di Gresik semakin berat. Ada tiga hal yang bisa menjadikan Muhammadiyah berkemajuan disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Moh Sulthon Amien MM dalam pembukaan Musyawarah Daerah (Musyada) Ke-11 Muhammadiyah Gresik, Ahad (12/2/23).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Kabupaten Gresik, dia menjelaskan hal pertama yang harus dilakukan adalah memaksimalkan peran masjid sebagai tempat pengkaderan.
“Masjid kita harus bisa dijadikan seperti pada zamannya Rasulullah. Masjid harus dijadikan sebagai pusat pusat kebudayaan Islam. Membangun masjid tidak sekadar masjid saja,” ujarnya di depan peserta Musyda Ke-11 Muhammadiyah Gresik.
Masjid kita, lanjutnya, harus lebih bagus, bacaan imamnya bagus, jamaahnya banyak, kegiatan pengajian juga bagus. “Masjid kita juga bisa menyediakan kopi bagi jamaah,” katanya disambut tepuk tangan peserta.
Maka, lanjutnya, di PWM Jawa Timur sekarang ada Lembaga Penembangan Cabang, Ranting, dan Masjid (LPCRM). Pada periode ini, sambungnya, LPCR ditambah dengan M yaitu Masjid sehingga keberadaan masjid menjadi fokus dalam perberdayaan dan kebermanfaatan masjid dalam pembinaan kader di Muhammadiyah.
“Untuk itu, masjid Muhammadiyah juga harus memiliki profil data jamaahnya. Mana jamaah yang profesional dan mana jamaah yang perlu disantuni,” tuturnya.
Maha Berkreasi
Moh Sulthon Amien menyampaikan Muhammadiyah bukan teks tetapi sudah konteks. Untuk itu, Muhammadiyah harus mampu melahirkan leader yang berkemajuan.
“Maka, kita sebagai kader Muhammadiyah harus terus berpikir, berpikir, berinovasi, dan berkreasi,” tekannya.
Dia menuturkan dalam Surat al-Alaq, Iqro’ bismirabbikalladzii kholaq. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan seluruh makhluk. Kata kholaq dalam bahasan Indonesia adalah mencipta, tetapi dalam bahasa Inggris, artinya kreasi. Allah yang Mahakreasi, berkreasi,” tuturnya.
Di sini, jelasnya, Mahakreasi yang mampu menginspirasi kita semua. Maka, Muhammadiyah jangan banyak dibicarakan, tetapi harus banyak berkreasi, memiliki kreativitas dalam menjalankan Persyarikatan ini.
Hal ketiga yang menjadi perhatian Muhammadiyah adalah pendidikan. Pendidikan di Muhammadiyah harus unggul. Ketika sekolah-sekolah Muhammadiyah unggul, maka yang harus dikembangkan adalah karakter tepo seliro (tenggang rasa)
“Muhammadiyah harus komunal, berpikir secara bersama-sama. Ketika sekolah Muhammadiyah unggul, maka yang harus diperhatikan adalah menyejahterakan guru,” katanya.
Dengan inilah, tegasnya, Gresik menjadi the best untuk nasional. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.