PWMU.CO– Strategi menjadi kader sukses menjadi topik khotbah Jumat M. Khoirul Anam MPdI di Perkemahan Jumat-Sabtu Kepanduan Hizbul Wathan SD Muhammadiyah 21 Surabaya di Agro Mulia Prigen Pasuruan, Jumat (10/2/2023).
Setiap manusia terlahir menjadi sang juara, kata alumnus Magister Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya ini. Allah swt menciptakan manusia sejak dalam kandungan sudah di- setting menjadi juara.
”Calon bayi berasal dari jutaan spermatozoa yang jumlahnya jutaan itu berlomba-lomba ingin membuahi ovum. Yang berhasil hanya satu. Itu kita yang kemudian terlahir ke dunia,” katanya di hadapan jamaah peserta pandu HW SD Muhammadiyah 21 Surabaya.
Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PWM Jatim periode 2015-2022 ini lantas menjelaskan, strategi menjadi kader sukses. Pertama, melakukan percepatan diri.
Percepatan diri, kata dia, adalah perubahan kecepatan per satuan waktu. Rumus kecepatan adalah jarak dibagi waktu. Ditulis v = s ÷ t.
”Kalau kecepatan diri maksimal maka yang terjadi adalah perubahan. Manusia harus mampu bergerak cepat mengikuti zaman,” tandasnya.
Al-Quran, sambung dia, mengajarkan agar melakukan kecepatan dalam berbuat kebaikan dan tidak menundanya. Diajak berfastabiqul khairat.
Tahun 1945, Jepang pernah hancur ketika kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat. Pada tahun itu Indonesia juga merdeka. Dua negara ini sama-sama ingin bangkit dari keterpurukan.
”Bagaimana hasilnya? Kita kalah jauh dengan Jepang. Warga Jepang mampu memompa kecepatan dirinya. Dulu kita dijajah Jepang. Sekarang pun masih dijajah melalui Batalyon Suzuki, Yamaha, bahkan barisan Ajinomoto,” katanya.
Kedua, Disiplin Waktu
Waktu adalah batas awal dan akhir. Manusia tidak akan sukses kalau belum bisa memenggal waktu dengan program kerja, target kegiatan, hasil capaian. ”Seseorang disebut disiplin apabila mengerjakan tugas dan pekerjaan tepat pada waktunya,” kata Wakil Ketua PCM Simokerto.
Orang yang sukses, lanjut dia, siapapun orangnya pasti hidupnya disiplin dalam segala hal.
Dalam perang Uhud umat Islam mengalami kekalahan kenapa kalah? Karena ada 50 pasukan pemanah yang tidak disiplin. Mereka tidak taat terhadap komando Rasulullah saw karena meninggalkan tempatnya karena berebut ghanimah.
Ketiga, bersaing secara prestatif. Pak Choy, panggilan akrabnya mengatakan, bersaing secara prestatif dengan membangun kompetisi sehat. Prinsip hidup seorang mukmin bukan mencari kemenangan tapi karya. Kemenangan itu dipergilirkan. Kadang hari ini menang, esok kalah. Hari ini kalah, bisa rugi tapi besok kita bisa menang dan beruntung.
Surat at-Taubah: 105
Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Keempat, bersinergi. Di perkemahan ini dibentuk kelompok. Ada ketua dan anggota. Kalau ingin menang dan sukses, maka harus bersinergi, selalu komunikasi. Tidak boleh jalan sendiri-sendiri.
”Jika ada masalah dan kesulitan bermusyawarahlah. Atau bertanya kepada ahlinya maka akan ada jalan terang,” ujar Wakil Kepala SD Muhammadiyah 21 Surabaya.
”Inilah strategi menjadi kader sukses dan prestasi, Rasulullah saw sangat suka prestasi, jadi kita umatnya, harus selalu menjadi yang terbaik. Allah swt menyampaikan kuntum khaira ummat ukhrijat linnaas,” tandasnya.
Penulis M. Khoirul Anam Editor Sugeng Purwanto