Bantuan Muhammadiyah Jangkau Gaziantep, Titik Terparah Gempa Turkiye, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Situbondo Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Usai melakukan penggalangan dan memperoleh dukungan dana dari Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turkiye pun bergerak untuk menyalurkan bantuan kepada mereka yang terdampak gempa bumi di Turkiye.
Bantuan ini disalurkan dalam beberapa tahap, sesuai dengan koordinasi bersama Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turkiye. Selain itu, minimnya jumlah relawan karena sebagian besar juga merupakan penyintas gempa, mengharuskan distribusi bantuan dilakukan secara bertahap.
Relawan KL Lazismu PCIM Turkiye Tri Julia Wulandari menuturkan, saat penyaluran bantuan tahap pertama masih kesulitan untuk memasuki kawasan Gaziantep. Setelah melakukan koordinasi dengan salah satu pengurus PCIM Turkiye yang tinggal di sana, bantuan pun bisa disalurkan kepada warga yang terdampak. Bantuan tersebut berupa sembako dan perlengkapan untuk menghadapi cuaca dingin seperti pakaian, sarung tangan, dan kaos kaki.
“Untuk wilayah Gaziantep ada beberapa titik yang tidak terlalu mengalami kerusakan besar. Pada saat kejadian, toko-toko masih ada yang buka. Salah satu kader PCIM Turkiye di wilayah yang masih aman tersebut kami ajak berkoordinasi dan membantu para penyintas di wilayah yang sangat parah. Mereka tidak membawa alas kaki, alat kebersihan, dan pakaian yang memadai saat gempa terjadi. Setelah gempa pertama dan kedua, bangunan mereka sudah roboh. Wilayah Gaziantep yang parah,” ungkapnya seperti ditulis suaramuhammadiyah.id.
Bantu WNI Penyintas di KBRI
Pada Kamis (09/02/2023), KL Lazismu PCIM Turkiye kembali menyalurkan bantuan melalui para relawan yang diterjunkan ke Ankara. Sasaran penyaluran bantuan yang dilakukan pada pukul 17.00 TRT (waktu Turkiye) adalah para WNI (Warga Negara Indonesia) yang sudah dievakuasi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara melalui Ketua PPI Ankara. Saat penyaluran bantuan, para relawan juga mendengarkan cerita dari mereka yang mengalami kejadian gempa besar tersebut.
“Seperti yang kita ketahui, gempa hebat berkekuatan 7,8 M ini membuat kota yang mereka (WNI) tinggali hancur. Bahkan di Kharamanmaraş tingkat kehancuran bangunan mencapai 75 persen dan kemungkinan akan terus bertambah. Hal tersebut membuat para penyintas masih merasakan trauma mendalam dan membuat mereka meyakini bahwa hampir setiap saat bumi ini bergoyang dan masih ketakutan. Banyak dari mereka yang bercerita bahwa masih takut jika sendirian dan tetap waspada karena masih terus merasakan gempa bumi seperti yang dirasakan di kota mereka kemarin,” papar Julia.
Banyak di antara penyintas, lanjutnya, yang takut dengan gempa susulan dan bangunan runtuh menimpa mereka. Mereka masih takut dengan gerakan yang berlebih, suara keras, dan sampai saat ini masih merasakan gempa bumi
“Tetapi kami bersyukur kami bisa dievakuasi secepatnya ke Ankara. Jujur kami di sana tidak bisa tidur lelap dan selalu dalam keadaan waspada,” ucapnya menirukan cerita salah satu penyintas gempa.
Banyak di antara mereka, sambungnya, yang keluar rumah dengan pakaian seadanya dan tidak layak untuk dipakai menahan cuaca dingin yang ekstrem pada saat gempa terjadi. Salah satu penyintas menuturkan dengan raut wajah sedih, “Kami hanya pakai baju tidur kami, dan tidak pakai alas kaki. Setelah gempa reda, kami juga ikut tertimpa reruntuhan bangunan,” kembali Julia menirukan cerita penyintas.
Melalui perwakilan relawan, KL Lazismu PCIM Turkiye kembali menyambangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara. Serupa dengan kunjungan sehari sebelumnya, bantuan diberikan kepada para penyintas yang telah dievakuasi di tempat tersebut. Bantuan yang diberikan berupa sembako, alat kebersihan, dan beberapa kebutuhan lainnya sesuai dengan pendataan yang telah dilakukan.
Kedatangan para relawan ini disambut oleh perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turkiye yang telah berada di Wisma KBRI. Tri Julia Wulandari, salah satu relawan yang merupakan Staf Administrasi KL Lazismu PCIM Turkiye menyebutkan, selain sembako dan alat kebersihan, bantuan yang diberikan berupa keperluan pribadi pria dan wanita.
“Juga ada celana panjang, sarung tangan, kaos kaki, serta obat-obatan yang dibutuhkan. Sebagian besar merupakan perlengkapan untuk menghadapi musim dingin yang sedang mencapai puncaknya di Turkiye,” urainya.
Perjuangan Penyintas Bertahan Hidup
Di KBRI, ujarnya, para penyintas mengungkapkan beragam cerita. Mulai dari cara bertahan hidup selama mengungsi di kota yang terdampak gempa hingga akhirnya dievakuasi oleh pihak KBRI Ankara. Juga ketakutan yang dialami sehingga tidak bisa tidur lelap akibat gempa susulan dan suhu udara yang semakin turun.
“Bahkan, anak-anak dari Kota Kharamanmaraş memilih menghabiskan malam pertama pasca gempa dengan bermalam di gazebo, meski harus melawan cuaca dingin yang sangat ekstrem akibat rasa takut adanya gempa susulan,” jelasnya.
“Aku sudah tidak mau lagi main salju di luar. Sudah cukup dingin kemarin di sana (kota tempat tinggal mereka) rasanya seperti kaku badanku, apalagi ‘mont’ (jaket musim dingin) sudah basah dan berbau asap,” ungkap Julia menirukan cerita salah satu anak penyintas gempa.
Julia mengungkapkan kekagumannya terhadap para penyintas gempa. Meskipun harus berada pada situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan, mereka tetap bisa bertahan.
“Pada saat kejadian itu subuh waktu Turkiye dan hujan salju yang sangat tebal. Tapi teman-teman di wilayah terdampak masih bisa bertahan dengan pakaian seadanya. Bahkan di wilayah Kharamanmaraş teman-teman di sana tidak makan makanan berat selama hampir 24 jam. Mereka hanya makan makanan seadanya dan juga harus berbagi kepada sesama pengungsi lainnya,” ungkapnya.
Kehadiran para relawan Muhammadiyah ini turut memberikan semangat kepada para penyintas. Selain Julia, relawan lainnya adalah Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Turkiye yang juga merupakan Staf Program KL Lazismu PCIM Turkiye Bella Kinanti, serta anggota PCIA Turkiye Nisa Nur Jafna. Sebagai kader, Julia juga aktif di Majelis Pustaka dan Informasi PCIM Turkiye.
Rekening Donasi Gempa Turkiye
Dihubungi PWMU.CO Ahad (11/2/2023), Direktur Pendayagunaan dan Pendistribusian Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Upik Rahmawati menyampaikan rasa syukurnya bantuan Muhammadiyah untuk penyintas Gempa Turkiye sudah terdistribusi, bahkan sampai ke titik terparah bencana.
“Ketika awal terjadi bencana di Turkiye, teman-teman di KL Lazismu PCIM Turki langsung melakukan penggalangan dana dan secepatnya memberikan bantuan. Maka segera kami support juga dana dari Lazismu PP Muhammadiyah sehingga lebih banyak penyintas gempa Turkiye yang mendapatkan bantuan,” ungkapnya.
Upik – sapaan akrabnya, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada relawan KL Lazismu PCIM Turkiye yang bekerja dengan cepat mendistribusikan bantuan hingga ke titik terparah.
“Terima kasih juga kepada para donatur yang telah memberikan kepercayaan kepada Lazismu. Selain mengirimkan bantuan tersebut, Muhammadiyah juga mengirimkan Tim Medis Darurat atau Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah yang akan bertolak ke Turki bergabung dengan Tim Bantuan Kemanusiaan Republik Indonesia untuk Turkiye,” jelasnya.
Donasi untuk penyintas gempa Turkiye bisa disalurkan ke rekening Lazismu di BCA 8780 171 171. Bisa juga ke rekening Lazismu Jatim di BSI 9000002221 atau Bank Muamalat 7710015635. (*)